endless night

2.3K 174 15
                                    

Fred yang sudah bertahun -tahun mengenal Elise ,sungguh tidak menyangka sama sekali jika Elise akan bereaksi demikian terhadap gurauannya kali ini.

"Apa kau tahu Fred, jika sampai season depan aku tak kunjung mendapatkan lamaran dari pria yang layak disetujui oleh papa. Maka aku akan segera dijodohkan olehnya,"ujar Elise dengan suara bergetar.

"Kalian para pria tidak punya beban seperti kami,para wanita. Kalian bisa bebas melakukan apa saja sekehendak hati,semau kalian!" kali ini Elise berkata dengan nada ketus.
"Apa kau fikir itu adil?!"

Fred diam termangu mendengar luapan hati Elise. Dia tidak menyangka Elise akan meledak seperti itu karena ucapannya barusan.

"Maafkan aku Elise. Aku sungguh-sungguh minta ma'af. Maukah kau menjadi pasangan dansaku malam ini?" tanya Fred dengan bersungguh-sungguh.
Saat itu set dansa kedua sudah hampir dimulai. Beberapa pasangan sudah mulai berjalan menuju ke lantai dansa.

Elise tidak menjawab. Namun ketika Fred membimbingnya turun ke lantai dansa,ia tidak menolak.

Mereka berdua berdansa dalam diam. Meski tidak ada senyuman sedikitpun di bibir Elise, Fred tahu dari pancaran mata gadis itu, bahwasanya ia sangat menikmati  kebersamaan mereka lagi.

Dahulu sewaktu mereka kecil, Fred terkadang mengajak Elise berlatih berdansa ,walaupun hanya suara kicauan burung di padang rumput yang menjadi musik orchestra pengiringnya.

"Tersenyumlah Elise,"pinta Fred dengan lembut mencoba membujuk.

Elise membuang muka. Namun Fred melihat kilatan jahil di  mata Elise. Dan Fred tahu, Elise sebenarnya sudah tidak marah lagi kepadanya. Hanya saja dia masih gengsi untuk berbaikan dengannya. Fred mengulum senyum melihat kelakuan gadis di depannya itu. Karena ia sangat tahu, Elise bukanlah gadis yang pendendam.

Elise tahu,ia tidak pernah bisa berlama-lama menyimpan kemarahannya kepada Fred. Ia tadi memang kesal kepada pria itu.  Tapi semenjak mereka mulai berdansa, kekesalannya itu perlahan luntur. Sebentuk perasaan hampa mulai merayapi dadanya.

Hatinya bertanya-tanya tanpa dapat dicegah,"Apakah musim depan aku masih bisa berdansa dengannya dengan perasaan yang sama seperti saat ini?" Elise tidak tahu. Ia ingin sekali malam ini tidak pernah berakhir. 
.
.
.
Lord Langham menatap dari kejauhan saat putrinya berdansa dengan Fred,putra pewaris Earl of Cheltenham. Sebenarnya ia tahu anak gadisnya menyimpan perasaan untuk anak muda itu. Hanya saja sebagai ayah,ia ingin tahu sejauh mana perasaan anak muda itu terhadap putrinya. Apakah putrinya hanya dianggapnya sebagai teman saja,ataukah ia memiliki perasaan khusus kepada putrinya. Lord Langham sangat ingin tahu itu.
.
.
.
Saat itu,di kursi para wallflower para lady menyaksikan dengan tidak percaya, bahwa Elise malam ini menjadi pasangan dansa Fred.

"Oh, aku tidak percaya dengan penglihatanku sendiri,"Lady Lucinda berkata kepada lady Ceril di sebelahnya.

Mereka sangat iri dengan Elise yang malam itu berhasil menjadi pusat perhatian para gentleman. Elise yang sangat serasi dan luwes saat berdansa dengan Fred, mampu menyedot perhatian para hadirin yang melihatnya. Mereka para gentleman yang sebelumnya tidak terlalu menyadari keberadaan Elise,kini mulai melihat gadis itu sebagai wanita yang menarik. Sangat menarik.

Setelah set dansa keduanya usai, Elise tanpa dapat diduga menerima begitu banyak permintaan dari para gentleman yang ingin mengisi kartu dansanya untuk set berikutnya.

Di saat Elise sibuk meladeni permintaan para gentlemen itu, dari kejauhan ia melihat tatapan Fred yang turut senang atas keberhasilan Elise pada malam ini yang akhirnya berhasil mengisi penuh kartu dansanya.

Elise melihat acungan jempol Fred dari kejauhan. Dan entah mengapa bagian diri  Elise yang lain justru merasa tidak senang dengan itu. Elise tidak tahu, apa sesungguhnya yang diharapkan olehnya. Elise sungguh-sungguh tidak mengerti dengan dirinya sendiri.

>>>Tbc

Masih ada yang baca sampai  part ini gak nih..komen dong :)
Masih mau lanjut gak ya..
hmm.. hmm...

The Way of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang