"Aku lemah" Bisik Daun pelan sambil kepalanya tengah di elus seseorang berada disampingnya "Hanya hal tempat duduk pun aku lemah"
"Apa lemahnya? Perbandingan Geng lawan ama sendirian, Udah tentu beda jauh"
"Iya sih... Tapi aku terasa aku tetap lemah"
"Kok ngak pindah sekolah aja, Biar kau bebas dari bullyan mereka" Daun terdiam menyimpan wajahnya dari kedua lengannya terlipat diletakan diatas lutut, Pertanyaan yang ia tidak bisa menjawab secara lancar
"Aku bingung jika kau kena siksa sampai tubuh kau banyak luka" Daun tersentak menoleh arah Cahaya tatapan tajam dan bingung membuat Cahaya mengerti arah tatapan itu
"Yah Aku gantikan baju seragam kusutmu tu saat kau belum sadar, Takutnya ngak nyaman nanti saat kau bangun tu" Daun merona merah sambil memalingkan muka tercampur antara rasa malu, marah, dan lainnya ia ingin sekali menggali kuburan khususnya dan tinggal di sana selamanya "Aku lihat badanmu bekas luka semua"
"Aku cacat bukan..." Bisiknya kecil mata mengosong melihat tanah yang ditumbuhi rumput "Mereka selalu menjadikan bahan bullyan karena aku lemah"
"Aku hanya pasrah saja, Menerima keadaan ini"
"Aku rasanya tidak pernah lihat kau marah pun?" Cahaya mengangkat satu alis sejenak kedua tangannya memegang kedua kakinya "Benar kau ngak pernah marah?"
"Ya... Aku merasa jika aku marah, Terasa aneh aneh diriku kayak sepertinya aku ada yang salah dan kata kata mereka ada betulnya" Sambil ia mengelap air matanya yang tiba tiba keluar, Tapi sepertinya matanya semakin panas dan air matanya mengalir hingga membasahi pipinya yang pucat "Eh? Kok aku menangis"
Pelukan hangat membuat Daun merindukan semua ada masa lalunya, Ia menumpahkan semua air matanya jika Saudaranya membisikan sesuatu di telinganya
"Keluarkan sajalah, Kalau di tahan ngak bakal enak..."
Maafkan aku Cahaya
Aku lemah hadapi semua 3 tahun ini, Mendapatkan hasil luka permanent serta luka jahitan di kepalaAku ingin kuat tapi tidak tau apa caranya, Aku ingin pelukan menumpahkan tangisan yang selama ini aku pendam
Aku ingin berkata bahwa aku Daun yang kalian cari cari tapi hanyalah hal bodoh jika kau bakalan tidak percaya aku menjadi cewe
Aku ingin jika berakhir dengan kumpulan keluarga, Senyuman hangat tidak ada orang mengangguk hidup lagi
Ini hanyalah khayalan ku saja, Aku terpikir terlalu jauh
Mungkin perhatianmu sudah cukup bagiku
"Kau mirip lagu Lily aja" Bisiknya pelan tetap ditelinga kananku, Suaraku segukan tidak bisa berkata apapun jika aku tetap menangis tidak sadar jika seragam Lelaki itu basah "Walaupun ada sedikit beda"
"Tapi ingat jika Dunia ini tidak ada yang lemah ataupun kuat" Daun memeluk erat pada Cahaya bisa di dengar jika ada segukan dari Daun "Jika kau hadapi sendirian bakal lemah bukan?"
Daun mengangkat kepala melihat hidungnya memerah serta matanya yang memerah dan sembab masih ada sisa air mata disana, Dengan jempol milik Cahaya mengelap sisa air mata disana
Hal yang Daun tidak percaya jika Cahaya mencium keningnya dengan lembut jantungnya tiba berdegup kencang, Ia not respoding
"Izinkan aku tetap bersamamu..."
~~~
"Makasih untuk hari ini Cahaya" Daun tersenyum kearahnya jika ia sudah didepan rumahnya, Cahaya sambil mengeringit dahi sejenak
"Ngak balik doh ke rumah Aku, Daun?"
"Ngaklah bisa bisa merepotkan kalian"
"Mana bisa, Kak Tanah sampai bilang ada kau kerjaannya cepat selesai" Daun hanya tersenyum saja sambil satu tangannya di pinggulnya "Mumpung kau sendirian di rumah pindah aja ketempatku"
"Ragu, Kalau aku pindah tempat ini gimana... Bersarang doh"
"Iya sih... Harus buat kau sakit dulu baru kau nginap di rumahku lagi" Cahaya menyeringai serta Daun dengan wajah cemberut hingga bibirnya dimajuin "Orang tuamu ngak tau kau lagi sakit?"
Daun menggeleng pelan "Orang tuaku cerai... mereka buat hidup baru lagi, Jadi Aku mending hidup sendirian aja daripada ada kakak tiri atau adik tiri"
"Maaf, lupakan pertanyaanku"
"Ngak apa Cahaya, Maaf juga aku membohongimu dulu" Mengingat yang dulu ia membohongi Cahaya jika Orang tuanya kerja, Rasanya ia ingin tenggelam saat ini jika ia membohongi Saudaranya lagi bahwa orang tuanya cerai
"Ngak apa" Cahaya melemparkan senyumannya arah Daun "Yang penting ada masalah ceritain padaku aja"
"Jangan pendam lagi"
"Okay..." Ucap Daun pelan melambai melihat kepergian Saudaranya yang perlahan lahan semakin jauh dan Gadis itu masuk ke rumahnya, Dia tersenyum lalu terdiam mengingat kata kata tadi
Izinkan aku tetap bersamamu
Ehm... Jika Cahaya mengetauhi bahwa Dia itu adiknya bagaimana, Apa dia kecewa...
Ia memegang keningnya yang di cium Cahaya mengingat kejadian itu jantungnya berdegup kencang
Apa boleh jatuh cinta ama Saudara sendiri?
Tok! tok!
Suara ketukan pintu yang sedang ia sandar terbuyar lamunannya mendengar jika ada orang tengah mengetuk pintunya
Mungkin Cahaya...
Baru saja Daun membuka pintu itu di hadiahkan hantaman diwajahnya membuat ia meringis kesakitan termundur beberapa langkah dan terjatuh memegang sudut bibirnya yang berdarah
Matanya yang tertutup satu serta satu lagi melihat jika hadapannya banyak orang dengan 1 Gadis bersama 3 Lelaki yang memiliki tubuh tegap dan besar
"Ck! Seret dia"
Dengan berakhir ia dalam kegelapan, Karena di biuskan
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind Secret [√]
Fantasía"Memperkenalkan saya Cahaya" Mereka berdua yang mengenal secara tidak langsung di depan Perpustakaan, Daun hanya bisa tersenyum pahit jika... Kenapa Saudaranya bisa pindah kesini?! ~~~ Art by me Karakter by Monsta