π
.
.Dejun terus menggerutu di sepanjang perjalanannya menuju salah satu mall yang ada di kota. Bagaimana Dejun tidak menggerutu jika waktu bersantainya malah harus terganggu karena sang kakak sepupu seenak jidat menyuruhnya mengambil pesanan cincin. Mencoba menetralkan perasaannya, Dejun pun mengatur napasnya dengan perlahan. Berharap agar emosinya bisa stabil.
"Kenapa Jun? Gugup? Kan cuma mau ambil pesanan cincin bukan pesan cincin, kok gugup gitu?"
Satu hal lagi yang membuat Dejun kesusahan untuk tidak mengumpat dalam hati. Sesosok makhluk yang yang menyetir di sampingnya, Wong Hendery. Orang yang sangat Dejun paling tidak sukai. Bukannya benci, hanya tidak suka.
Dejun mendelik ke arah Hendery dan mencoba mengabaikannya. Meladeni Hendery itu sama seperti meladeni Lucas, yang kebetulan saudara kembar Hendery, tidak ada habisnya. Cuma memang, Hendery itu sebenarnya lebih bisa diam dibanding Lucas. Tapi entah mengapa, setiap di dekat Dejun, ada saja hal tak masuk akal yang diucapkan ataupun dilakukan Hendery.
Tidak seperti Lucas yang memang tidak pernah absen melakukannya di manapun dan kapanpun ia berada.
"Jun," panggil Hendery setelah cukup lama terdiam.
"Apa?" Balas Dejun malas, hanya ekor matanya yang melirik ke arah Hendery.
"Tidak mau turun? Kita sudah sampai lho dari tadi. Kamu malah melamun terus," terdengar suara kekehan dari lelaki tampan di sampingnya itu.
Dejun menoleh ke samping, dan menemukan mobil Hendery itu memang sudah terparkir dengan rapi di parkiran samping mall. Dejun merutuki dirinya sendiri yang terlalu larut dalam lamunannya.
Sambil menahan malu, Dejun dengan cepat keluar dari mobil Hendery seraya membanting pintu mobil dengan keras, membuat sang empu meringis dalam hati.
"Dejun, tunggu!"
Hendery berlari kecil menyusul Dejun yang sudah lebih dahulu berjalan memasuki mall itu dengan muka memerah menahan malu dan marah serta jangan lupakan sumpah serapah yang terdengar meskipun hanya berupa gumaman.
Setelah berhasil menyusul Dejun, Hendery menyamakan langkahnya dengan pemuda Xiao itu. Inginnya sih, merangkul atau menggenggam tangan Dejun, tapi Hendery sadar diri. Jika Dejun itu tidak terlalu suka skinship, apalagi dengan dirinya.
Jadilah, Hendery lebih memilih mengoceh tentang benda-benda yang ia lihat pada Dejun walaupun hanya dibalas dengan jawaban seadanya. Seperti; "Ya." , "Oh." Ataupun "Hm."
Hendery itu sangat sabar dalam menghadapi Dejun.
"Cheng-jie!"
Hendery berteriak menyapa seorang gadis yang berdiri di depan toko emas.
Dejun menggeleng pelan dan sedikit menundukkan kepalanya, merasa malu karena tingkah Hendery.
"Hai, Hendery, Dejun," gadis itupun berbalik menyapa keduanya. Bagaimanapun ia cukup mengenal keduanya dengan sangat baik.
"Mau beli sesuatu?" Tanya gadis bernama Chengxiao itu.
"Iya jie, mau beli cincin buat kita berdua," jawab Hendery seraya merangkul pundak Dejun.
"Apa sih Hendery!" Dejun memukul tangan Hendery yang berada di pundaknya dengan keras. Tak peduli jika Wong itu mengaduh kesakitan sekarang.
"Kita cuma mau ambil pesanan Win-ge, jie. Ada 'kan?" Sambung Dejun seraya menatap Chengxiao. Chengxiao terkekeh pelan, merasa lucu dengan adegan di hadapannya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALL ABOUT US (HENJUN/HENXIAO)
FanfictionBerisi kumpulan ficlet, oneshoot, twoshoot, threeshoot, and many more. HenJun/HenXiao. With Other member WayV and NCT. And maybe with member NPC and NEX7. Warning! ⚠ BxB ⚠ OOC And Typo's © Sweatpanda89 🐼🐼