Part 7

17 1 0
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu. Tapi Alhena masih berada di dalam kelas. Ia masih melanjutkan catatan yang tadi di berikan Bu Beti saat Alhena pergi ke perpustakaan.

Awalnya Alhena tidak sendiri melainkan ditemani okeh Diva dan juga Rasti. Tapi Alhena menyuruh mereka pulang terlebih dahulu.

Alhena masih menulis di buku catatannya hingga tak sadar jika tinta bolpoinnya hampir habis.

"Yah, yah habis" Alhena menggoreskan ujung bolpinnya pada kertas kosong namun tetap saja tintanya tidak mau keluar.

Ia sangat malas jika harud oergi ke koperasi. Lalu sebuah ide terlintas dipikiran Alhena.

Alhena membungkukan kepalanya memeriksa satu per satu kolong meja ynag ada di kelas ini. Namun nihil, benda yang ia cari tidak dapat juga.

'Ternyata mereka teliti juga ya,'

Alhena menyusuri kembali kelasnya, siapa tau, benda yang Alhena cari terjatuh di lantai. Namun sekali lagi tidak ada.

"Masa mereka gak ninggalin satu pulpen pun? Ga ada yang ketinggalan gitu?"

Huhhh

Alhena berkacak pinggang, jika begini tidak ada pilihan lain selain pergi memebelinya di koperasi.

Alhena keluar dari kelasnya. Sekolahnya tampak sepi, kelas-kelas yang Alhena lewati juga sepi semua. Mungkin mereka sudah pulang atau ke gedung ekskul.

Kenapa koperasi terasa jauh sekali? Tidak tai apa jika Alhena ingin segera tiba di rumah untuk merebahkan tubuhnya yang penat setelah belajar selama 8 jam lamanya?

"Bu beli pulpen" ujar Alhena melihat-lihat pulpen yang harganya paling murah.

"Bu beli yang ini satu" Alhena mengambil pulpen tersebut lalu menyerahkan selembar uang lima ribu rupiah.

"Ini neng kembaliannya" Ibubitu menyerahkan uang kembalian kepada Alhena. Alhena tersenyum.

"Makasih" lalu pergi meninggalkan koperasi "I love you three thousand" Alhena memasukan uang kembalianya ke dalam saku roknya.

***

Alhena sudah baru saja menyelesaikan catatannya. Lumayan banyak hingga mengundur waktu pulangnya 30 menit yang berharga.

"Yeay selesai," Alhena membereskan alat tulid beserta bukunya lalu memasukannya ke dalam tas.

Ingin sekali ia cepat sampai di rumahnya. Tidak sabar mencicipi masakan bundanya yang enak. Membayangkannya saja membuat perut Alhena meronta-ronta minta diisi.

Alhena keluar dari kelasnya, mrnuruni satu persatu anak tangga berjalan kembali hingga sampai di depan gerbang.

Melihat ke kanan dan kekiri. Sekitar sekolah sudah sepi. Mungkin para siswa siswi yang menunggu jemputan sudah pulang. Sekarang hanya sida dirinya saja.

Alhena harus berjalan sedikit hingga halte depan agar mendapatkan kendaraan umum. Angkot sudah menjadi langganannya untuk pulan setiap hari.

Halte juga sudah sepi. Sudah sekitar 30 menit Alhena menunggu namun tidak ada satu angkot pun yang lewat.

Alhena menlihat jam tangan yang mrlingkar di pergelangannya. Sudah jam 16.05 pasti bunda menghawatirkannya di rumah.

Atau ia memesan ojek online saja? Sepertinya itu ide yang bagus. Alhena mencari ponselnya di tas. Setelah ketemu langsung saja ia membuka aplikasi ojek tersebut.

Namun baru saja menghidupkan data seluler di ponselnya ia mendapatkan notif bahwa kuota kartunya habis.

'Double shit!'

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AlhenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang