"Huhhh huhh" Alhena baru saja tiba di depan gerbang SMA Gemilang yang sudah tertutup rapat. Tenyata percuma saja ia berlari dari halte hingga sampai sini pada akhirnya ia terlambat juga.
"Yahhh telat.." dengus Alhena. Tak sengaja ia melihat seseorang yang juga terlambat bersama dirinya. Ia baru sadar bahwa ia tak sendiri melainkan dengan seseorang laki-laki yang masih menatap sendu ke arah gerbang.
Alhena menepuk bahu laki-laki di depannya membuat laki-laki tersebut membalikan badan. Yang ternyata adalah Elio, Alhena tersenyum miring.
"Heh! Telat juga lo? Gue kira anak teladan kayak lo ga pernah telat" cibir Alhena pada Elio. "Tumben lo telat, kenapa?"
Dari cerita yang Alhena dengar, seorang Elio Bagaskara adalah anak teladan yang konon tidak pernah datang terlambat. Tapi Alhena tidak percaya, terbukti hari ini ia melihat Elio datang terlambat bersamanya.
Elio menatap Alhena datar "Bukan urusan lo" jawab Elio acuh. Alhena hanya mengendikan bahunya, benar kata Elio itu bukan urusannya.
Alhena meninggalkan Elio sendiri di depan gerbang karena ia terlambat hanya berdua saja. Namun baru beberapa langkah Elio memanggilnya.
"Eh tunggu! Lo mau kemana?" Alhena menghentikan langkahnya. "Bukan urusan lo!" jawabnya mengikuti gaya bicara Elio lalu melanjutkan langkahnya kembali.
Elio yang tak tau harus apa terpaksa mengikuti langkah Alea. Dari pada ia tertangkap oleh guru piket dan terkena hukuman. Setahu Elio dari cerita Damar ia pernah terlambat bersama Alhena, pasti Alhena tau jalan lain untuk masuk kedalam SMA Gemilang.
Alhena yang baru saja melanjutkan langkahnya pun berhenti saat ia merasa ada yang mengikutinya. Alhena membalikan badannya menatap Elio dengan mata menyipit.
"Ngapain lo? Mau nyulik gue ya?!" tanya Alhena menaikan sedikit kepalanya.
"Dihh Ogah! Ngapain juga gue nyulik lo? Body tepos depan belakang kayak lo bukan tipe gue!" ujar Elio sarkas.
Alhena menganga tak percaya? Apa tadi Elio menghinanya? Alhena membasahi bibirnya. Kenapa setiap ucapan yang di keluarkan dari mulut Elio selalu membuatnya kesal?
"Ya terus lo mau ngapain?"
"Ya mau masuk lah bego!" Elio mendorong sedikit kepala Alhena lalu berjalan melewatinya begitu saja.
"Iissss sakit anjir!" eluh Alhena memegangi kepalanya.
Elio yang mendengarnya hanya berdecak tanpa membalikan tubuhnya. "Ck! lemah"
Alhena membiarkan saja laki-laki di depannya ini berjalan duluan. Alhena yakin Elio tidak tau bagaimana cara agar bisa masuk ke dalam sekolah.
Elio juga sedikit kebingungan, ia tidak tau bagaimana caranya agar bisa masuk ke dalam. Karena ia memang tak pernah terlambat.
Elio memperlambat langkahnya merasa Alhena sudah tidak mengikutinya. Elio menengok kebelakang, ternyata Alhena sudah tidak ada.
'Itu anak kemana ya?' batin Elio, kepalanya celingak celinguk mencari keberadaan Alhena.
Alhena menahan tawanya melihat Elio kebingungan. Sungguh lucu sekali wajah Elio yang datar itu jika kebingungan.
"Eh cowok tengil! Masih mau di luar lo? Buruan naik. Ohh atau jangan-jangan lo gak bisa manjat?" ujar Alhena sambil menahan tawa.
Elio yang mendengar suara Alhena tapi tak melihat wujudnya pun semakin kebingungan.
"Ck! Lemah! Gue di atas" kepala Elio yang celingak celinguk mencari keberadaan Alhena pun langsung menghadap ke atas. Benar sekali Alhena sudah berada di atas tembok, tapi bagaimana bisa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Alhena
Teen Fiction1 July 2019 Baca aja dulu, semoga suka! Jangan lupa tambahin ke reading list!