memories 3

19 1 0
                                    

Kukira kau seorang pujangga yang pandai merangkai kata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kukira kau seorang pujangga yang pandai merangkai kata. Ah, ternyata tidak! Kau bersajak didepan ku agar aku tak mampu menemukan titik gelapmu.

================================

Jam menunjukan pukul 12. 25. Pesta ini sungguh membuat yang hadir lupa akan waktu. Terlihat begitu mewah dan meriah sehingga tak seorang insan pun yang mampu melangkahkan kaki untuk beranjak pergi.
Saat itu aku pergi mengambil minum untuk Ricko. Ketika hendak kembali tak kusangka mata ini begitu perih. Jantungku berdetak dengan hebat. Refleks aku mengepalkan tanganku dengan sekuat tenaga.

Kulihat Ricko dengan bahagianya memeluk mesra perempuan cantik nan angun dihadapannya. Hatiku bertanya tanya siapa wanita itu.. oh inikah Ricko yang kukenal. Dibalik wajah mempesona itu ternyata tumbuh secercah noda dihatinya.

'oh silahkan sayang, berbuatlah semaumu, kau tak kan pernah tau pembalasanku' benakku angkat bicara dengan angkuh yang membungkus dendam yang mendalam.

Ketika wanita itu beranjak pergi, Ricko segera mencium punggung tangan halus itu. Terlihat tatapan penuh kasih sayang dimatanya untuk wanita itu.

Dengan segera kuhampiri Ricko

"Ricko, aku ingin pulang."
"Baiklah"

Sepanjang jalan aku hanya menatap kosong kejalanan. Hanya ada kesunyian diantara kami. Entah rasanya aku sanggat ingin malam ini segera berakhir.

Roda mobil berhenti tepat digerbang rumahku. Aku segera melangkahkan kakiku tanpa berkata sepatah kata pun, namun dengan sigap Ricko menarik tanganku.

"Apa yang menganggu fikiranmu layla?"
Aku hanya diam tak bergeming sedikitpun
"Hey, ayolah kita baru saja menguasai bintang malam ini. Lalu apa yang membuatmu tiba tiba seperti ini?"
Sekali lagi ku palingkan wajah enggan menatap pria yang sedang berbicara sedari tadi. Hatiku hanya terus berkata.

'hapus segala senyum manis itu. Mau bagaimanapun kau tebar pesona didepan ku. Kau tetap telah menyakitiku. Kau tetap bajingan dimataku. Aku tak kan tertipu lagi oleh matamu'

Kulepas genggamannya dan segera beranjak pergi meninggalkan pemuda itu.

Teruntuk TuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang