❝ HER ❞

774 89 29
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

"Mianhae Rose, aku tidak bisa melanjutkan pertunangan ini. Aku tidak mencintaimu. Kau tahu kan?" June menatap Rose yang sedang menahan tangisnya.

"Eoh, aku tahu. Arraseo... Aku tahu cinta tidak bisa dipaksakan, mungkin kau bukan jodoh ku Jun." Akhirnya air mata menetes dari mata Rose.

"Aku bukan orang baik yang seperti kau pikirkan. Sekali lagi maaf..." June memberikan selembar tisu kepada Rose.

"Eoh gwaencanha. Kau tak usah khawatir, aku juga akan memberi tahu kepada orang tua ku kalau aku yang meminta pembatalan pertunangan ini." Rose mengelap air matanya, lalu melepaskan cincin di jari manisnya dan meletakkannya diatas meja.

"Terimakasih juga untuk beberapa bulan ini, semoga kau bisa membahagiakan Chanwoo." Rose tersenyum.

"Eoh terimakasih banyak Rose, semoga kau menemukan laki-laki yang lebih baik dari aku. Ayo aku antar pulang."

•••

Setelah melakukan pembicaraan dengan Rose kemarin, hari ini June berniat mengajak Chanwoo untuk datang kerumahnya. June akan berbicara kepada ibunya, agar sang ibu bisa memahaminya. Walaupun resikonya sangat besar.

Digenggamnya jari-jari Chanwoo dengan erat, dengan hati yang mantap June perlahan masuk kedalam rumahnya. Keringat dingin mulai keluar dari tangan Chanwoo, dia sungguh merasa gugup dan takut.

"Om takuttt..." Chanwoo menggigit bibir bawahnya.

"Ngga usah takut, kan ada om." June tersenyum berusaha meyakinkan Chanwoo.

Pintu utama telah terbuka, mereka berdua berjalan masuk perlahan. Seorang wanita paruh baya tengah duduk sambil membaca koran di ruang tv.

"Ibu, June pulang." Ucap June sedangkan Chanwoo bersembunyi di balik tubuh June.

Nyonya Goo yang dari tadi sedang serius membaca, langsung menolehkan kepalanya menghadap ke sumber suara.

"Kau akhirnya pulang juga June. Ibu rindu padamu. Kau akan tinggal disini lagi kan?" Ucap Nyonya Goo lalu berdiri dan memeluk June.

"Ntahlah, June ke sini cuma mau ngenalin pacar June sama Ibu." June melepaskan pelukan Nyonya Goo, lalu menggenggam tangan Chanwoo.

Nyonya Goo menatap tajam pemuda kecil yang digandeng anaknya. Sedangkan Chanwoo yang di tatap seperti itu menelan ludahnya dengan susah payah karena gugup.

"Duduk." Perintah Nyonya Goo kepada June dan Chanwoo.

June menuntun Chanwoo untuk duduk disampingnya, sedangkan nyonya Goo duduk didepan mereka.

Om Ju-ne [iKON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang