5. a.Mentor

826 46 7
                                    

Jangan lupa vote & comment
.
.

Selamat membaca


“Akhirnya....” Naufal merentangkan tangannya saat pelajaran terakhir selesai dan seperti biasa 4 sekawan keluar dari kelas selalu bersama.

“Hari ini kita Free pelajaran tambahan.” Sorak Dinda.
Pasalnya kelas 3 sudah sibuk mempersiapkan untuk ujian yang tinggal 4 bulan lagi, maka dari hari senin-kamis mereka ada pelajaran tambahan selama 1 jam setengah.

“Al gue mampir ke rumah lo dulu ya.” Tawar Freya yang sudah lama tidak main ke rumah baru Alvian.

“Gas...kalian mau ikutan nggak?” tanya Alvian yang langsung di angguki oleh Naufal dan Dinda.

4 sekawan berjalna melalui koridor yang melewati ruang guru, dan mereka dapat melihat adik kelas yang sedang di marahi bu Loli. Guru kesenian paling rese di sekolah.

“Omg...omg.....Lalisa Rafardhan, pertama kamu masuk sekolah udah bolos pelajaran saya, terus tadi saat peraktek kamu suruh saya pilih satu alat musik yang kamu bisa kamu nggak bisa. Adudududu kamu bisanya apa? Kamu tuhhh kaya yang mensepelekan pelajaran kesenian dan itu buat hati saya sakit hancur lembur menjadi debu.” Bu Loli mendramatis, melepaskan kacamatanya menandakan ia pusing sekali.

Lalisa yang di marahi hanya diam menunduk, pasalnya saat tadi Lisa meladeni bu Loli ia malah semakin pusing. Padahal Lalisa bisa nyanyi dan jago dance tapi bu Loli kekeh pengen mainin alat musik buat peraktek. Dan karena awal-awal Lisa kabur dengan Freya waktu ada masalah, Lisa tidak tahu kalau 1 bulan yang akan datang ia harus di tes alat musik. Nasib-Nasib.

“Saya kasih kamu waktu selama 2 minggu buat latihan alat musik.” Final bu Loli.

“Tapi bu 2 minggu?” Lalisa tidak habis pikir, lebih baik ia dance selama 5 jam.

Karena 4 sekawan yang memang dari tadi mendengarkan pembicaraan Lalisa dan bu Loli, tiba-tiba Freya tersenyum.

“Gue punya ide.” Dengan senyuman lebarnya ia mendekat ke arah Lalisa dan bu Loli.

Membuat Naufal, Dinda dan Alvian penasaran apa ide satu temannya ini. Mereka pun mengikut Freya dari belakang.

“Sore bu Loli and dek Lisa, saya bisa bantu lohhh.” Ucap Freya.

“Kamu bukan nya cuma bisa bikin masalah doang FQW.” Bu Loli memberikkan tatapan tidak percaya pada Freya.

“FQW?” Lalisa penasaran apa itu FQW.

“Freya Qirani Wafda.” Ucap bu Loli.
Freya mendengus saat mendengar namanya di singkat dengan seenak jidat. Dan Lalisa dan sahabatnya yang lain malah tertawa.

“Haha FQW.” Lalisa yang paling jelas mentertawakan Freya.

“Stop anak muda yang boleh panggil anak ini FQW cuma saya doang, jadi berhenti tertawa.” Bu Loli menutup mulut Lalisa yang sedang tertawa dengan telapak tangannya.

10 menit kemudian setelah Freya menawarkan bantuannya pada bu Loli. Sekarang Lalisa, Freya, Alvian , Naufal dan Dinda sudah tiba di parkiran.

“Kalau gitu gue sama Dinda nggak jadi ikut ke rumah lo Al. Kita pulang duluan aja.” Naufal pamit bersama Dinda yang sudah duduk di jok belakang motor sport Naufal.

“Gue duluan bye.” Dinda melambaikan tangan.

“Bye.” Freya membalas lambaian tangan Dinda. “Untungnya Alvian bawa mobil, jadi Lisa lo boleh numpang Alvian. Nggak usah Daddy lo yang jemput kasian, rempot harus anter jemput anak cem lo. Hehehe.”

Lalisa mendengus, ia harus kalem di depan Alvian.












“Lo harus berterimakasih ke gue.” Ucap Freya sampainya di rumah Lalisa.

“Hm...” gumam Lalisa. Sebenarnya antara bahagia dan was-was itu yang di rasakan Lalisa.

Sedangkan Alvian terlebih dahulu pulang ke rumahnya untuk mengganti pakaian, toh rumah Alvian dan Lalisa bersebelahan.

"Kak Alvian lama banget." Gumam Lalisa, pasalnya ia tidak nyaman berduaan dengan Freya.

"Paling si Al makan dulu terus mandi kayanya. Lo sabar aja." Freya melihat sekeliling rumah Lalisa sambil duduk.

Karena tidak ada lagi percakapan, because dari tadi selalu saja Freya yang bertanya dan hanya di jawab 'hm' oleh Lalisa si adek kelas yang tidak sopan.

Lalisa melihat jam di handphonenya. Dan 15 menit lagi daddy nya akan pulang bisa gawat kalau Freya bertemu daddy, bisa-bisa daddynya di goda kakel satu ini. Nggak ikhlas banget Lisa. "Padahal lo bisa pulang aja, kan yang mau ngajarin gue cuma kak Alvian doang."

Freya mendengus mendengar kata-kata Lisa yang secara langsung mengusirnya. "Gue nggak mau pulang, terus seharusnya lo berterimakasih sama kakel baik, hati dan pengertian ini. Karena lo bisa barengan sama Al itu berkat gue."

"Gue nggak minta kok." Lalisa bergumam.




15 menit telah berlalu. Alvain menggajarkan Lalisa kunci dasar bermain gitar. Dan Freya benar-benar bosan dan si duren belum juga pulang.

Freya rebahan di gazebo sisi kolam renang. Mlirik sekilas Lalisa yang selalu memberikan muka masam pada Freya, kini berubah di depan Alvian. Lalisa selalu tersenyum dan menurut Freya adek kelas satu ini jadi manis di depan Alvian.

Saat Freya akan memejamkan matanya ia mendengar seorang seorang lelaki yang dari tadi Freya tunggu ke datangannya.

"Wahh tumben banyak tamu." Reno yang masih memakai setelan kantor menghapiri sang anak.

Freya dan Alvian pun menyapa dengan sopan. Sedangkan atensi milik Lalisa langsung tertuju pada Freya.

"Daddy cepet mandi terus ganti baju." Lalisa langsung mendorong sang daddy untuk meninggalkan kolam renang, karena ia merasa tidak aman.

"Saya ke atas dulu, kalian silahkan main sepuasnya disini. Saya seneng Lisa bawa temen-temennya ke sini." Ucap Reno.

Secara otomatis Freya akan mengikuti arah pergi Reno. Namun, tangan Freya langsung di cekal oleh Lalisa. "Diam dan jangan ngikutin daddy."

"Nggak kok gue mau ke toilet." Jawab Freya.

"Bukannya tadi baru aja dari toilet." Celetuk Alvian.

Freya memberikan tatapan tajamnya pada sahabatnya. "Eh maksud gue mau ambil minum." Dengan cengiran andalan Freya.

"Heh." Lalisa mendengus, menunjuk minuman yang sudah di sediakan dari tadi.

Senyuman lebar Freya pudar, saat tahu rencananya gagal dan kembali tiduran ke gazebo dengan lesu. Sedangkan Alvian memberikan tatapan sedihnya, yang di balas lagi oleh Freya tatapan mematikan.

"Kita lanjut." Ajak Alvian.

Jika tadi muka masam Lalisa tunjukan. Sekarang berhadapan dengan pangerannya, ia ganti dengan senyuman dan gaya manis andalannya.





Freya sengaja minum banyak supaya ia ingin buang air kecil. Berhasil, setelah menghabiskan jatah minum Alvian dan Lalisa ia benar-benar ingin ke toilet. "Gue ke toilet sambil bawa lagi minuman buat kalian."

"Kalau gitu gue ant.."Lalisa sudah akan berdiri dan mengejar Freya, tapi tangannya di tahan Alvian.

"Udah, Freya anaknya nggak penakut kok. Mening kita lanjutin biar hari ini dasar-dasarnya selesai." Alvian berucap dengan lembut, bagaimana pun Alvian peka dengan rencana sahabatnya dan sebagai sahabat yang baik ia akan membantu rencana Freya supaya berjalan dengan mulus. Dan benar dengan suara lembutnya Lalisa langsung duduk dan kembali memberikan tatapan memuja pada wajah Alvian.



Tbc❤

Maaf baru up sekaranggg, maaciw buat vomentnya ya gaissss❤❤❤

Kalau vote nya nyampe 25 langsung up lagihhhhhhh😂

Duda Rasa BerondongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang