Chapter 10

160 14 2
                                    

Niall's POV

sesampainya di hotel, aku mendapat kabar yang–lumayan–buruk.

"Niall," Paul menghampiriku "kita harus pergi ke Milan untuk melanjutkan tour. packing barang-barangmu sekarang juga karena besok kita akan berangkat pagi"

saus tartar! baru saja aku menemui Kath. belum menjelaskan semuanya. memang, setelah kupikir, sebaiknya aku menjelaskannya nanti saja setelah liburanku selesai. mungkin sekarang waktu yang tepat! aku harus kembali kerumah Kath.

"Paul, aku izin ingin pergi kerumah Kath. Tak apa, kan?" aku langsung bergegas namun Paul menghentikanku.

"maaf tapi kau tidak bisa, Horan. kau harus istirahat. ini sudah malam. memangnya tidak puas tadi bermain dengan Kath? kalau kau tetap pergi, aku akan–"

"ah ayolah Paul" aku meringis seperti anak kecil.

"eh? tidak."

triple sh*t!

kalau begini, aku tidak bisa kembali lagi bersama Kath.

**

"c'mon boys! lama sekali kalian." riuh suara Paul dan fans sudah terdengar. "go go go" Paul memberi jalan untuk kami.

diperjalanan aku mencoba menghubungi Kath lewat facetime lalu mencoba menjelaskan semuanya. dan oh snap! Kath tidak mengangkat facetimeku.

bodoh! harusnya kemarin aku langsung menjelaskan saja! Aku ingin segera libur! menunggu reaksi Kath saat aku menjelaskan semuanya.

**

Tak terasa, 30 menit yang lalu aku dan teman-temanku sudah sampai di Milan. Hal pertama yang aku lakukan yaitu makan. Rasanya 2jam tidak makan itu seperti ingin mati kelaparan. Sehabis makan, aku mengeluarkan ponselku lalu memencet icon face time dan mencari nama Kath. Saat aku ingin mem-facetimenya, Paul membuat facetimeku tertunda. "Sorry, Horan. Tapi jadwalmu di sini sangat sibuk. Jangan focus terhadap handphone mu. Nanti akan ada waktu luang di mana kau bisa bermain dengan handphonemu. Tapi tidak sekarang."

Beginilah menjadi artis besar. Susah, namun aku suka pekerjaanku yang sekarang. Dulu aku hanya bermimpi mempunyai saudara laki-laki selain Greg. Namun sekarang aku punya 4 saudara laki-laki yaitu Zayn, Liam, Louis, Harry. Aku tidak habis pikir kalau waktu itu aku tidak ikut audisi X Factor. Mungkin band ku ini tidak akan pernah ada.

Author's POV

Niall yang sedang sibuk menjalani tournya, kini Kath bertemu dengan sahabat lamanya, Taylor Alexis. Sudah 10 tahun mereka bersahabat, namun sejak itu ada sesuatu yang membuat mereka berpisah. Lalu Taylor pindah ke kota London sedangkan Kath menetap di Jerman. Siang itu, Mom mengajak Kath berjalan-jalan ke London. Taylor dengan Kath sudah lost contact namun keberuntungan menyelimuti mereka. Saat Kath hendak membeli ice cream di tengah kota London yang amat besar, entah siapa itu, ada yang memanggil Kath.

"Kathleen?", katanya. Kath tidak menduga kalau yang memanggil adalah sahabat lamanya.

"Taylor!" sapa Kath kembali sembari memeluk Taylor lalu jalan menuju tempat duduk yang ada di dekat ice cream.

"Ahh aku rindu sekali denganmu! Apa kabar? Banyak sekali yang ingin kuceritakan padamu. Oh ya, berapa lama kita tidak bertemu? Haha entahlah mungkin kau tidak menghitungnya. sama denganku. Kudengar kau putus dengan pacarmu ya? Niall Horan member One Direction itu? Bagaimana bisa? Ceritakan padaku" Taylor memang seperti itu. Ia sedikit banyak omong.

"...dan mengapa kau terlihat lesu sekali? Masih memikirkan Niall? Ha? Jangan berbohong padaku Kath. Aku sangat mengenalimu."

Belum sempat Kath menjawab, Taylor sudah kembali berbicara.

"Jadi? Aku jawab pertanyaanmu yang mana dulu, nih?" tanya Kath dengan senyum manisnya.

"Entahlah aku juga bingung. Aku saja lupa apa yang aku tanyakan padamu tadi." Kath tertawa kecil mendengarnya.

"Haha untung aku ingat, Tay. Baiklah aku akan menjawab. Pertama, ya, aku tidak menghitung berapa lama aku tidak bertemu denganmu. Kedua, ya, aku putus dengan Niall. Ketiga, haha nanti akan kuceritakan. Kelima, kau sok tahu, Tay," jawab Kath.

Taylor mendengus dan memutar bola matanya. "Sok tahu? Oh ayolah aku memang tahu. Jadi? Sedang apa kau di sini? Lalu kau tinggal di mana? Masih di rumahmu yang sangat pw itu?"

Kath kembali berdecak. "Tay, tapi kenyataannya kau memang sok tahu. Aku di sini diajak oleh Mom, aku menginap di hotel dekat London Eye. Ya aku masih tinggal di Jerman, di rumahku yang pw itu."

"Sejak kapan aku sok tahu, Kath? Faktanya, kau memang masih memikirkan dia, kan? Kenapa kau tidak tidur di rumahku saja? Kau bersama Mom Hazel? Ayo antar aku ke hotelmu dan bereskan barang-barang mu lalu kau tidur dirumahku" Taylor berdiri lalu menarik lengan Kath seraya ingin tahu hotel yang ditempati Kath.

"Dari dulu,"–Kath menjulurkan lidahnya keluar–"Faktanya, kau memang sok tahu. Aku tidak enak dengan ibumu, Tay"

Taylor kembali memutar bola matanya dan kembali duduk. "Kau ini sahabatku yang sudah 10 tahun bersamaku dan kau masih saja merasa kaku dengan ibuku. Dia pasti senang bisa bertemu denganmu juga Mom Hazel. Trust me"

"Huh baiklah" mereka–Taylor dan Kath–pergi menuju hotel yang ditempati oleh Kath.

Sesampainya di sana, Mom tampak kaget dengan kedatangan Taylor.

Mom Hazel membukakan pintu, “Taylor! Apa kabarmu? Tidak menyangka kita akan bertemu lagi di sini. Apa kabar ibumu? Ah, aku ingin sekali bertemu Alex”

Alexis Addison, sebuah nama yang diberikan oleh nenek Taylor kepada ibunya. Sebut saja Mom Alex. Mom Alex dan Mom Hazel memang sudah kenal dari lama. Itu sebabnya mengapa Taylor dan Kathleen kini bersahabat.

Mom Hazel mempersilahkan Taylor untuk masuk. Mom, Taylor, dan Kath duduk di kursi tamu seraya menunggu obrolan atau topik yang ingin dibicarakan.

Tanpa jeda, Taylor memulai pembicaraan, “Uh, em, begini Mom, mau tidak kalau kalian menginap di rumahku? Mom Alex akan sangat senang kalau kalian datang ke rumahku. Di sana juga ada sekitar 3 kamar kosong. Jadi? Maukah?” tanya Taylor dengan sopannya.

Mom tersenyum, “boleh, memangnya Alex dan Taylor tidak keberatan jika kami menginap di sana?”

“Sangat tidak, Mom. Ayo sekarang packing barang-barang Mom juga Kath.”

Lalu, mereka segera merapikan barang-barangnya dan pergi ke rumah Taylor.

-----------------------------
Heyyyooooooo!! berapa lama nih kita ga ketemu? maaf ya lama update:( abis ngestuck banget. Ini juga banyak silent riders jadi bikin ga semangat. vomment(s)? anddd sorry for the typo(s) ;) see u next chap!

-sandraa xx

Long Distance × n.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang