02.

4.3K 828 133
                                    

Ketika pagi harinya betapa sedihnya Taeyong yang melihat toples untuk kandang sang katak sudah pecah, begitu juga sang katak yang menghilang.

"Ada keributan apa lagi ini?" Tanya Ten yang baru saja bangun dan melihat kedua temannya yang sedang sibuk menunduk - nunduk seperti mencari sesuatu.

"Katak Yongie kabuur"

Ten memutarkan kedua bola matanya dengan malas. Lagi - lagi katak itu. Tadi malam ada orang yang tiba - tiba masuk kamar Taeyong dengan lancangnya dan mengatakan bahwa ia adalah katak yang Taeyong pelihara, dan sekarang kataknya hilang. Besok drama apalagi yang akan dibuat sang katak?!

"Mungkin ia kabur dan kembali ke sawah" jawab Ten dengan malas.

Taeyong semakin sedih dibuat Ten, Winwin dengan sigap menepuk bahu Taeyong, "sudah, tidak perlu sedih. Mari kita cari lagi kataknya, semoga ia belum lompat keluar jendela"

Ketika sedang mencari kataknya yang hilang, tiba - tiba Taeyong teringat akan kejadian semalam tentang seseorang yang mengaku sebagai katak yang dirinya pelihara. Taeyong menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu. Ini terasa tidak masuk akal, tapi sekarang kataknya hilang, apakah jika ia kembali ke kantor polisi dan mencari kataknya disana, ia akan kembali menemukannya?

Dengan terburu - buru Taeyong langsung bergegas ke kantor polisi untuk mencari kataknya yang hilang. Winwin yang sedang berjongkok mencari katak Taeyong dibawah kolong kasur, langsung berdiri kebingungan menatap Taeyong yang terburu - buru.

"Hey! Kau mau kemana? Kataknya kan belum ketemu?"

"Aku mau ke kantor polisi untuk mencarinya!"

Kini bukan hanya Winwin yang kebingungan, namun juga Ten. Sepertinya mereka berdua perlu memeriksakan kesehatan jiwa Taeyong  pada psikiater.

---

Sedangkan di masa lampau, Johnny dan penyihir Yuta masih memerhatikan cermin ajaib yang dapat menampilkan kejadian yang sedang dialami oleh pangeran Jaehyun.

Ujung pedang Johnny semakin dekat untuk menghunus leher penyihir Yuta. Namun, Yuta hanya terkekeh, dan menantang Johnny untuk membunuhnya.

"Abracadabra!" Tidak sengaja penyihir Yuta mengucapkan mantra keramat yang membuat dirinya dan Johnny ikut tersedot ke masa depan.



Ten dan Winwin yang sedang asik bermasker ria sambil menonton tv, tiba - tiba terkejut ketika muncul dua sosok asing didepannya.

"YA!!!! INI APALAGI?!" Teriak Ten kaget yang tiba - tiba melihat seseorang sedang menghunuskan pedang kearah seseorang lainnya.

Winwin langsung bersembunyi pada balik sofa dengan ketakutan.

"Dimana pangeran Jaehyun berada?!" Ucap Johnny dengan lantang sambil mengedarkan ujung pedangnya.

Namun Ten tidak merasa terancam atau ketakutan sama sekali.

"Mana kutahu soal pangeran bodohmu!!! Sekarang, kalian.. ANGKAT KAKI DARI RUMAHKU!!!" Balas Ten tidak kalah galaknya dari Johnny.

Kini Johnny mengarahkan pedangnya kearah dada Ten, namun Ten tidak gentar sama sekali akan Johnny.

"Bunuh saja jika kau berani!" Ucap Ten yang semakin menghunus ujung pedang Johnny pada dadanya.

Johnny menatap wajah Ten dengan seksama, ia terbuai akan kecantikan Ten yang menyirnakan pandangannya seketika.

"Cantiikk.." desis Johnny sambil menjatuhkan pedangnya dan mendekap tubuh Ten kedalam pelukannya bagai adegan kstaria yang melindungi putrinya.

"Tampan.." balas Ten pelan.

Sedangkan Winwin dan penyihir Yuta yang sedang duduk berdampingan di sofa, menatap keduanya dengan tatapan yang tak wajar.

---

Keributan tengah terjadi di kantor polisi tersebut. Taeyong kebingungan ketika ia memasuki kantor yang dalam keadaan rusuh tersebut.

"Tahanan yang beranama Jung Jaehyun itu menghilang ketika pagi hari! Ia kabur!" Ucap sang polisi sambil kelimpungan.

Taeyong semakin bingung, bagaimana pria yang semalam itu bisa kabur dalam keadaan kantor yang penuh akan polisi lalu - lalang.

Namun tak lama kemudian seekor katak lompat kearah bahu Taeyong, dengan bahagianya Taeyong menyambut sang katak.

"Kau disini rupanya?" Ucap Taeyong dengan nada gembira.

"Ayo kita pulang, aku akan memberikanmu sawi ternikmat untuk sarapan —" sambung Taeyong.








Suasana rumah begitu sepi, kedua temannya tidak tampak dimanapun, Taeyong merasa sedikit sedih ketika Ten dan Winwin keluar tanpa mengajaknya. Namun kini ia tidak peduli ketika melihat kataknya yang tengah melompat - lompat bahagia dalam toples kosong yang baru saja ia beri untuk sang katak.

Dengan bahagia Taeyong berjalan menuju lemari pendingin untuk menghidangkan sawi untuk sang katak.


Tak terasa, hari berganti malam, dan malam pun telah larut. Taeyong masih tidak mengetahui kemana kedua temannya pergi. Berkali - kali ia menelfon Ten atau Winwin, tetap tidak diangkat satu kalipun.

Taeyong menghela nafasnya, ia mulai mengantuk dan merebahkan dirinya diatas sofa, tapi tak lama kemudian ia mendengar suara benda yang pecah. Taeyong langsung menuju kearah suara dan melihat sosok yang sama seperti yang ia lihat kemarin malam berada di kamarnya.

"Kau..."

Kini pria itu berjalan mendekat kearah Taeyong sambil mengunyah sisa potongan sawi yang Taeyong berikan tadi pagi.

"Kau benar - benar kataku...?" Tanya Taeyong ragu.

Taeyong memerhatikan pria itu yang mengenakan pakaian bagaikan anggota kerajaan.

"Sudah kukatakan aku adalah katakmu.."

"B - bagaimana bisa?!" Balas Taeyong ketakutan.

"Aku dikutuk oleh seorang penyihir, maka dari itu tubuhku berubah menjadi seekor katak"

Apakah ini mimpi?! Otak Taeyong berusaha mengolah keadaan, namun ini terasa sungguh nyata.

"Jika kau tak percaya bahwa ini adalah kenyataan —" Jaehyun meletakan telapak tangan Taeyong pada dadanya.

"Rasakan degupan jantungku ini" sambung Jaehyun.

The Frog PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang