❦ one year ago

1.4K 236 2
                                    

"keadaanku semakin parah."





mingyu tersenyum lemah, sebenarnya ia tak mau mengatakan itu, namun ia ingin sang sahabat tahu.

yohan bergeming, matanya tak berkedip, saking shock dan tidak percayanya ia terhadap pernyataan itu.






"dokter bilang hidupku tinggal tiga bulan lagi."







"dokter bukan Tuhan." yohan menekankan, "jangan percaya."

"gue yakin lo bisa sembuh." ujar yohan, menatap mingyu intens.








mingyu terkekeh pelan, "mustahil."



"tapi lo sendiri yang bilang lo bisa sembuh, mingyu!"




"aku nggak janji..." ia berbisik pelan, merasa kecewa mengapa ia harus mendapat penyakit itu yang perlahan-lahan menggerogoti tubuh dan sebentar lagi akan merenggut nyawanya.

yohan menunduk. ia tak mau kehilangan sang sahabat, namun mulutnya enggan berbicara. tidak, pasti mingyu akan sembuh. pasti.

"kamu ingat nam seoyun?"

"cewek yang lo temuin di rumah sakit, dan sekarang satu sekolah sama lo? iya. masih inget." yohan mengangguk.

"aku harap saat sudah pergi nanti, dia punya banyak teman dan tidak takut untuk bicara lagi."


"aku harap ada seseorang yang bisa menjaganya."


mingyu memandang iris cokelat tua yohan, "aku harap, orangnya kamu, yohan."

yohan mengernyit, "mana bisa? gue aja gak kenal dia, gyu."

"iya," mingyu mengangguk,
"tapi kalau suatu saat nanti kamu kenal dia, entah dimana dan kapan,"






ia meminta,






"tolong pastikan dia selalu bahagia."

Airpods  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang