2.DASI

24 7 1
                                    

Haii, how are you?<3

***

Tengah malam Shalma terbangun karena tenggorokanya kering. Ia lupa menaruh segelas air di atas nakas samping tempat tidurnya sehingga membuatnya mau tak mau harus pergi ke dapur untuk mengambilnya.

Setelahnya, ia kembali lagi ke kamar untuk melanjutkan tidurnya yang terputus akibat tenggorokan kering. Sudah berkali-kali Shalma berusaha memejamkan matanya dan pergi ke alam mimpi, namun usahanya gagal karena tiba-tiba ia tak bisa tidur.

Shalma melihat jam kecil yang berada di atas nakasnya. Jarum pendek menunjuk ke angka satu dan jarum panjang menunjuk hampir le angka sebelas.

Shalma duduk sambil mengusap wajahnya kasar. Lalu tanganya meraba-raba nakas untuk mengambil ponsel.

Gadis itu membuka locksreen ponselnya lalu menyalakan data dan membuka aplikasi chatnya. Tidak ada yang menarik.

Ia beranjak dari tempat duduknya dan berjalan ke arah meja berlajarnya yang berada tepat debelakang jedela kamarnya. Shalma membuka sedikit jendelanya membiarkan angin malam menyapa kulitnya. Menghirup udara segar di malam hari untuk menyegarkan tubuhnya.

Tangan Shalma mulai menggambil pensil yang di ujungnya runcing lalu beralih pada kertas putih yang kosong belum ada coretanya.

Tanganya mulai menari-nari di atas kertas putih itu. Dengan telaten Shalma menggoreskan pensilnya ke atas ke bawah serta ke samping. Sampai akhirnya satu gambar telah selesai. Bibirnya tak henti-hentinya menyunggingkan senyuman. Entah kenapa Shalma sangat suka bila dirinya bisa menggambar satu atau bahkan lebih design baju.

Sampai akhirnya rasa kantuk kembali melanda gadis itu. Shalma menempelkan wajahnya pada kedua tangan yang terlipat di atas meja lalu ia tertidur.

***

Suara ayam jantan berkokok membangunkan Shalma dari tidurnya. Dilihatnya jam yang menempel pada tembok yang menunjukan pukul enam lebih lima belas menit. Yang artinya, Shalma kesiangan! Lagi.

Shalma berlari ke arah kamar mandi. Lima belas menit berlalu, gadis itu keluar sudah dengan seragam sekolah yang melekat di tubuhnya. Shalma memakaikan bedak bayi ke wajahnya lalu memberikan sedikit liptint agar terlihat lebih segar. Kemudian gadis itu memakaikan vitamin untuk rambut lalu menyisirnya.

Kemudian ia mendudukan dirinya di pinggiran tempat tidur untuk mengenakan sepatu setelah siap ia berjalan keluar kamar sambil mengenakan jam tangan di pergelangan tangan mungilnya.

Shalma mempercepat langkahnya ketika menuruni tangga. Lalu berlari kecil menuju meja makan. Shalma menghela nafas lega karena abangnya tak ada kelas hari ini jadi ia bisa minta di antarkan olehnya.

Minta di antar ayahnya? Ayahnya sudah berangkat kemarin malam. Minta di antar supir? Jalanya kelewat slow nggak kaya Kenan.

"Sayang, kamu belum berangkat?" Tanya Dina ketika melihat Shalma duduk di kursi meja makan.

"Belum bun, Shasa kesiangan. Bunda juga, kenapa nggak bangunin Shasa sih" gerutu Shalma sambil memajukan bibirnya.

"Maaf, bunda kan nggak tau" ucap Dina disertai kekehan kecilnya.

Shalma tak menjawab, ia menoleh ke arah Kenan yang duduk disampingnya.

"Abang" Shalma merengek layaknya anak kecil yang minta dibelikan mainan.

"Apa"

"Anterin"

"Bayar"

"Ish abang mah gitu. Nanti gue bilang sama ayah, tau rasa lo!" Ancam Shalma.

ShalmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang