- The Part Of -
LET GO
Cast : Park Jimin & Kim Taehyung
Genre: Friendship.
.
.
.Aku Taehyung. Kim Taehyung. Tidak tahu kenapa, aku jadi ingin sedikit menceritakan tentang hidupku disini. Tidak ada yang spesial sih dari hidupku yang membosankan ini. Hanya ayah dan ibu yang kelewat ketat menjagaku, lalu Namjoon hyung yang-- em yang mungkin sedikit dingin padaku. Dan dia, orang yang masuk dalam daftar orang berharga yang ingin kulindungi.
Namanya Park Jimin, dia sahabatku sejak kecil. Kami bertemu tanpa sengaja dulu, saat aku melihatnya menangis dipinggir taman. Aku tidak menyangka, bahwa pertemuan tidak disengaja itu membuat kami berteman dekat.
Jimin itu cerewet, berisik dan ceria. Tidak jauh beda denganku sih. Kami sama-sama anak periang. Itu yang membuatku mudah akrab dengannya dulu.
Tapi sejak dia kecelakaan tiga bulan lalu, ayah dan ibu sedikit aneh memperlakukanku. Iya sih, aku memang memiliki fisik yang lemah, aku hanya homeschooling karna itu Jimin jadi satu-satunya sahabatku. Tapi Jimin akhir-akhir ini jadi aneh. Orang-orang juga aneh.
"Jim lihat gambarku bagus ya?" aku berseru antusias memperlihatkan gambar buatanku pada Jimin. Ah, aku lupa cerita, Jimin itu misterius, tidak bisa ditebak. Dia bisa tiba-tiba datang kekamarku dan bisa tiba-tiba menghilang begitu saja. Rumah kami hanya berbeda blok saja, tapi aku jarang sekali bermain kerumah Jimin. Ayah dan ibu pasti akan selalu menatapku aneh saat aku bilang, ingin bermain dengan Jimin.
"Bagus." pendek sekali. Tidak ada wah-wah nya begitu? Ah iya. Anak itu jadi lebih pendiam setelah kecelakaan tiga bulan lalu, untung saja dia tidak kenapa-napa. Aku sedikit lupa kejadian itu karna kata ayah, aku berkali-kali pingsan saat mendengar kabar kecelakaan Jimin.
Aku membaringkan tubuhku, menghadap langit dari jendela kamar yang terbuka, lalu mengamati bintang-bintang kecil itu. "Indah sekali ya Jim. Banyak sekali bintangnya."
Dia menoleh, lalu kepalanya ikut mendongkak menatap langit dengan tatapan-- Sendu. "Iya indah sekali." katanya lirih. Sangat lirih malah. Ah kenapa dia jadi murung begitu. Apa aku salah bicara.
"Aku ingin kesana Tae." dia kembali berucap pelan, tapi aku masih bisa mendengarnya. Kenapa wajahnya jadi sedih begitu ya.
"Aku bisa menyuruh ayah memesankan pesawat pribadi untuk kita. Nanti Kita bisa kesana bersama Jim--
"Aku ingin kesana Tae! Aku ingin pulang!"
Aku tersentak kaget saat dia meninggikan suaranya. Ah, kenapa sih Jimin ini. Dia selalu begini saat kesal, bisa tiba-tiba tertawa sendiri, Lalu tiba-tiba murung.
"Yasudah pulang saja. Kenapa membentak sih. Aku kan sudah memberi saran baik. Kenapa malah membentakku sih!" aku juga berujar kesal. Jimin itu seperti wanita datang bulan, dan itu membuatku terkadang kesal.
Aku bangkit lalu melangkah keluar kamar. Biar saja dia, memangnya dia saja yang bisa marah. Aku juga bisa, dibentak seperti itu memangnya tidak membuat kesal. Huh dasar menyebalkan.
********
Sudah lewat dua hari ini, Jimin tidak mengunjungiku lagi setelah pertengkaran kita malam itu. Uh, aku kesal sekali padanya, masa' tidak mau meminta maaf. Tidak merasa bersalah atau bagaimana. Memangnya dia tidak merindukanku begitu? Huh, menyebalkan sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Part Of
FanfictionHanya sekumpulan ide-ide cacat dan gagal jadi yang tertuang dalam sebuah cerita pendek. ____________ ©2020