"Kamu tahu 'kan, kau itu hanya mengawatirkan hal yang percuma?"
Taehyung tidak menanggapi perkataan Seokjin, tetap meminum sojunya tanpa menjawab. Well, sebenarnya dia sendiri sedang malas berdebatーdari tadi niatnya hanya bercerita karena si pemilik bar itu bertanya.
"Itu 'kan masalah presepsi. Aku memang tidak ingin berpacaran serius dengan Jungkook. Dia itu mantan straight, dan suatu saat dia juga bisa jatuh hati dengan perempuan," balas Taehyung.
"Tidak, kurasa kamu salah, Tae," Namjoon ikut menimbrungi, "Dia itu bisexual, sama sepertiku. Aku pun merasakan hal yang sama sepertinyaーwanita itu menarik, lelaki juga. Aku dulu punya istri, dan buktinya sekarang aku gay untuk Seokjin, tuh?"
"Iya, tapi Seokjin-ssi juga tidak mau denganmu, 'kan."
Balasan dari Taehyung membuat Namjoon tertusuk dan langsung terdiam. Seokjin hanya menghembuskan napasnya, "Kalau kamu punya waktu untuk menggalau, lebih baik berhenti saja. Jelaskan perasaan khawatirmu kepada Jungkook. He's nice boy, aku yakin dia bakal paham, kok. Yang pasti, jangan gantung perasaannya terus!"
"Yah..." Taehyung merespons dengan ogah-ogahan, menyesap sojunya lagi.
"Taehyung-hyung!" seseorang menepuk pundak Taehyung, "Sudah menunggu lama, ya~?"
Taehyung menjawab, "Oh, tidak, kok," lalu berdiri dan meninggalkan beberapa lembar uang untuk membayar minumannya, "Aku duluan, Seokjin-ssi, Namjoon-ssi."
"Duluan ya, hyungーoh, Taehyung-hyung! Tunggu aku!"
Kedua insan bermarga Kim itu saling bertatapan ketika sepasang kekasih itu pergi melangkah keluar bar. Seokjin mendengus sekali, "Kupikir Tae sudah luluh, lho. Dia keras kepala sekali, ya?"
"Yah... dia kembali menjadi dirinya yang dulu," Namjoon tertawa pelan, lalu terdiam sejenakーmemandang gelas minumannya yang setengah habis, "Tapi, aku jadi mengerti..."
"Hm?"
"Taehyung khawatir karena pasangannya dulu suka wanita. Aku jadi berpikir, apa kau tidak mau menerimaku karena aku dulu begitu?"
Seokjin memutar matanya malas. Dia tidak suka ketika Kim Namjoon membahas soal iniーsoal hal-hal berbau romansa diantara mereka, "Sudah kubilang, alasan utamanya itu aku takkan memacari seseorang yang tidak punya pekerjaan tetap!"
"Kau benar," Namjoon meremas gelasnya, "Aku memang payah..."
Seokjin membuka matanya bingung. Tidak biasanya Namjoon menanggapi ucapannya dengan lesu. Lelaki itu selalu tertawa karena ejekan-ejekannyaーtak pernah sekali pun marah. Tetapi hari ini wajahnya lesu sekali, bahkan dari pertama kali dia datang.
"Terjadi... sesuatu?" Seokjin bertanya pelan, agak penasaranーdan juga, gengsi.
"Oh, tidak, hahaha. Hanya saja... studio foto pernikahan dimana biasa aku bekerja baru saja memiliki fotografer tetap. Kurasa aku akan lebih susah mendapat pesanan. Yah, mungkin ini saatnya aku menjadi pegawai tetap, ya," Namjoon tertawa hampa sembari menggaruk belakang kepalanya.
Seokjin terhenyuh. Wajah lelaki itu terlihat sangat menyedihkanーSeokjin tak suka melihatnya! Seokjin berdecih sekali, "Berjuang, dong!"
"Ah? Iya, haha..."
"Aku benci lelaki lemah! Kau tahu sendiri, 'kan, aku juga memperjuangkan bar ini dari awal! Dan asal kamu tahu, kamu itu terlihat keren di saat berjuang. Jadi jangan menyerah begitu saja, bodoh!" Seokjin berbalik, tidak ingin lelaki itu menyadari rona merah di mukanya.
Tetapi, Namjoon juga bisa melihatnya karena warna itu sampai belakang telinganya. Namjoon memejamkan matanya sembari tersenyumーhingga lesung pipit di kedua pipinya terlihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] A Temporary Lover 《KookV Fanfiction》
FanfictionKim Taehyung adalah seorang pekerja kantor berseksualitas gay yang sering melakukan one-night stand dengan pasangan tak pasti untuk memuaskan nafsunya. Sampai akhirnya, ia bertemu dengan Jeon Jungkook; mahasiswa semester tiga yang seperti anak kelin...