"Belum telat kan?"
Tergesa Sooyoung menyusul Jennie. Ada Jongin juga duduk di sampingnya. Di sebelahnya ada Hanbin yang sibuk kepoin Sana dan Yuta. Maklum ia satu-satunya yang nggak bawa pasangan.
Resepsi pernikahan Daniel diadakan di malam minggu setelah akad nikah pagi harinya. Sebagai undangan istimewa mereka wajib datang sebelum acara dimulai. Tapi Sooyoung datang disaat tamu satu per satu mulai berdatangan.
"Macet?" tanya Jennie agak berbisik.
"Tanyakan saja pada bapak yang satu ini."
Kalau Wonwoo nggak mendadak cerewet dan maksa Sooyoung ganti baju, mereka nggak akan telat.
"Dia dandannya lama," ucap Wonwoo yang langsung dilirik Sooyoung seolah mencibir.
Iya ia memang tadi sedikit merubah riasannya menyesuaikan dengan warna gaun yang ia pakai. Semua gara-gara Wonwoo yang bilang gaunnya terlalu terbuka.
Biasanya juga nggak pernah peduli penampilan Sooyoung, mau pakai daster, mau pakai kaos oblong nggak pernah komentar. Tapi kali ini Wonwoo nyuruh Sooyoung ganti baju dengan setengah memaksa.
"Pengantinnya mana?" tanya Sooyoung celingukan.
Konsep pernikahan Daniel yang dibuat sesantai mungkin membuat pengantin bebas berkeliling menghampiri tamunya yang duduk di tempat yang sudah disediakan.
"Ke temen-temennya Sejeong," tunjuk Hanbin pada meja berseberangan arah dari meja mereka.
Sooyoung nggak noleh, ia nggak peduli pada teman-temannya Sejeong. Entah ada Taehyung atau nggak, ia nggak mau tau.
Justru Wonwoo yang terlihat penasaran. Ia sempat memutar kepalanya sebelum kembali mengobrol dengan Yuta. Dan Wonwoo nggak ngomong apa-apa.
"Kayaknya capek banget kalau nikahan kayak gini," celetuk Sana.
Dari tadi ia melihat Daniel dan Sejeong terus menghampiri tamunya dengan menyapa satu persatu.
"Mending nikahan yang normal aja, pengantinnya cukup berdiri diem biar tamunya yang datang menghampiri," sambungnya.
"Setuju," angguk Jennie.
Rencana awal pernikahan Daniel memang hanya untuk keluarga, saudara, dan teman dekat saja. Tapi ditolak oleh orangtua kedua belah pihak dengan banyak alasan. Akhirnya Daniel dan Sejeong mengalah dan harus rela meladeni tamu yang jumlahnya ratusan.
"Kira-kira siapa diantara kalian yang nikah duluan?" tanya Hanbin tiba-tiba. Menunjuk Sooyoung, Sana, dan Jennie bergantian.
"Diantara mereka berdua," timpal Jennie yang merasa hubungannya dengan Jongin belum sejauh kedua sahabatnya.
"Udah pasti Sooyoung, gue kesalip," heboh Sana. Padahal ia udah lama tunangan.
Sooyoung lekas menggeleng.
"Tergantung Wonwoo, dia jadi nikahin gue apa nggak."
"Jadiin Woo, kasian nggak ada yang mau nikahin dia," cibir Hanbin.
"Sembarangan."
Untung yang ngomong Hanbin jadi Sooyoung biasa aja. Kalau orang lain mungkin ia udah tersinggung. Kesannya jadi Wonwoo mau menikahinya karena belas kasian. Menyedihkan.
Apa mungkin benar? Segala tindakan dan perhatian Wonwoo hanya berdasarkan rasa kasian? Wonwoo yang ngejaga Sooyoung banget dari ujung rambut sampai ujung kaki. Sooyoung nggak bisa kalau nggak baper.
Apalagi saat Wonwoo terus menggenggam erat tangannya pada saat sesi foto-foto. Jujur Sooyoung nyaman. Meski alasan Wonwoo melakukannya karena ia melihat ada Taehyung.
"Dia sendirian," bisik Wonwoo.
Yang awalnya Sooyoung belum paham.
"Mantan," imbuh Wonwoo.
Sooyoung langsung paham.
"Bukan urusan gue," jawabnya ketus.
Kenapa Wonwoo malah memberitahunya tentang Taehyung. Mau Taehyung sendirian atau bersama istrinya, terserah. Apa Wonwoo sama sekali nggak nyadar kalau Sooyoung terus bergulat dengan perasaannya yang takut tak terbalas.
Bahkan saat sesi lempar bunga oleh pengantin, Sooyoung udah nggak mood. Lain dengan Sana dan Jennie yang terlihat antusias. Hingga bunga yang dilempar Sejeong ditangkap oleh salah satu temannya, Sooyoung tetap nggak peduli.
"Percaya nggak sama mitos kalau nangkap bunga dari pengantin bakal segera nyusul nikah?" tanyanya.
"Nggak."
Sooyoung udah tau kalau Wonwoo akan jawab begitu.
"Nggak dapet bunga juga kita tetep nikah."
Ucapan Wonwoo yang makin membuat Sooyoung kesel.
"Bukan masalah bunga...."
Sooyoung nggak jadi melanjutkan kalimatnya. Tumben sekali Wonwoo nggak peka. Atau pura-pura nggak peka?
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Get Married ✔
Fiksi Penggemar"Kalau gue nggak laku-laku, gue nikah sama lo aja."