O6: Pinky Promise

182 19 0
                                    

Wooyoung membuka pintu rooftop lalu menutupnya kembali. Ia berjalan mendekati pagar pembatas lalu bersandar. Ia menikmati udara yang tenang sambil menjernihkan pikirannya.

Namun ketenangannya terganggu setelah ia mendengar suara seseorang yang tengah mengobrolkan sesuatu. Wooyoung mencari asal suara tersebut, tidak terlalu jauh dari tempatnya bersandar.

Suara tersebut semakin terdengar jelas setelah Wooyoung mendekati dinding ruangan yang terdapat tangga turun menuju lantai bawah.

Dibalik dinding tersebut terdengar suara San dan Yeosang yang tengah berbicara satu sama lain. Wooyoung bersandar di dinding sisi kiri untuk mendengarkan percakapan keduanya dengan jelas.

"Wooyoung? Kenapa dengannya?" Yang sedang di omongkan tiba-tiba tersentak. Ia semakin penasaran.

"Akh aku tidak tau lagi, ia bertingkah aneh. Ia selalu menekankan dirinya untuk terus latihan latihan latihan dan latihan. Padahal itu sudah di luar batas kemampuannya." Ucap San kepada lawan bicaranya itu. Wooyoung hanya menyimak dengan sembunyi. Ia diam.

"Jadi maksudmu... kamu sudah lelah dengannya?" Yeosang bertanya.

Lagi-lagi Wooyoung tersentak akan ucapan dari teman lamanya tersebut, namun ia juga penasaran bagaimana tanggapan San akan hal itu.

San tidak bisa berkata apa-apa, ia seakan bingung bagaimana cara mengungkapkannya.

"Lelah? Well, aku tidak bisa mengakhiri pertemanan kita sampai sini begitu saja." Wooyoung menunduk.

— memory wooyoung

Waktu itu di rooftop gedung, dimana mereka melakukan shooting performance review. San dan Wooyoung menghabiskan waktu istirahat mereka di rooftop bersama-sama.

"Hey Wooyoung." San memanggil. "Kamu mau berjanji denganku?" Wooyoung mengerutkan keningnya bingung.

"Oke ku anggap itu setuju. Mari kita berjanji tentang pertemanan kita. Berjanji untuk selalu menjaga hubungan pertemanan baik ini sampai kita bubar." San menjulurkan jari kelingkingnya. Wooyoung terkekeh.

"Hanya sampai kita bubar saja? Menurutku pertemanan tidak ada batasnya, pertemanan akan selalu berlangsung hingga waktunya tiba. Kapan? Kita tidak akan tau kapan waktu itu tiba." San kagum dengan apa yang Wooyoung katakan.

"Baiklah, mari kita berjanji akan selalu mempertahankan pertemanan baik kita. Sampai waktu memisahkan." San tersenyum.

"Sampai waktu memisahkan?"

"Iya. Sampai waktu memisahkan kita, dan juga member yang lain."

Wooyoung menjulurkan jari kelingkingnya lalu berjanji.




















Pinky Promise..

Pinky Promise

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





































— off, room

Wooyoung tertidur di kasurnya, namun ia menghadap ke dinding dan tidak bergerak. Ia tidak mau seseorang melihat wajahnya, bahkan teman sekamarnya yaitu Yeosang.

Namun Wooyoung masih memikirkan kejadian di rooftop tadi.

— rooftop, an hour ago

Hening. Hingga Yeosang merangkul San dengan erat. "Aku mengenal Wooyoung." San melirik ke Yeosang. "Ia sudah seperti saudara bagiku, ia selalu disana menemani hari hariku, ia juga selalu disana menemani hari harimu dan juga member lain."

Di lain sisi, Wooyoung mengangkat kepalanya, ia memeluk kedua kakinya lalu menyandarkan kepalanya ke atas kedua tangannya yang bertumpuk.

"Ia seperti itu karena ia ingin menunjukkan yang terbaik, dan ia juga tidak mau mengecewakan yang lainnya." San terdiam.

"Kamu boleh saja membuatnya berhenti untuk beristirahat sebentar. Namun biarkan dirinya berhenti dengan sendirinya, ia juga mengerti." Yeosang melepas rangkulannya. "Kamu juga tidak mau kan, hanya hal sepele seperti ini, WooSan terpisahkan?"

Keduanya tersentak.

"Aku juga tidak mau, aku suka melihat senyuman Wooyoung yang mengembang ketika ia bersamamu." Yeosang bangkit dari duduknya. Ia berjalan menuju pagar pembatas lalu bersandar.

"Jika aku, mengakhirinya, apa yang akan terjadi...?"

Wooyoung mengepalkan tangannya lalu pergi dari tempatnya. Ia sudah tidak kuat lagi. Ternyata benar dugaannya, San benar-benar ingin mengakhiri pertemanannya dengan dirinya.

— off, 01.30

Wooyoung terbangun, ia tidak bisa memejamkan matanya lagi, akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke rooftop menggunakan jaketnya. Walaupun angin malam sangat sejuk dan sedikit kencang.

— rooftop

Ia kembali ke pagar pembatas dimana tempat ia datang pertama kalinya. Rambutnya terurai oleh angin malam sejuk dan sedikit kencang. Hingga ia mendengar seseorang mendengar namanya.

"Wooyoung."

Namun Wooyoung tidak menoleh. Ia tau siapa yang sedang memanggil namanya. Ia membetulkan posisinya.

"Kamu ngapain tengah malam di rooftop...?"

Wooyoung tak membalasnya. Orang tersebut, San, mengerutkan keningnya.

"Kenapa kamu ga jawab aku?"

Wooyoung berbalik dengan tatapan yang datar. "Aku tidak mau berbicara denganmu lagi." Perkataan Wooyoung justru membuat San semakin kebingungan.

"Maksudmu apa Woo—"

"KAU BERJANJI SAN!!"

Ia terdiam. Dan juga terkejut dengan tingkah Wooyoung yang aneh dan juga ia tiba-tiba mengeraskan suaranya.

"M-maksudmu—"

Wooyoung mengepalkan tangannya, ia pergi meninggalkan San sendirian di rooftop.

BRAK!

San membeku. Ia tidak tau harus bagaimana.

— memory

"Kadang ia juga perlu waktu untuk menenangkan dirinya. Mungkin di luar ia terlihat baik baik saja, namun di dalam ia memendam rasa yang sangat menyakitkan." Ucap Yeosang.

— off

"Ber.... janji..."


























"Pinky promise..."





























— end

✧т я є α ѕ υ я є✧

T R E A S U R E°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang