#11 Use my tears

1.1K 223 14
                                    

Kalau typo tolong dikoreksi ya♥ happy reading

👻👻👻

(Namakamu) kembali setelah mengejar pria yang berniat mencelakai Iqbaal dengan wajah kecewa, ia tak berhasil mengejarnya.

Iqbaal menatap Aldi yang duduk dibawah tenda mengobrol dengan Kiky, Iqbaal tidak tahu siapa yang menerornya, kalaupun ia harus mencurigai seseorang, maka orang itu adalah Aldi-orang yang paling membencinya.

Ketika Iqbaal bertanya pada arwah nenek nenek diatas apartemennya, nenek bilang memang manusia yang memecahkannya dengan melempar batu berkali-kali, namun ketika Iqbaal menunjukan foto Aldi, nenek itu menggeleng, bukan Aldi pelakunya.

Dan sekarang terornya semakin ekstrem. Hampir saja Iqbaal terluka kejatuhan lampu besar itu.

"Makasih," ucap Iqbaal ketika sudah masuk ke mobilnya, (Namakamu) yang memintanya masuk ke mobil untuk bicara.

"Iya, maaf aku gak bisa nangkep dia," balas (Namakamu) yang duduk di kursi kemudi.

"Baal, aku butuh bantuan kamu," ucap (Namakamu).

"Apa?"

(Namakamu) tidak menjawab ada apa, dia hanya memberikan arahan agar iqbaal menuju pasar, tempat ia menemukan selebaran itu. Iqbaal menurut saja, dia merasa harus membalas budi (Namakamu) yang menyelamatkan hidupnya.

👻

Setelah menelpon nomer yang tertera di selebaran yang ternyata adalah nomer orang tua (Namakmu), berbekal alamat yang ia dapatkan dari orang tua (Namakamu), (Namakamu) dan Iqbaal memutuskan ke Bandung, ya, rumah orang tua (Namakamu) ada di Bandung, dan beruntung shooting hari ini hanya berakhir sampai siang, jadi sorenya Iqbaal dan (Namakamu) langsung menuju Bandung.

Iqbaal menatap (Namakamu) yang gelisah, rumahnya sudah terlihat dari dalam mobil, "Ayo," ajak Iqbaal.

(Namakamu) mengangguk meski wajahnya gelisah, dia mengikuti Iqbaal keluar dari mobil yang sudah terparkir didepan rumah (Namakamu), rumah ini merupakan kompleks perumahan.

Iqbaal menekan bel dan berhenti setlah mendapat respon suara dari dalam, "Lo nggak apa-apa?" Tanya Iqbaal, dia melirik (Namakamu) disampingnya.

(Namakamu) hanya mengangguk pelan, matanya sibuk meneliti rumah didepannya, dan berusaha mengingat semuanya.

Clek

Pintu terbuka, menampilkan perempuan paruh baya yang Iqbaal yakini adalah ibu (Namakamu), penampilannya sedikit kacau dengan mata hitam dilingkar matanya.

(Namakamu) membulatkan mata, otaknya memutar suatu kenangan lagi, ketika ia sarapan dengan wanita didepannya, ketika ia mencium tangan wanita itu, ketika ia tersenyum karena wanita didepannya tersenyum, (Namakamu) ingat sesuatu.

"Mama," gumamnya setengah tak percaya.

Iqbaal langsung menoleh, ia hampir saja bertanya pada (Namakamu) jika saja ibu (Namakamu) tidak menginterupsi.

"Cari siapa ya?" Tanya wanita itu, namanya Linda.

"Saya Iqbaal Tante, yang menelpon kemarin."

Linda tersenyum tipis, beban di kepalanya memaksanya untuk tidak tersenyum ceria. "Oh, temannya (Namakamu) ya, mari masuk nak."

Iqbaal mengangguk, dia menatap (Namakamu) yang sama sekali tak menjauhkan pandangan dari ibunya, "Mau masuk sekarang?" Tanya Iqbaal.

(Namakamu) mengangguk lemah, ia rindu ibunya, lalu Iqbaal menghela napas panjang, dia menatap (Namakamu) prihatin, "Yaudah masuk," ucap Iqbaal. Lalu selang sedetik (Namakamu) sudah masuk kedalam tubuh Iqbaal, menguasainya.

My SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang