Selamat Tinggal

2.7K 318 28
                                    

Sewaktu Jisoo, Rosé, dan Jennie tiba di Joujou market, terlihat kerumunan orang yang melihat toko yang sudah terbakar api yang besar. Belum ada mobil pemadam kebakaran tiba disana. Yang ada hanya barisan orang-orang yang secara estafet berusaha memadamkan api dengan alat seadanya.

Belum Jisoo selesai memarkirkan mobilnya, Jennie sudah buru-buru keluar dengan teriakkan histeris. Jennie yakin Lisa masih berada didalam toko itu.

"Lim! Lim!" Teriak Jennie dan Rosé sambil mengetuk-ngetuk kaca pintu toko. Jisoo berusaha memecahkan kaca dengan kunci pengaman mobil. Usahanya sia-sia, karena pintu kaca toko itu sangat kuat dan tebal.

* * * * *

Karena kesulitan bernapas, mati-matian Lisa berusaha bangun. Ia terkepung di dalam toko dengan asap yang memenuhi ruangan toko yang terbakar. Aliran listrik telah terputus sehingga ruangan gelap itu hanya diterangi bayang-bayang api yang semakin ganas membakar isi toko.

Dari dalam toko, Lisa mendengar suara teriakkan Jennie yang memanggil namanya. Lisa berusaha merayap di lantai menuju arah depan. Tapi, rasa sakit yang luar biasa pada bagian kakinya yang dipukul tongkat baseball oleh teman satu geng Kai, membuatnya tak mampu bergerak. Lisa tahu bahwa kakinya patah akibat pukulan itu.

Seakan menunggu malaikat yang siap menjemputnya, mata Lisa terus memandang ke arah pintu kaca depan toko. Samar-samar, Lisa dapat melihat wajah Jennie yang sedang memukul-mukul kaca. Lisa paham, Jennie bermaksud membukakan jalan keluar untuk dirinya. Sekali pun tak terlihat oleh Jennie, Lisa berusaha sekuat tenaga untuk menyunggingkan senyum termanisnya. Senyum perpisahan bagi Jennie.

* * * * *

Melihat kobaran api yang semakin besar, membakar hangus toko, Jennie tahu bahwa nyawa Lisa tak mungkin terselamatkan. Bersamaan dengan suara sirene mobil pemadam kebakaran yang datang terlambat. Jennie, pingsan.

Rosé menangis histeris. Dia tahu, keinginan untuk bertemu Lisa dan mengucapkan terimakasih sekali lagi padanya takkan terwujud. Jisoo yang sigap, memeluk Rosé dan membiarkannya menangis di pelukannya. Jisoo sendiri pun tak mampu untuk membendung air matanya.

Berdasarkan keterangan Jennie, Rosé, dan Jisoo, serta beberapa saksi kunci club malam itu, polisi berhasil mengungkapkan kasus kematian Lisa, serta kebakaran Joujou market. Kai dan teman-temannya ditangkap dengan mudah dan beberapa bulan kemudian dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena dengan sengaja menghilangkan nyawa orang lain.

* * * * *

Di apartement Lisa, Jennie merenung. Ia menyadari, betapa bodohnya dirinya karena tidak mempercayai Lisa jika Kai adalah laki-laki brengsek. Kehilangan Lisa membawa duka dan luka yang berkepanjangan dalam hidupnya. Memang, penyesalan selalu datang belakangan. Jennie menangis sepanjang hari. Saat merapikan meja Lisa, Jennie menemukan sebuah foto dirinya bersama Lisa. Dibelakang fotonya terdapat tulisan tangan Lisa.

"Aku mencintaimu, Jennie. Datanglah setiap senja tiba. Aku akan menunggumu, disana. Di rumahku yang baru".

-Lim.

Jennie semakin histeris. Dia menangis sekencang-kencangnya.

"Aku juga mencintaimu, Lim. Sungguh. Kembalilah. Maafkannaku telat menyadarinya. Maafkan aku telah membuatmu seperti ini", teriak Jennie.

Jennie mengusap foto itu dan memeluknya. Karena lelah menangis, akhirnya Jennie tertidur pulas di kasur Lisa dengan foto mereka dipelukannya.

Sosok Lisa tidak akan hadir lagi dalam hidup Jennie. Kini, yang ada hanya kenangan terindah yang terbingkai dalam bentuk foto dua wanita yang sedang tertawa bahagia. Lisa, dan Jennie.
Tangan Lisa terlihat merangkul bahu Jennie. Kuat dan melindungi. Kini terjawab sudah kenapa Lisa selalu bersedia melindungi dan menemani Jennie. Lisa, mencintai Jennie.




Tamat.










Note:

Tenang. Ini bukan part terakhir kok. Kalian kena prank! Haha.

Selamat membacaaaaaaa.

Too Much Too LateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang