dancing with you

2.1K 164 0
                                    

Kediaman Lord Dumbarton malam itu semarak dengan warna-warni gaun yang dikenakan oleh para lady bangsawan.

Elise menyadari satu hal,yaitu gaun baru yang dikenakannya menjadi tampak terlalu sederhana jika dibandingkan dengan puluhan gaun milik lady bangsawan yang lainnya.

Padahal di depan cermin kamar rumah sewaan mereka tadi,ia merasa gaun baru ini adalah gaun terbaik yang pernah dimilikinya.

Elise menyadari bahwa dirinya hanyalah gadis bangsawan dari desa yang tidak terlalu berharap lebih dalam hal penampilan. Terlebih keluarga mereka hanya memiliki kemampuan finansial di bawah rata-rata keluarga bangsawan yang lainnya.

Sejak awal dirinya menginjakkan kakinya di London,hal terkait penampilan tidak pernah dirisaukannya. Namun segalanya menjadi berbeda setelah pertemuannya dengan Fred tadi siang. Elise merasa ingin tampil sempurna di depan semua orang,terutama di depan Fred !

Astaga,apa yang terjadi denganku,ini seperti bukan aku saja,batin Elise sesaat setelah ayahnya menggandengnya memasuki ruangan ballroom.
.
.
"Selamat malam milord,"sapa sebuah suara pria yang sedikit serak. " Oh,kau. Bagaimana kabar ayahmu,"balas Lord Langham.

"Dia berada di Bath sudah setahun belakangan. Kesehatannya semakin menurun", balas pria itu.
" Aku turut menyesal, kami dahulu berkawan baik",ucap Lord Langham dengan tulus.

"Oh,aku hampir lupa. Kenalkan ini putriku, Annelise. Elise,ini Geoffrey  putra Lord Augusta Cromwell--Baron Granville."

Elise tersenyum dan memberikan salam penghormatan. "Senang berkenalan dengan anda,milady,"ujar Geoffrey sembari meraih tangan Elise yang terbalut sarung tangan berenda putih.

Elise menaksir pria di depannya itu pasti sudah berumur di atas tigapuluhan tahun. " Mana istrimu,mengapa tak kau ajak kemari",tanya Lord Langham.

"Kau bercanda milord. Aku ini masih bujangan", jawab Geoffrey sembari tergelak.

" Oh,benarkah,maafkan aku.  Kalau begitu ingatanku sudah benar-benar payah. Maaf, mungkin tadi yang kumaksudkan adalah orang lain," lanjut Lord Langham dengan terkekeh pelan sembari mengelus jenggotnya.

"Apakah aku boleh mengisi kartu dansamu milady?" tanya Geofrey tiba-tiba. Elise yang saat itu sedang memindai keadaan di sekelilingnya untuk menemukan keberadaan Fred, mendadak jadi terkejut,"Oh,ten..tentu saja".

"Tapi maaf,mungkin bukan untuk dansa waltz, karena aku sudah ada janji dengan seseorang untuk set dansa waltz," lanjut Elise cepat-cepat.

"Oh,begitu..baiklah.Tidak apa," jawab Geofrey tidak acuh sembari menuliskan namanya di kartu dansa Elise.

Meskipun belum ada seorangpun yang menjanjikan set dansa waltz dengannya,jauh di lubuk hatinya Elise berharap Fredlah yang akan mengisinya. Meskipun sebenarnya ia sendiri tidak yakin dengan harapannya itu.

Suara musik mulai mengalun dan laki-laki bernama Geofrey itu membimbingnya menuju lantai dansa.

Elise tidak menyadari bahwa dahinya yang sedikit basah oleh keringat dan tarikan nafasnya yang sedikit terengah saat mereka berdansa, ternyata justru membuat Geoffrey terpesona. Terlebih Geoffrey adalah lelaki yang cenderung menyukai gadis berambut merah.

Geoffrey terpana dengan sikap Elise yang tampak tidak peduli. Terbersit niatan di hatinya untuk dapat menaklukkan gadis belia di depannya itu.
.
.
Saat Elise dan Geofrey memasuki lantai dansa,di sinilah Fred sedang duduk menikmati sampanyenya bersamaa seorang kenalan yang bernama Lord Carrick.

"Kaulihat itu Fred, si bujangan lapuk Geoffrey tampaknya sangat serasi berdansa dengan gadis berambut merah itu. Kurasa dia masih terlalu muda ,"kekeh Lord Carrick.

Fred yang sedang asyik menenggak minumannya segera mengalihkan pandangan ke arah yang dimaksud oleh Lord Carrick. Tiba-tiba saja ia terbatuk-batuk akibat hampir saja tersedak minumannya.

Segera saja Fred bertekad untuk menemui gadis itu nanti setelah set dansa pertama itu usai.

"Kudengar dia serius untuk segera menikah tahun ini,"lanjut Lord Carrick, "Meskipun begitu kurasa tipe pria pemburu harta sepertinya tidak terlalu menjanjikan. Begitulah yang kudengar dari bisik-bisik di club."

Sesaat pandangan Fred memicing saat menatap pasangan dansa itu dari kejauhan.
"Kau mengenalnya?"tanya Lord Carrick penuh selidik kepada Fred. " Jika yang kau maksud adalah gadis itu,kau benar. Kami bisa dibilang masih satu kampung."jawab Fred tanpa menatap lawan bicaranya.

"Tak kusangka akhirnya kau menaruh minat juga pada wanita," ujar Lord Carrick sembari tergelak.
"Itu tak seperti yang kau bayangkan, Ralph", jawab Fred acuh.
" Tenangkan dirimu Fred. Aku tahu jika kau sudah memanggilku begitu,itu artinya kau sedang kesal kepadaku."

Ralph merupakan teman Fred sewaktu mereka masih di Eton,bahkan mereka juga pernah satu asrama.

Fred hanya mendesah pelan sebagai jawaban. "Asal kau tahu. Aku tak ingin mencari wanita,sebelum resmi menyandang gelar sebagai seorang earl."
_____________________

Met berakhir pekan..

Tinggalkan vote dan koment ya..thanks

The Way of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang