Lisa 'Kembali'

3.6K 300 17
                                    

Hari ini, menjadi waktu penentu bagi Lisa. Ia khawatir jika Jennie marah padanya karena tidak menemuinya sudah berbulan-bulan. Tapi bukan Lisa namanya jika ia menyerah begitu saja. Ia harus meminta maaf pada Jennie atas kesalahannya kemarin.

Kini, Jennie yang lebih dulu sampai di taman itu. Taman dimana ia dan Lisa sering berbincang kala senja. Tidak seperti biasanya, tak ada senyum manis yang terukir di bibirnya. Ia hanya menunduk, lalu duduk. Matanya mulai basah, ia menangis.

Ternyata Jennie sedang menangis tersedu-sedu. Sedih sekali kelihatannya. Dari kejauhan, Lisa yang melihat Jennie menangis langsung berlari menghampiri Jennie.

"Kau kenapa? Mengapa menangis? Maafkan aku yang meninggalkanmu beberapa bulan ini. Apa kau masih marah padaku?", Tanya Lisa panik.

Tapi Jennie tak menjawab. Malah ia semakin tenggelam dalam tangisnya.

"Halo? Jen.. Jennie!", Lisa menggerak-gerakan tangannya di depan wajah Jennie, tapi Jennie tidak meresponnya.

"Aneh, mengapa ia seperti tak melihatku?", Tanya Lisa kembali.

Tiba-tiba dua orang wanita menghampiri kami lalu ikut duduk diantara kami.

"Ah, aku ingat! Itu kan Rosé dan Jisoo. Teman baru Jennie yang pernah ia ceritakan padaku", gumam Lisa.

"Sudahlah, jangan lagi kau menangisinya. Dia sudah tenang di sana", kata Jisoo sambil mengusap bahu Jennie.

"Apa? Apa aku tidak salah dengar? Siapa yang sebenarnya Jennie tangisi? Padahal aku ada disebelahnya saat ini", Lisa bingung.

"Jennie, ini aku Lim!", Lisa berbicara tepat dihadapan wajah Jennie. Tapi Jennie malah semakin tenggelam dalam sedihnya. Entah Lisa salah apa sehingga Jennie selalu menangis. Ia tanya apapun padanya, tetap saja Jennie hanya diam.

"Tolong antarkan aku pada Lim", pinta Jennie pada Jisoo dan Rosé.

Mereka mengiyakan permintaan Jennie. Mereka pergi. Lisa mengikuti mereka.

"Sebenarnya mereka mau kemana? Mengapa mereka tak melihatku?", Pikir Lisa.

* * * * *

Mereka sampai di pemakaman kota.

"Makam?", Tanya Lisa heran.

Jennie membawa sekeranjang bunga yang Lisa suka. Ia berjalan perlahan, tapi tanpa keraguan. Dengan pakaian serba putih, Jennie semakin terlihat cantik. Dia berjalan mendekati salah satu makam yang ada disana.

Maria menaburkan bunga lalu mengusap batu nisan itu.

"Apa itu? Mengapa namaku tertulis di batu nisan itu? Aku disini. Aku belum mati!", Teriak Lisa.

Lisa mencoba memeluk Jennie dan meyakinkan Jennie bahwa Lisa ada disini. Tapi tak bisa. Jennie malah semakin terisak tenggelam dalam tangisnya.

"Aku merindukanmu. Aku akan menemui mu disini setiap senja, seperti yang kau inginkan dulu.", kata Jennie yang terus menatap nama Lisa di batu nisan itu.

"Ada apa ini sebenarnya? Aku disini. Aku belum mati!", kata Lisa pada Jennie.

"Apa yang sebenarnya terjadi kemarin?", tanya Jennie pada Rosé.

"Ketika hari dimana toko Lim terbakar, kaki Lim patah karena pukulan tongkat baseball Kai. Lim berusaha merayap dilantai untuk keluar. Tapi sayang, api cepat membakar habis isi toko itu. Dan Lim, tewas ditempat", jawab Rosé sambil menahan tangis.

Lisa langsung lemas. Lututnya serasa tak mampu menahan beban tubuhnya hingga ia jatuh berlutut dihadapan Jennie.

"Apa?! Aku sudah mati?! Tidak!", Lisa menangis.

Lisa coba mengingat-ingat kejadian hari itu. Kepalanya sakit, namun ia sudah ingat atas kejadian itu.

"Aku benar sudah mati ternyata. Jennie, maafkan aku. Aku tidak bisa lagi menepati janjiku untuk selalu menjagamu", Lisa senyum, tapi menangis.

Ia tak tega melihat Jennie yang begitu teramat terpukul atas kepergian Lisa. Tapi Lisa tak biasa berbuat apa-apa. Begitu pula dengan Jennie. Tangis Jennie, tak mungkin membuat Lisa hidup kembali.

Senja berakhir, Jennie, Rosé dan Jisoo pergi.  Mereka meninggalkan Lisa sendiri disana. Kembali Lisa  lihat batu nisan itu, dan benar itu namanya. Lisa  ingat sekarang. Lisa sudah berbeda alam dengan Jennie . Untungnya, Jennie tidak ikut bersama Lisa waktu ditoko kemarin.

"Untungnya, aku bisa melindunginya dan menjaganya hingga akhir hidupku. Sekarang, aku masih bisa melihatnya, namun tak bisa memeluknya. Meski ia tak bisa melihatku apalagi memelukku, tapi aku yakin ia bisa merasakanku di sampingnya. Dan aku yakin, kini, hatinya sudah untukku saat ini", ucap Lisa.

"Maafkan aku Jennie. Semoga kau menemukan seseorang yang lebih baik dariku. Terimakasih sudah bersedia menemuiku setiap senja di sini, dimakamku. Aku akan selalu menunggumu disini, Jennie", ucap Nanda untuk yang terakhir kalinya sebelum ia benar - benar pergi meninggalkan dunia, dan meninggalkan Jennie.










Tamat.











Uhuyy. Akhirnya tamat juga. Ini bukan prank kok, bukan. Hehe. Ini sudah tamat. Bagaimana akhirnya? Apakah saya berhasil membuat kamu menangis bombay? Hehe. Silahkan benci saya setelah ini, karena cerita yang amat menyedihkan. Hehe.

Maaf untuk keterlambatannya. Maklum, author tercinta kalian ini lagi sok sibuk. Sibuk jatuh cinta maksudnya. Hehe.

Next, mau ff lagi, tidak?

Kritik dan sarannya, jangan lupa.

Terimakasih yang sudah membaca.

Too Much Too LateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang