.
.
πDejun menatap malas pada sebuah undangan pernikahan yang berada di tangannya. Ia menimang, haruskah ia pergi atau tidak? Jujur, Dejun itu sangat benci dengan yang namanya pernikahan. Tapi, yang menikah ini adalah sahabat baiknya sejak kecil dulu.
Menghela napas panjang, Dejun meletakkan undangan itu ke atas meja. Ia lalu menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa di belakangnya. Kepala Dejun menengadah, matanya menatap langit-langit apartemennya yang berwarna putih.
Pikirannya menerawang ke masa lalu, di mana ia juga pernah bermimpi bisa menjadi salah satu di antara mereka yang bisa merasakan apa yang dinamakan dengan menikah.
Tapi semuanya hancur. Saat kebahagiaan itu hanya tinggal selangkah lagi, namun karena mantan kekasih brengseknya itu, Dejun harus menahan malu dan sakit hati. Karena mantan kekasihnya itu malah menyelingkuhi dirinya dan memilih selingkuhannya itu. Dan itu terjadi seminggu sebelum keduanya menikah.
Dan hal itulah yang membuat Dejun trauma dengan namanya cinta, apalagi pernikahan.
"Dejun?"
Dejun tersentak kaget saat seseorang menyentuh pundaknya. Ia lantas membenarkan posisi duduknya dan menatap seseorang itu yang sekarang sudah duduk di sampingnya.
"Hendery? Sudah pulang?" Tanya Dejun pada roommatenya itu.
Hendery menganggukkan kepalanya, "iya. Aku kehilangan inspirasi, jadi memutuskan untuk pulang." Jawab Hendery dengan nada lesu.
Hendery adalah seorang pelukis, yang mana lebih sering menghabiskan waktunya di dalam galeri miliknya dibanding di apartemen yang ia sewa bersama Dejun ini. Hendery hanya kembali ke apartemen saat malam hari, itupun jarang, karena Hendery lebih sering tidur di galeri dibanding di kamarnya yang ada di apartemen.
Sementara Dejun adalah seorang editor di perusahaan majalah ternama di Seoul. Mereka berdua memutuskan untuk menyewa apartemen ini semenjak mereka kuliah dulu.
Pertemuan pertama mereka tidak ada yang spesial. Keduanya bertemu saat penerimaan mahasiswa baru di universitas mereka. Mengetahui keduanya berkewarganegaraan yang sama, yaitu China, keduanya mulai berteman.
Hingga semester kedua datang, Hendery harus tinggal sendiri di apartemennya karena teman sekamarnya dulu, harus pulang ke kampung halamannya. Dan Hendery ingat saat itu, jika Dejun butuh tempat tinggal lain karena pemuda itu merasa tak enak jika harus terus tinggal bersama paman dan bibinya.
Maka hari itu setelah kelasnya selesai, Hendery menunggu Dejun di depan fakultas pemuda Xiao itu. Mereka memang sudah berjanji pada malam sebelumnya, dan setelah Dejun selesai dari kelasnya, ia menghampiri Hendery dan akhirnya mereka pergi ke kafetaria di universitas mereka.
Dan mulai saat itu, keduanya sepakat untuk menyewa apartemen yang ditempati Hendery bersama. Keduanya juga bekerja separuh waktu di tempat berbeda. Dejun di minimarket dekat apartemen sementara Hendery di perpustakaan kota.
Keduanya masih bersama hingga usia mereka kini sudah hampir menginjak kepala tiga. Sebenarnya, empat tahun lalu, jika saja pernikahan Dejun tidak gagal, lelaki itu sekarang sudah dipastikan hidup bahagia di rumah sederhana dengan suami dan anak-anaknya yang manis dan lucu. Karena memang itulah impian Dejun.
Tapi Tuhan berkata lain. Dejun tidak ditakdirkan untuk mewujudkan mimpi indahnya, hingga saat ini. Atau bahkan Dejun memang sudah membuang mimpinya untuk hal semacam itu. Dejun tidak lagi mau bermimpi, berharap, atau hal semacamnya. Karena rasa sakit itu selalu muncul saat Dejun ingin mencobanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALL ABOUT US (HENJUN/HENXIAO)
FanfictionBerisi kumpulan ficlet, oneshoot, twoshoot, threeshoot, and many more. HenJun/HenXiao. With Other member WayV and NCT. And maybe with member NPC and NEX7. Warning! ⚠ BxB ⚠ OOC And Typo's © Sweatpanda89 🐼🐼