Note: Bahasa nonbaku, nyehehehe:)
Jisoo hanya bisa mendesah pasrah karena mendapat balasan Rosè, yang tidak mau menemaninya pergi membeli makanan. Alasannya klise, malas untuk beranjak dari tempat tidurnya. Nayeon juga, anak pemilik kost an tempat ia tinggal sekarang ini juga tidak mau menemani karena beralasan mengerjakan tugas dari dosen. Padahal sudah di iming - iming akan dibelikan Hamburger keju kesukaan dan hanya minta ditemani sebentar, tapi tetap saja tidak mau
Kalau bukan karena perut Jisoo sudah berbunyi minta diisi, Jisoo juga ogah pergi keluar sendirian membeli makanan, apalagi tiba - tiba ngidam makan Ayam
Jadi mahasiswa yang tingga jauh dari Orangtua itu memang berat, seperti ini lah contohnya. Kelaparan dimalam hari, tidak ada yang akan memasakkan makanan kecuali masak sendiri. Biasanya kalau tinggal dirumah, tinggal minta masakkan Ibu saja dan duduk manis menunggu. Kalau sekarang? Boro - boro menunggu, kalau tidak diri sendiri yang melakukannya, ia bisa kelaparan. Lalu saat ini ditambah Jennie yang jadi tukang masak pulang kampung, Nayeon tidak akan mengizinkan Jisoo untuk memasak didapur, Nayeon masih sayang dengan dapurnya, ia tidak mau membiarkan Jisoo menghancurkan tempat itu dalam sekejap. Makan Ramyeon? Tidak, Jisoo sudah bosan makan itu terus - menerus disaat menghemat uang ditanggal tua, mending ramyeonnya disimpan saja untuk saat itu
Pas sekali, dia baru saja mendapat kiriman bulanan. Jadi bisa lah sedikit foya - foya, toh untuk diri sendiri kok. Masalah nanti tidak ada uang itu urusan nanti, masih ada Irene si konglemerat yang entah kenapa mau ngekost ditempat yang tidak mewah ini. Irene pasti dengan senang hati meminjaminya uang kalau lagi kesusahan. Ah, Sunbaenya itu memang sudah baik hati, tidak sombong, cantik dan rajin menabung pula. Tapi yang terakhir tidak deh, gimana mau nabung kalau setiap hari belanja mulu ke Mall?
"Hati - hati dijalan ya, kak Chu. Jangan ngebut, jalanan pasti licin karena habis hujan."
Rosè mengantarnya sampai kepintu, tanpa menjawab Jisoo hanya memberikan pose 'oke' pada Dongsaengnya itu lalu memakai helm berwarna merah mudanya. Mestater motor, dan keluar dari pekarangan
Jisoo mengendarai motor maticnya pelan, tak mau terburu - buru lebih tepatnya, karena mau menikmati perjalanannya yang hening dan ditemani semilir angin yang menyejukkan, sekalian jalan - jalan. Sepertinya memang lebih baik pergi sendiri tanpa ditemani siapapun. Mungkin Jisoo akan mutar - mutar dulu nanti setelah beli Ayam. Tidak ada yang mencarinya juga kok, jadi tidak masalah
Motornya berhenti tepat diperempatan, lampu yang tadinya hijau berganti menjadi lampu merah selama 3 menit. Lama memang, tapi tak masalah. Toh Jisoo tidak ada keperluan yang mendesak atau apapun jadi yah tidak masalah
Merogoh ponselnya didalam saku hoodie yang ia gunakan, membalas pesan dari Rosè yang nitip membeli soda dan pembalut. Heol, tadi diajak tidak mau, malah memerintah ckckck. Untung Jisoo anak yang baik hati dan tidak sombong
Setelah membalas pesan Rosè, Jisoo kembali memasukkan ponselnya kedalam saku hoodie, tepat saat ia kembali menatap kedepan, sebuah mobil sedan juga berhenti disebelahnya
Masih ada kurang lebih 2 menit untuk lampu merah itu berubah menjadi hijau. Entah Jisoo terlalu gabut atau bagaimana, mata Jisoo melirik - lirik kesekitar yang sepi. Hanya ada ia dan mobil sedan disebelahnya saja
Saat matanya jatuh pada sebuah papan iklan raksasa, mata Jisoo berubah menjadi berbinar - binar
"Omo! Ternyata poster iklan itu sudah ditempel."
Mulut Jisoo membulat kecil. "Gila! Gans bener dah tuh muka. Heran gue, ibu nya ngidam apaan coba, sampai bisa punya anak segans Taehyung."
KAMU SEDANG MEMBACA
Story About Us
FanfictionHanya kumpulan kisah manis yang tak selalu berujung manis Hanya kumpulan kisah pahit yang kalian tahu, pahitnya obat itu menyembuhkan Well, Aku akan selalu berterima kasih pada kalian yang berminat membaca kisah Kim Jisoo dan Kim Taehyung yang tak s...