The Part Of : Mama

331 43 17
                                    

The Part Of
Letter

Genre : Family
Cast : Park Jimin, Kim Taehyung & Mama
.
.
.
.

"Dasar anak monster! Sudah kubilang jangan mendekati Taehyung lagi. Lihat! Dia terluka karnamu!"

"Kau dan pria itu sama-sama monster!"

Tubuh pendek itu meringkuk dengan punggung yang menerima pukulan rotan berkali-kali. Ia tidak memohon, apalagi menangis. Pemuda itu hanya sesekali merintih dengan mata terpejam kuat.

"Seharusnya kau mati saja Park Jimin!"

Park Jimin, pemuda yang punggungnya berkali-kali dihadiahi pukulan rotan itu hanya tersenyum pedih dengan tatapan sayu menatap sendu mamanya.

"Kau itu kesalahan Park Jimin! Kehadiranmu adalah kesalahan!"

Masih dengan kilatan mata berapi-api, mama melempar rotan kayu yang hampir meringsek akibat kuatnya pukulan pada punggung Jimin. Menatap nyalang pada Jimin tanpa secuilpun rasa iba.

Jimin disana, dengan tertatih berusaha bangkit. Namun gagal karna rasa lelah juga kesakitan-kesakitan yang ia terima bertubi-tubi.

"Seharusnya waktu itu, aku melenyapkanmu sebelum kau lahir kedunia."

Setelahnya, tubuh mama menghilang setelah membanting pintu dengan kerasnya.

Jimin terdiam ditempatnya. Luka disekujur tubuhnya tidak sebanding dengan luka dihatinya, yang telah ditorehkan oleh mamanya sendiri.

'Bukan hanya Taehyung. Aku juga sakit ma. Sakit sekali. Ingin dipeluk mama.'


-oOo-

Bukan sekali dua kali mama melontarkan rotan pada punggung itu. Bagi Jimin, rotan kayu itu adalah temannya, dan cacian kebencian mama adalah lagu tidurnya.

Jimin itu kesalahan.

Setidaknya, itu yang mamanya sering lontarkan padanya. Lahir dari hasil sebuah kekejian, nyatanya membuat mama menatap benci pada sepasang mata sipit yang mengingatkan mama pada pria keji yang merenggut kehormatannya itu.

Kejadian mengerikan itu terekam jelas dipikiran mama, membuat mama selalu mengingat pria keji yang dengan tidak manusiawinya telah merebut kehormatannya.

Sepasang mata sipit yang membentuk sabit saat tersenyum itu membuat mama teringat sosok bringas yang menghancurkan harga dirinya.

Karna itu, Jimin pun ikut memandang jijik pada dirinya sendiri.

Mungkin, jika Taehyung dan papa tidak mengawasi mama, Jimin sudah lama mati dengan segala luapan kebencian sang mama. Karna Taehyung dan papa pula, Jimin bisa bertahan dengan segala kerendahan dirinya.

Jimin itu hina. Jimin itu menjijikan. Jimin lahir karna sebuah dosa. Jimin adalah kesalahan yang tidak seharusnya hadir didunia.

Itu kata-kata yang mama hadiahkan padanya setiap hari. Yang lama kelamaan menjadi nyanyian pengantar tidurnya.

"Kau melamun Jim?"

Jimin tersentak. Matanya manatap tanya pada Taehyung. "melamunkan apa memangnya. Aku sedang mengupas buah untukmu."

Taehyung merotasikan matanya jengah. Jika ia tidak sedang sakit, sudah pasti ia akan beradu argumen dengan Jimin. Tapi tidak jadi, sebab matanya lebih dulu melihat goresan merah pada lengan kiri Jimin.

The Part OfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang