1. Harap

38 0 1
                                    

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hai Tuan.....

Ingat saya? Hmmm, bagaimana mungkin kau lupa. Sedang saya pencipta luka penuh lara.
Lihat ini! Kubawa secercah intan berlian dan sejuta maaf penuh harap.

Hai Tuan nan rupawan, sudikah kau korbankan sedikit waktumu untuk mendengar keluh kesahku? Kumohon!
Berbaik hatilah sedikit padaku yang hina ini.

Maaf untuk luka itu. Ya, tak mudah bagimu melupakannya. Kecewamu saja belum pudar. Aku terlalu bodoh untuk menyakitimu, kau tahu, hingga saat ini kau masih berbekas dihatiku. Kau masih yang bertahta disana tak terganti, tak hilang namun kau tak pernah rasakan.

Silahkan tuan.
Kau boleh hina aku, caci maki diriku namun kumohon buang menjauh pandangan benci itu. Biarlah kita bertengkar hebat, biarlah aku kehilangan segalanya namun jangan hilangkan rasa yang manis itu darimu. Kembali! Aku merindukan setiap detik bersama mu...

Kau yang terluka parah tapi mungkin kau tak bisa rasa penyesalan yang selalu menghampiriku. Rindu ini semakin merajalela. Aku tak berdaya melawannya hingga aku sadar meninggalkanmu sama halnya membunuh hidupku.

Kumohon Kembali!

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ingin sekali rasanya lisan ini menyampaikan itu semua namun sepertinya itu hanya sebuah harapan semata. Karena pada kenyataanya bibir ini berdusta dengan hebatnya. Membekukan segala hingga tak ada kata yang mampu terucap walau hanya satu kata. Mungkin perasaan bersalah ini semakin meraja. Hahh, tak hentinya aku berharap suatu saat akan menerima maaf dari seorang tuan yang rupawan nan dermawan. Sudah banyak rayu ku buat agar tuan bersedia membuka kembali hatimu yang telah rapuh itu. Aku tak ingin waktu menghapusku dari ceritamu. Biarlah aku kau sakiti asal hilangmu tak pernah terjadi.




Teruntuk TuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang