19. Eldier & Rubby

1.7K 261 46
                                    

💋💋💋

Semoga kalian suka...

💞💞💞💞💞💞💞

"Nona apa anda keberatan kalau singgah ke cafe itu." Tunjuk Eldier pada sebuah cafe yang terlihat sangat tenang. Rubby mengangguk lalu mereka turun kesana.

Eldier membuka pintu kaca itu dengan Rubby yang mengikutinya. Pria itu menarikkan kursi untuk Rubby duduki, lalu dia beralih masuk keruangan cafe itu. Rubby yang belum menyadari itu semua hanya diam, ingatannnya kepada Kenan kembali setelah dia berusaha melupakannya.

"Ini untukmu Hasel," Rubby melihat Eldier yang memanggilnya Hasel, seseorang dulu pernah memanggilnya Hasel.

"Ini buatanmu?" Tanya Rubby dan Eldier mengangguk menatap wajah Rubby yang sangat menarik baginya.

"Kau suka?" Rubby mengangguk memakan potongan chesse cake strawberry buatan Eldier itu.

"Kau tahu aku suka strawberry?"

Eldier tersenyum dan menjawab "ya, ayah ku memberitahu semua tentang mu." Rubby tersenyum lalu melanjutkan makannya.

"Ini cafe mu?" Rubby kembali bertanya dan dengan senang hati Eldier menjawabnya.

"Ya begitulah, hanya sebuah usaha kecil yang kusuka." Rubby terbatuk saat mata nya menangkap sosok Kenan yang sepertinya melintas didepan cafe.
Dengan sigap Eldier memberikan air mineral kepada Rubby dan menepuk pelan pundak Rubby.
Mata Rubby menatap Eldier yang seolah berbicara kepadanya.

"Tes yeux sont vraiment beaux" (mata mu sungguh indah).
Perkataan romantis dari Eldier membuat Rubby merona.

"Tu peux parler francais?" (Kau bisa berbicara prancis?) Eldier berdiri dan diikuti oleh Rubby, mereka berjalan di sepanjang trotoar berbaur dengan yang lainnya.

"Ya, aku lama tinggal disana seandainya aku tahu ada wanita cantik sepertimu disini mungkin aku tidak akan pergi."
Rubby tertawa, biasa dia suka menggombali tapi sekarang ada pria yang belum lama dia kenal tapi sudah menggombalinya.

Rubby dan Eldier cepat akrab, mereka sering menghabiskan waktu bersama dirumah Rubby.
Setiap pagi Eldier akan menyiapkan makanan Rubby lalu mereka bersama-sama berolahraga lalu Eldier membantu Rubby mengerjakan sesuatu yang tidak dimengerti Eldier sebenarnya.

Seperti pagi ini, Eldier menyiapkan sarapan untuk Rubby yang belum terlihat. Eldier menelpon nomor yang dia dapat hasil kalah main kartu dengannya. Ya, Rubby kalah darinya dan terpaksa Rubby menuruti tiga permintaan Eldier.
Pertama meminta nomor pribadi Rubby, kedua memanggil Rubby dengan sebutan sun, ketiga diner dengannya nanti malam.

"Hem.." jawab Rubby yang baru bangun dari tidurnya.

"Apa perlu aku antar sarapan mu ke dalam kamar?" Rubby menggeleng masih dengan tertidur, dia enggan untuk beraktifitas hari ini.
Eldier yang bingung karena tidak ada jawaban akhirnya berjalan kearah kamar Rubby.

Ron yang sengaja membiarkan kedekatan Eldier dengan Rubby membiarkan saja apapun yang Eldier lakukan dirumah itu selama Rubby tidak melarangnya.
"Bounjor mon attraction," (selamat pagi mentariku,) Eldier menarik selimut Rubby lalu dia ternganga melihat Rubby yang tidak menggunakan celana.
Rubby yang sadar berteriak dan menutup tubuhnya.

Eldier tertawa sambil berjalan meninggalkan kamar Rubby. Aku tunggu di bawah, aku mau mentraktirmu Sun.

****

Kenan memperhatikan setiap foto yang Rubby dan pria bernama Eldier itu, demi apapun dia ingin membunuh pria itu sekarang juga. Jika Chris tidak menghentikannya kemarin dia sudah pastikan peluru menembus kepala Eldier.

"Sir, pria itu menjemput nona Rubby dengan mobilnya. Sepertinya mereka akan pergi diner malam ini."
Kenan menggebrak meja dengan kuat, pria ini mencari masalah dengannya.

"Anda mau kemana sir?" Tanya Chris karena takut Kenan akan bertindak lebih jauh.

"Mematahkan tangan pria yang menyentuh milikku."
Chris menggelengkan kepalanya.

"Sir jika anda melakukan itu nona Rubby akan semakin menjauhi anda. Lagi pula kalian tidak memiliki hubungan special sir. Ehm maksud saya anda tidak pernah mengatakan menyukai nona Rubby, dan dia bukan kekasih anda sir."
Kenan menatap Chris tidak suka, tapi apa yang bawahannya katakan itu ada benarnya.

Kenan terduduk lagi di kursi, menutup mata membayangkan Rubby ada didalam pelukannya, kenapa hatinya bisa separah ini. Wanita itu benar-benar memberikan racun kepadanya.

Dia lalu pergi sendiri membawa mobilnya, dia butuh ketenangan dan mobil itu berakhir didepan London eye. Kenan turun dan bersandar didepan mobilnya, menghisap rokok sambil memandangi langit yang penuh bintang.

Ingatan Kenan menerawang jauh ke masa lalu nya,

" Kenan jaga semua yang ku kerjakan, aku ingin kau menjadi pria yang kuat agar dia tidak bisa menyentuhmu. Bagaimanapun juga dia pasti akan mencarinya."

Kenan membuang rokoknya begitu ingatan akan ucapan daddy nya terlintas lagi dipikirannya.
Kenan terkejut saat sebuah peluru meleset kearah kanannya.

"Sial,"umpatnya lalu mencoba melawan tembakan itu sambil masuk kedalam mobil. Dia menjalankan mobil porsce nya dengan kecepatan tinggi. Telpon Kenan berbunyi dia langsung mengaktifkan speaker mobil itu.

"Ya Chris,"

"Sir keluar dari mobil itu sekarang, seseorang memasang peledak dimobil anda."
Tanpa pikir panjang Kenan membuka kunci dan melompat dari mobil yang kemudian meledak itu. Keributan terjadi disekitar jalan Old road st itu. Rubby disana terpaku melihat Kenan yang mencoba berdiri.
Suara tembakan kembali terjadi, Eldier menarik tangan Rubby untuk menjauh dari sana tapi Rubby enggan pergi tatapannya terus tertuju kepada Kenan.

"Hasel ayo kita pergi dari sini. Disini berbahaya," Rubby mengangguk lalu meninggalkan Kenan yang sedang menghajar beberapa orang.
Saat Kenan kewalahan menghadapi lima orang pria Rubby datang menembak salah satu pria itu.

"Tuan Nona Haslyn berada disini." Salah seorang pria berbicara lewat kerah jaket kulitnya.

"Baik tuan." Ucapnya lagi saat perintah sudah dia dapat.
Setelah itu semua pria yang mengejar Kenan pergi dengan mobil mereka. Kenan menatap Rubby yang hanya menghembuskan napas, seorang pria mendekatinya lalu menarik tangan Rubby. Merangkul pundak Rubby menjauh dari sana.
Kenan hanya mampu diam, memangnya apa yang harus dia katakan? Lagi dia kalah dengan pria yang terlihat sangat menyayangi Rubby, tapi benarkah dia harus mengalah? Dan kenapa dia tidak melupakan saja wanita bernama Rubby itu, dia hanya harus fokus kepada tujuan awalnya .

Tapi hatinya terasa sakit, melihat Rubby pergi begitu saja. Kenan menggelengkan kepalanya lalu bergegas mengejar Rubby, dia berlari mencari keberadaan Rubby yabg baru saja pergi meninggalkannya.
Tatapannya terkunci kepada sosok wanita yang dicium oleh pria, bibir mereka menyatu seolah tidak mengkhawatirkan suasana sekitarnya. Emosi Kenan meledak bagai bom yang sudah siap meruntuhkan sekitarnya.

Andai saja Rubby hanya diam tanpa menanggapi ciuman itu mungkin dia akan menarik pria itu menjauh, tapi Rubby membalas ciuman itu dan sepertinya dia menikmatinya.
Kenan pergi dengan kehancurannya, meninggalkan Rubby dan membiarkan wanita itu dengan pilihannya.

Bersambung...

Ada yang masih menanti aku up cerita ini kah??

HALF YOU {Tersedia versi Buku}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang