Sepertinya udah jadi hukum alam kalau semakin dewasa lingkup pertemanan semakin sempit. Yang benar-benar bisa jadi sahabat dekat paling cuma beberapa. Sooyoung patut bersyukur persahabatannya dengan Sana, Jennie, Daniel, Hanbin, dan Wonwoo tetap langgeng walau nggak seerat dulu. Saat udah punya pasangan masing-masing, mereka tau mana yang harus jadi prioritas. Sahabat dan pacar sama-sama penting, tapi di atas itu masih ada yang jauh lebih penting yaitu keluarga. Untungnya mereka masih berkomunikasi intens lewat grup chat.
Itu juga yang jadi salah satu alasan Sooyoung untuk nikah sama Wonwoo aja. Nggak perlu adaptasi kayak pasangan sahabatnya yang lain.
"Enaknya kita bilang udah pacaran berapa lama?"
Menurut Sooyoung, mereka harus merancang skenario terbaik setelah memutuskan untuk melanjutkan kegilaan yang sudah mereka mulai.
"Enam bulan? Dua tahun?" tanyanya.
Ini langkah awal yang harus dilakukan saat akan bilang ke orangtua masing-masing.
"Dua tahun aja gimana?" lanjutnya lagi.
Itu hitungan yang pas untuk pasangan memutuskan menikah.
Tapi rupanya Wonwoo berkeyakinan lain. Ia nggak mau semua dimulai dengan kebohongan. Karena sekali bohong akan ada kebohongan-kebohongan selanjutnya yang justru bikin rumit.
"Kenapa nggak jujur aja?"
"Nggak mungkin lah, Woo," sangkal Sooyoung.
Yang ada nanti kedua orangtua mereka malah keheranan dan bertanya-tanya.
"Bilang aja kita pacarannya nanti setelah nikah."
"Nggak segampang itu."
Sooyoung masih saja beda pendapat soal ini.
"Gue aja yang ngomong ke ortu lo."
Dan saat Wonwoo menawarkan diri dengan yakinnya, justru Sooyoung yang nggak yakin.
Wonwoo memang susah ditebak, tapi ia nggak nyangka kalau Wonwoo bisa senekat ini.
"Lo beneran? Serius? Nanti lo ngomongnya gimana?"
Pertanyaan yang terus Sooyoung ulang saat Wonwoo sungguh-sungguh akan menemui orangtuanya.
Maklum ini baru pertama kalinya ada cowok yang datang ke rumah untuk melamar dengan menemui orangtuanya langsung. Dulu Taehyung belum mendapat kesempatan seperti ini karena selalu ia larang. Lagipula keadaannya beda, dulu ia masih terlalu muda. Sekarang, usianya sudah cukup matang.
Lalu semua berjalan dengan begitu lancar. Wonwoo dengan mudah mendapat restu orangtuanya. Ia juga diterima dengan sangat baik di keluarga Wonwoo.
Semua terjadi begitu cepat hingga membuat Sooyoung tiba-tiba risau sendiri. Apa yang dilakukannya ini sudah benar? Apa keputusannya ini tepat?
"Woo, coba cubit gue. Ini nggak mimpi kan?"
Permintaan Sooyoung yang ketika Wonwoo mengabulkannya ia justru menjerit.
"Sakit!!!"
Dan ia yang balas memukul Wonwoo keras. Untungnya Wonwoo itu ibarat batu yang nggak bereaksi.
"Lo yang minta," katanya datar.
Padahal aslinya Wonwoo sama gusarnya. Cuma ia terlalu pandai menutupi perasaan yang bergejolak di hatinya.
"Kenapa lo mau nikah sama gue?"
Pertanyaan yangg akhirnya terlontar dari mulut Wonwoo.
"Kan udah gue jelasin dari awal," amuk Sooyoung.
Masa Wonwoo masih nggak ngerti setelah perdebatan panjang mereka hingga sampai titik ini.
"Kenapa gue? Kenapa bukan orang lain? Hanbin misalnya?"
"Kok jadi Hanbin?"
Sooyoung makin kesal. Dikira ia mau nikah dengan sembarang orang gitu?
"Gini-gini gue punya rencana jangka panjang. Cita-cita gue mau nikah pas umur 26 nyatanya lewat. Jadi sekarang sebelum umur 35 gue harus punya anak dua."
Tiba-tiba nada suara Sooyoung melemah. Kenapa jadi geli sendiri saat membahas anak. Buru-buru ia mengalihkan pembicaraan.
"Lo sendiri kenapa mau nikahin gue?"
Ini juga yang menggelitik rasa penasaran Sooyoung. Apa alasan Wonwoo dengan gampang mau menikahinya.
"Biar kalau reuni SMA gue ada barengan."
Dan jawaban nyeleneh Wonwoo yang cuma bisa membuat Sooyoung melongo. Alasan macam apa itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Get Married ✔
Fanfiction"Kalau gue nggak laku-laku, gue nikah sama lo aja."