Sorry 2

2.1K 150 3
                                    

Brak!

Semua orang yang diruang tamu para tersentak, Dan Api yang tengah membaca novel di pinjam Cahaya terlempar seketika serta Wanita itu juga ikut duduk di ruang tengah terdiam melihat Cahaya yang balik dengan wajah sehabis nangis dan nafas terburu buru

"Ketemu? Cahaya?" Raisa yang meminum segelas teh yang di biat Tanah, Cahaya mengatur nafas dulu tapi ia tidak menjawab pertanyaan Wanita yang duduk disofa

"Tolong" Bisiknya pelan pupil matanya mengecil bibirnya gemetar "Daun hilang!"

"Tenang dulu, Cahaya" Tanah yang melihat Cahaya tengah khawatir dilihat raut wajahnya sudah tau sehabis nangis "Apa yang terjadi?"

"Darah... Aku pergi kerumahnya ada darah di lantai dan Daun ngak ada disana"

"Aku merasakan jika Daun tidak terlalu jauh dari sini" Raisa bangkit sambil mendekati Cahaya memegang pundaknya membuat Lelaki hadapannya tetap tenang "Setiap orang yang terkena kuasaku, Aku bisa merasakan keberadaannya"

"Lebih baik cepat kesana sebelum terlambat" Tanah menginsyarat membuat para yang di ruang tamu langsung mengikutinya "Dia bilang ada Darah"

"Wow misi di bumi menyelamatkan putri Cahaya ni" Api langsung menarik Air yang harus mengikutinya "Yok yok!"

"Tidak ada guna menangis" Ucap Petir pelan sambil melihat Kedua adiknya sudah di luar tengah bingung mau kejalan mana "Mending selamatkan dahulu" Angin mengelap sisa air mata yang ada di wajah Cahaya sambil mengacak kepala Adiknya

~~~

"Ngh..." Erangnya ketika ia melihat jika ia pertama lihat sinar terang yang menyinari tempat ini dan Daun terpaksa harus mengedipkan mata beberapa kali terbiasa dengan cahaya ini

Ia meringis sakit sudur bibirnya yang bengkak akibat pukulan tadi tapi ia harus menahan sakit, Mendengar jika ada suara pintu terbuka terlihat beberapa orang yang ada di rumahnya tadi sejak beberapa jam lalu

"Tanixa...?" Tanixa menyeringai penuh kemenangan lalu berjongkok melihat keadaan Daun yang jauh dari kata baik dalam keadaan ikat

"Heh? Siapa kau berani memanggil namaku ni" Tanixa mengelus pipi Daun yang kelihatan halus, ia iri kenapa Gadis ini memiliki wajah sempurna lalu menamparnya meninggalkan bekas merah disana

"Apa salahku" Bisik Daun pelan matanya menyipit menahan sakit pipinya yang di tampar dan mengenai luka bengkak bibirnya "Aku tidak melakukan kau apa apa"

"Heh? Tidak melakukan apa apa? Jadi kenapa Cahaya menjauhiku, Apa kau memperingati dia jangan mendekatiku?" Ucapnya dengan suaranya naik penuh amarah membuat gendang telinga Daun sakit jika suara teriakan cewek itu kalah dengan toa

"Apa yang kau bicarakan, Aku tidak mengerti sama sekali" Jujur saja ia Pusing dalam hal cinta aa lagi mengenal bucin ato cinta monyet

Monyet cinta?

Dengan kaki milik Gadis itu sukses membuat Daun berteriak merasakan nyeri di perut ketika ditendang keras, Mereka yang dengan mengepung Daun itu hanya menertawakan betapa ia di siksa

"Apa kau belum cukup dengan luka permanent dulumu itu?"

Bodyguard Tanixa menarik rambut Daun secara kuat membuat Daun harus bangkit dengan kedua kkinya yang gemetaran
"Aku heran kenapa masih ada Lelaki yang mau bersamamu" Desisnya mendekatkan wajahnya ke wajah Gadis itu, Melihat sorotan penuh amarah "Kau cacat, Ngak punya orang tua"

Daun meludahinya mengenai wajah Gadis itu tiba tiba berteriak mengelap bekas ludah itu secara kasar

"Akan ku hancurin hidupmu juga, Cacat" Tanixa menginsyarat membuat Bodyguard itu menarik membuat Daun jatuh ke ranjang, Mata Daun membulat langsung memberontak jika seragamnya di robek hingga kancing kancing disana terlepas

Kakinya terus menendang udara kosong dan kedua tangannya berusaha melepaskan ikatan, Lelaki itu menidihnya membuat Daun semakin takut, badannya gemetar kuat

"ku fotoin dirimu dan ku post biar tau bahwa kau wanita murahan" Sambil Tanixa mengeluarkan Hpnya dan memulai video adegan tidak baik untuk anak anak

"JANGAN!" Teriak Daun dengan suara seraknya jika Orang itu mengigit lehernya penuh nafsu meninggalkan jejak merah disana, Daun menangis terus menerus akhirnya ia di tampar karena terlalu ribut

Sambil perutnya sepertinya tengah di elus sambil mulai menurun jika saja tidak ada sesuatu menahannya dengan suara familiar membuat Daun mengenali

"Tangan bayang!" Sepasang bayangan tangan itu muncul tiba tiba menahan Lelaki sedang meniduri Daun, Daun melihat di balik badan Lelaki itu banyak orang disana dengan mata membulat sebagian langsung menahan yang lain

Pedang petir yang tiba tiba di leher Tanixa membuat Gadis itu harus mendongak keatas jika tidak ingin kena luka di lehernya, Petir yang diam dengan wajah dinginnya menatap Gadis yang tengah ia tahan dengan Api yang langsung merebut Hp yang sedang merekam adegan tadi llu di banting keras hingga hancur berkeping keping

Daun langsung menjauhi dirinya dari Lelaki yang termasuk bodyguard Tanixa ia memeluk kedua lututnya menangis, Ia selamat dari kejadian tadi

Cahaya langsung memeluknya yang terpaku sambil air matanya terus mengalir di pipinya yang memerah akibat tamparan keras, Saudaranya melepaskan jaketnya dan memakai untuknya

"Tidak terlambat" Bisik Raisa melihat sepasang beda gender itu saling memeluk dan menangis "Aku belum bisa membayangin jika terlambat semua ini"

"Iya..." Tanah menghirup nafas sejenak dengan wajahnya yang tegas melihat orang orang yang sudah ditahan Saudaranya serta Fang yang ia aja kemari "Fang kau urus ini semua ya"

"Yoi, Aku inikan most populer at Tapops" Petir memutar bolanya malas sambil menahan Gadis ini yang sudah mengeram tidak suka 'Apa hubungannya dengan populer' itulah pikirannya

"Maafkan aku Daun..."

"Aku tidak sadar bahwa kau ini Adikku"

Tbc

Behind Secret [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang