Aqella berusaha duduk senyaman mungkin di depan Nyonya Hutama. Mereka sedang berada di kafe yang ada di sebrang rumah sakit. Tadi, wanita angkuh ini mengajak Aqella untuk bertemu, katanya ada yang ingin diobrolkan. Setelah Aqella memeriksa putra kesayangannya, Aqella langsung diajak keluar. Aqella menunggu dengan sabar Nyonya Hutama mengeluarkan kata-katanya. Ia tidak ingin memulai pembicaraan, jika bukan Nyonya Hutama yang memulai. Kecuali jika itu bersangkutan dengan pekerjaannya.
"Sudah lama kita tidak bertemu. Tiga belas tahun ya, bagaimana kabarmu?" ujarnya datar. Raut mukanya tetap tidak menunjukan keramahan.
"Baik..." jawab Aqella singkat sambil mengaduk-aduk juice jeruk yang ada didepannya. Berbicara dengan perempuan ini membutuhkan energi besar maka Aqella harus tetap tenang. Emosinya tidak boleh terpancing.
"Setelah bercerai dengan putraku, siapa lagi laki-laki yang sudah kau jebak untuk bisa jadi suamimu?" ujarnya sinis.
Aqella membelalakan mata lebar. Pempuan ini benar-benar keterlaluan! Dari dulu mulutnya tidak pernah bisa dijaga. Pedas dan tajam. Sungguh ia ingin tertawa. Orang yang jelas-jelas mengaku keluarga terhomat, tapi kata-katanya seperti keluar dari orang yang tidak berpendidikan saja. Kekepoannya ini bikin Aqella muak. Sungguh Aqella telah membuang-buang waktu meladeni kata-katanya yang tidak berfaedah. Tapi, Aqella harus bisa meladeninya dengan tenang.
"Apakah Nyonya merasa terganggu jika saya mendapat suami yang lebih kaya?" tanya Aqella setenang mungkin.
"Bersyukurlah anak saya terlepas darimu." ujarnya sinis.
"Ok, tidak masalah." jawab Aqella berusaha tetap tenang dan datar.
"Saya cuma mau memperingatkan sama kamu. Tolong jaga batasanmu selama merawat putraku. Jangan pernah bermimpi bisa kembali lagi padanya!" kata Nyonya Hutama tajam.
Aqellq terdiam sesaat. Kata-kata mantan mertuanya itu sungguh sangat menyakiti perasaannya. Pantaskah perkataan itu diucapkan? Bukankah Aqella yang harusnya berbicara seperti itu. Dulu anaknya tergila-gila padanya, dan sekarang anaknya diselingkuhi wanita pilihan ibunya seperti berita yang baru dibacanya tadi di media. Bisa sajakan putra si Nyonya sombong ini justru yang masih memiliki perasaan cinta padanya. Aqella perempuan yang sudah di sakiti luar dalam, akan berfikir berulang kali untuk mencintai laki-laki yang akan terus berkonflik dengan ibunya.
"Tentu. Tanpa di ingatkanpun saya sangat paham sekali, Nyonya. Saya tidak akan mencampur adukan antara profesionalisme dengan kisah usang. Nyonya tidak usah khawatir, kisah saya dengan anak nyonya sudah berakhir semenjak keluar dari rumah itu. Yang harus di peringatkan itu justru anak nyonya." jawab Aqella dingin.
"Kenapa harus anak saya?" Nyonya Hutama tidak terima.
"Karena saya tetap baik-baik saja meskipun sudah Nyonya perlakukan secara tidak manusiawi. Tapi anak Nyonya yang sedang tidak baik-baik saja. Saya sudah membaca berita online yang hari ini jadi trending topic. Jika istri Adyan Hutama berselingkuh, dan itu dikaitkan dengan penyebab kecelakaannya, oleh wartawan kurang kerjaan. Apakah Nyonya belum baca beritanya?"
Nyonya Hutama langsung diam. Kenapa berita perselingkuhan Ardina bisa sampai jadi konsumsi publik? Sangat memalukan. Perempuan itu segera membuka gawainya, dan benar saja berita di medsos sangat ramai tentang perselingkuhan Ardina Zahira dengan pengusaha asal Malaysia.
"Jika menurut Nyonya, dulu saya adalah menantu yang buruk, Ardina jauh lebih buruk. Karena jelas dalam ikatan pernikahan saya dengan Mas Adyan tidak ada perselingkuhan. Dan tidak ada sepeserpun harta yang saya dapat. Jadi sebenarnya wanita parasit yang memeras dan menyakiti suaminya itu siapa Nyonya? Sangat jelas itu bukan saya. Dan hal yang harus Nyonya ketahui, bagi saya keluar dari keluarga Hutama itu adalah anugerah. Karena jika saya masih bertahan mungkin saya sudah menjadi penghuni rumah sakit jiwa, karena memiliki mertua egois seperti anda."
Nyonya Hutama diam tidak bisa membalas serangan verbal kata-kata Aqella, mantan menantu yang sangat dia benci sampai kini. Pasti dia tidak akan pernah menyangka jika perempuan lugu dan polos itu akan mengucapkan kata-kata tajam. Tapi tentu saja waktu bisa mengubah seseorang bukan? Jika dia membenci dengan alasan nggak jelas, bukankah mantan menantunya juga wajar untuk membenci dengan alasan luka masalalu.
"Permisi Nyonya Hutama, saya masih ada banyak pekerjaan." Aqella bangkit meninggalkannya.
Nyonya Hutama memberengut kesal. Sungguh hari ini dia telah kalah kata-kata.
"Apa lagi yang Mama inginkan dari Aqella." suara dingin itu menyentak lamunan Nyonya Hutama.
"Papa...!"
"Belum cukup juga rupanya menyerang gadis tak berdosa itu heh..."
"Se...sejak...kapan Papa...di sini?" Nyonya Hutama tampak gelagapan.
"Sejak kau masuk, Papa sudah ada di kafe ini, Ma. Kenapa Mama masih menyerangnya, heh... ? Dia sudah tidak ada hubungan lagi dengan anak kita. Seharusnya si menantu kebanggaanmu itu, yang harusnya kau serang. Bukan Aqella yang sudah tidak punya hubungan apa-apa dengan kita.
"Mama hanya ingin memperingatinya. Siapa tau dia masih berharap pada anak kita..." Nyonya Hutama membela diri.
"Cuma wanita tidak waras yang mau memiliki mertua seperti kamu untuk kedua kalinya. Kapan sih Mama akan sadar? Suatu saat kau akan tua dan lemah, siapa yang mau merawatmu jika selalu berkonflik dengan menantu? Laras... Rangga...atau istri Adzwar. Papa nggak yakin mereka mau merawat Mama. Karena selama ini, Mama tidak pernah menunjukan rasa hormat pada mereka. Uang itu tidak selamanya bisa membuat bahagia dan menolong kita. Jadi tolong, turunkan ego Mama. "
Wajah Nyonya Hutama semakin memberengut mendengar kata-kata suaminya."Tanpa diulang berulang kalipun Mama masih ingat kata-kata Papa." ketus Nyonya Hutama.
"Dan sayangnya itu cuma masuk kuping kiri ke luar kuping kanan." Sindir Pak Hutama.
"Terus mau Papa, Mama itu harus bagaimana? Bersikap manis pada mantan menantu kita gitu, yang membuat Adyan melupakan Ibunya?"
"Ckk...jangan berlebihan, Ma. Adyan tidak pernah melupakanmu. Dia hanya ingin kamu bisa menerima siapa wanita yang dia cintai. Tapi sudahlah tidak usah di bahas, toh Aqella sudah bukan siapa-siapa lagi untuk Adyan. Papa cuma minta tolong perlakukan Laras, Rangga dan Istri Adzwar kelak dengan baik. Yang menjalani kehidupan rumah tangga adalah anak kita. Jadi stop ikut campur didalam rumah tangga mereka. Standar pilihan menantu yang Mama inginkan jangan minta disamakan dengan standar pilihan anak-anak kita. Cukup do'akan mereka untuk bahagia. Bukan ikut terlibat di dalamnya. Sebagaimana Bunda yang tidak pernah ikut campur pada rumah tangga kita. Bisa?"
Nyonya Hutama diam tidak memberi respon apa yang di ucapkan suaminya. Rasanya gampang banget meminta dirinya berubah. Padahal apa yang dia lakukan adalah sebagai bukti sayang seorang ibu pada anak-anaknya.
"Bisa kan Ma? " tegas Pak Hutama.
Nyonya Hutama malah mengeluarkan kipas dari tasnya, dan mengipas-ngipas tubuhnya yang sama sekali tidak gerah. Hanya hatinya saja yang sedang kesal. Kenapa suaminya bisa ada disini.
"Akan Mama usahakan." jawab Nyonya Hutama ketus. Dan itu membuat suaminya geleng-geleng kepala.[]
KAMU SEDANG MEMBACA
Jadi Dokter Setelah Dipaksa Bercerai
ChickLitSudah Terbit Tiga belas tahun sudah berlalu, dan kini Aqella harus di pertemukan kembali dengan mantan suaminya. Adyan Hutama harus menjadi pasiennya, akibat kecelakaan yang sudah di alaminya. Dan membuat semua luka masa lalu yang sudah mengering k...