"Bener kata Daniel, lo pasti udah suka sama gue dari lama. Kenapa gue nggak kepikiran sampai sana ya? Kalau suka sama gue, harusnya lo bilang. Lo kan tau gue nggak peka."
"Terserah."
"Tapi sejak kapan? Sebelum gue pacaran sama Taehyung? Apa sejak SMA? Bukan, pasti setelah gue ditinggal nikah Taehyung terus lo ngerasa iba. Iya kan?"
"Terserah."
"Lo kan bukan cewek ngapain ngomong terserah."
Begitulah Sooyoung kalau udah meyakini sesuatu. Pertanyaan Daniel kemarin yang belum dijawab oleh Wonwoo membuatnya jadi ricuh sendiri. Ia terus mencecar Wonwoo meski belum juga dapat jawaban yang ia mau.
"Wonwoo!"
"Ya."
"Lo dengerin gue nggak?"
"Denger."
Iya begitu kalau ngomong sama batu dikasih nyawa. Udah biasa Wonwoo kalau jawab sekenanya.
Padahal kali ini Wonwoo memang sengaja menghindar. Males jelasin nanti bakal jadi panjang. Sepanjang waktu yang ia lalui menyimpan rasa dalam diam.
Sepanjang tahun demi tahun berganti tanpa satu kata pun terucap dan tanpa isi hati yang terungkap. Yang ada hanya keinginan untuk melindungi tanpa keegoisan untuk memiliki.
Wonwoo memang terlalu pandai bersembunyi di balik diamnya.
"Woo, gimana gue di mata lo?"
Ditanya begitu Wonwoo cuma melirik sekilas.
"Kenapa? Lipstik lo baru?" tebaknya asal.
"Ini dari Sana, warnanya nggak cocok di dia. Kenapa jadi ngomongin lipstik sih," sungut Sooyoung tersadar.
"Gue di mata lo? Coba gimana pendapat lo tentang gue?" sambungnya.
Kali ini Wonwoo jadi menatap Sooyoung serius. Dan membuat Sooyoung menunggu kata-kata apa yang akan diucapkannya.
"Nggak usah diet."
Namun justru itu yang keluar dari mulut Wonwoo. Gimana Sooyoung nggak makin kesel.
"Bukan itu!" amuknya.
Apa di mata Wonwoo ia sama sekali nggak ada istimewanya?
"Padahal lo buat gue itu istimewa. Lo itu mahkluk langka yang harus gue lindungi biar nggak punah."
Sooyoung jadi mencurahkan isi hatinya. Bahkan jauh sebelum mereka mau nikah, Wonwoo tetap beda di matanya. Diantara sahabat-sahabatnya yang lain, Wonwoo yang menurutnya paling unik.
"Lo itu aslinya peka tapi suka pura-pura nggak peka."
Kalau ini udah jadi rahasia umum. Wonwoo yang pertama mengetahui hubungan Daniel dan Sejeong tapi pura-pura nggak tau sampai Daniel ngaku sendiri.
"Lo itu es batu dikasih sirup marjan, dingin tapi manis."
Wonwoo cuma tertawa mendengarnya. Dan ia tetap tertawa meski Sooyoung meralat ucapnya.
"Tapi lo jarang manisnya. Lebih sering pahit, jutek, kalau ditanya nggak mau jawab, ngeselin pokoknya."
Kesempatan Sooyoung untuk menumpahkan kekesalannya.
"Sekarang gue di mata lo coba?" pintanya.
Masa Wonwoo tetap nggak paham setelah ia mengoceh panjang lebar.
"Jangan bilang sahabat karena kita lebih dari itu," cegat Sooyoung sekedar berjaga-jaga.
"Cepetan jawab nggak usah panjang-panjang nggak apa-apa."
Sooyoung hampir nyerah. Kayaknya Wonwoo memang kesulitan untuk menilainya. Atau memang orangnya pemalas.
"Satu kata aja deh, Woo."
Daripada nggak ada satupun yang terucap .
"Calon istri. Itu dua kata kan?"
Jawaban Wonwoo yang tiba-tiba itu cuma bikin Sooyoung ngangguk dan nggak sadar menyunggingkan senyum.
"Apa antartika mau mencair ya?"
Sooyoung mulai ngaco sendiri. Karena ada perasaan hangat di dadanya.
"Woo, aneh nggak kalau gue baper sama lo? Kan nggak lucu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Get Married ✔
Fiksi Penggemar"Kalau gue nggak laku-laku, gue nikah sama lo aja."