Move On

7.3K 702 132
                                    

π

Dejun tengah berguling-guling di atas tempat tidurnya sembari menggerutu pelan. Sementara Hendery, ia duduk di atas karpet berbulu berwarna peach yang ada di depan ranjang sembari fokus menonton film yang diputar di teve milik pemuda Xiao.

Dejun mengambil ponsel pintarnya yang tergeletak di atas nakas samping kanan tempat tidurnya. Ia membuka akun sosial medianya yang kemudian ia lihat-lihat isinya. Dejun berteriak kesal saat melihat postingan sang mantan yang sudah mempunyai pengganti dirinya itu.

Hendery yang mendengar suara teriakan sahabat dari kecilnya sontak menolehkan kepalanya dan mendengus malas.

"Lucas lagi?" Hendery bertanya retoris. Nadanya terdengar malas dan matanya hanya sekian detik menoleh pada sang tuan rumah.

Dejun yang mendapat pertanyaan begitu hanya menggembungkan pipinya, merasa kesal dengan pertanyaan pemuda Wong itu.

"Kalau sudah tahu, kenapa kau bertanya lagi? Dasar menyebalkan!" Dejun mendengus kesal. Tangannya meraih bantal kesayangannya yang kemudian ia lemparkan pada Hendery yang duduk tepat di hadapannya.

Hendery kaget. Tentu saja, siapa yang tidak kaget begitu kau fokus dengan tontonnanmu tiba-tiba ada bantal terbang yang mengenai kepalamu?

"Dasar kekanakan." Gumam Hendery sembari berdiri. Ia memposisikan dirinya untuk duduk tepat di hadapan Dejun. Di atas kasur Dejun.

Sang pemuda Macau memperhatikan bagaimana raut wajah Dejun. Wajahnya terlihat memerah, karena menahan marah juga kesal dengan diiringi umpatan-umpatan pelan yang pemuda itu keluarkan untuk sang mantan kekasih.

"Hei, mau kuajari sesuatu?" Hendery bertanya setelah sekian menit ia habiskan untuk memperhatikan wajah Dejun yang amat manis itu.

Dejun mengalihkan pandangan dari ponselnya itu. Alisnya menyatu, merasa bingung dengan tawaran yang diajukan sahabatnya itu.

"Kau mau mengajariku apa?" Tanya Dejun bingung.

Hendery tersenyum manis, matanya menatap lurus pada mata Dejun. Membuat yang ditatap menjadi salah tingkah.

"Move on," jawab Hendery tanpa ragu.

Dejun membuka mulutnya, hendak mengucap beberapa kata namun tak satupun yang keluar dari mulutnya itu.

Dejun bingung, tentu. Karena setahu dirinya yang sudah bersama Hendery bertahun-tahun lamanya, Dejun belum pernah sekalipun melihat sahabatnya itu berpacaran. Berkencan mungkin pernah, tapi pemuda itu tak pernah serius untuk menjalin hubungan dengan orang lain.

Jadi, Dejun merasa ragu tentu saja!

"Haha! Kau bercanda ya Wong?" Dejun menatap penuh sanksi pada sahabatnya itu.

Hendery menghela nafas panjang, ia kembali menatap Dejun setelah beberapa saat lalu ia mengalihkan pandangannya.

"Aku serius Dejun. Meskipun ya, aku nol dalam urusan percintaan, tapi untuk hal seperti ini aku sudah belajar."

Dejun speechless mendengar penuturan sang sahabat. Hendery itu bodoh atau bagaimana? Mana mungkin ada orang di dunia ini yang belajar move on dulu baru belajar cinta? Terkadang, Dejun mempertanyakan bagaimana cara kinerja otak sahabatnya itu.

"Tsk! Kau terlalu lama. Kemarikan ponselmu." Hendery mengambil dengan mudah ponsel yang ada dalam genggaman tangan Dejun.

Dejun sendiri yang tak mengerti apa-apa hanya bisa pasrah melihat kelakuan Hendery.

"Pertama, kau harus menghapus semua kenangan dengan mantanmu itu," Hendery mulai memberi tutorial move on a la Hendery Wong.

"Apa-apaan?!" Dejun tidak terima, ia berniat mengambil alih ponselnya namun terhalang tangan panjang Hendery yang menahan tubuhnya.

"Aku hanya menghapus yang di ponselmu Dejun. Kau kira aku tak tahu kau sudah menyalin semuanya ke laptopmu itu?" Hendery berucap tanpa melihat ke arah Dejun. Dejun sendiri hanya bisa memicingkan matanya, menatap tajam pada Hendery.

"Ini," Hendery mengulurkan ponsel berchasing hitam itu pada sang empunya. Dejun mengambil ponselnya dengan terburu. Ia lantas mengotak-atik ponselnya dan kembali memukul Hendery dengan guling.

"Sialan! Kenapa kau menghapus semuanya?" Dejun mengumpati Hendery dengan tangan yang tak henti memukulkan guling pada tubuh tinggi sang sahabat.

Hendery hanya bisa tertawa, merasa lucu dengan tingkah sang sahabat.

"Ya bagaimana lagi, ini salah satu cara agar kau cepat move on. Aku juga sudah mengunfollow semua sosial medianya serta memblokir nomornya di ponselmu." Jelas Hendery tanpa rasa bersalah. Dejun yang mendengarnya semakin emosi, wajahnya memerah dengan hidung yang kembang kempis. Siap untuk melenyapkan nyawa pemuda di depannya itu.

"Kau benar-benar keterlaluan," desah Dejun dengan hembusan nafas panjang. Merasa percuma jika ia meluapkan emosinya dengan marah-marah.

"Ini juga demi kebaikanmu Dejun. Aku tak ingin kau terus-menerus bersedih karena pemuda berengsek seperti Lucas. Ingat, ini sudah berapa bulan sejak kau putus dari dia? Dia sudah beberapa kali ganti pasangan sementara kau? Hanya bisa diam dan terus menangis karenanya. Bukankah itu menyedihkan?" Kata Hendery panjang lebar yang membuat Dejun menundukkan kepalanya.

Dejun berpikir sejenak, menimang jika apa yang dikatakan Hendery itu banyak benarnya. Ini sudah bulan kelima ia putus dari Lucas. Dalam lima bulan juga, Lucas sudah berganti sedikitnya tiga atau bahkan lebih pasangan. Dan itu membuat Dejun sedih, setidak penting itukah dirinya bagi Lucas? Setelah tiga tahun hubungan mereka? Dejun mendesah keras kali ini, merutuki kebodohannya.

"Xiao, mau tahu cara ampuh untuk move on?" Dejun mengangkat kepalanya, mendengar Hendery memanggil marganya, itu berarti menandakan pemuda itu tengah serius.

"Bagaimana?"

Hendery tersenyum, ia mendekatkan tubuhnya pada tubuh Dejun. Ia pun menangkup kedua pipi Dejun dan mendekatkan wajahnya pada wajah Dejun. Membuat sang pemuda manis menahan nafasnya karena wajah tampan Hendery yang terlalu dekat.

Chu

Satu kecupan manis Dejun terima di bibirnya. Matanya membuka dengan lebar, terkejut dengan tingkah laku Hendery yang begitu mendadak.

"Kata orang, agar kau bisa mencintai orang lain dengan cepat coba saja kau ajak ciuman. Semakin sering kau berciuman dengan orang itu, semakin cepat pula kalian akan jatuh cinta." Jelas Hendery dengan wajah yang masih satu jengkal jaraknya dari wajah Dejun.

"Hah?"

Dejun blank seketika. Merasa bingung dengan teori bodoh yang baru didengarnya itu.

"So, Dejun, mau mencoba move on denganku?" Tanya Hendery lengkap dengan kerlingan mata.

Wajah Dejun kembali memerah, ia tersenyum manis dan berbalik menangkup kedua pipi Hendery sebelum menariknya dengan kuat.

"Dalam mimpimu sialan!"

π
.
.
END

Iseng-iseng berhadiah hehe😅😅

See ya
Panda🐼🐼


ALL ABOUT US (HENJUN/HENXIAO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang