b.

715 34 5
                                    

Jangan lupa vote & comment
.
.

.
Selamat membaca

Keluarnya dari kamar mandi, “Ah...lega.” karena Freya harus ke dapur terlebih dahulu untuk membawa minum. Namun saat ke dapur Freya melihat durennya sedang memasak untuk makan malam mungkin. Dan sungguh Reno Rafardhan benar-benar sangat menggoda saat sedang memasak dengan pakaian yang benar-benar casual, membuat Freya masih tidak percaya duren satu ini sudah punya anak sebesar Lalisa. Freya menolak kenyataan pahitnya.

Reno yang melihat Freya berdiri sambil memandanginya sambil membawa nampan berisikan teko kosong. “Mau ambil air?”

Freya mengangguk berjalan ke arah Reno dengan tatapan matanya yang masih terpaku dengan duda satu anak ini.

“Sini.” Reno merebut nampan yang di pegang Freya dan mengisi penuh dengan air putih. “Ini, lanjutin mainnya.”

Freya tersadar, bahwa tujuannya ke dapur sudah selesai. Namun ia masih belum ingin mengakhiri pemandangan indah satu ini. “Aku batuin Mas Reno masak aja.”

“Mas? Hahaha, ada-ada aja kamu, kalau ketauan Lisa kamu bilang gitu bisa-bisa kamu di marahin Lisa.”

“Nggak apa-apa kok, kan nggak ada Lisa. Abisnya masih keliatan kaya mahasiswa gitu.Hehe.” tersenyum manis pada Reno.

Reno geleng-geleng kepala sambil tersenyum. “Emang bisa masak?”

“Bisa dong, aku tuh istri idaman tahu.” Sekarang Freya memotong sayuran membantu Reno memasak untuk makan malam.

"Hahaha masa?" Reno selalu banyak tertawa bila mendengar ucapan Suzy.

"Beneran, kalau mau cari istri nggak usah jauh-jauh! Freya juga siap. Hehe."

Reno mengacak rambut Freya, "Kamu ada-ada aja."

Itu suksea membuat pipi Freya memerah.

Serasa pengantin baru yang sedang masak bersama, itu yang ada di pikiran Freya. Saking tidak sadar memperhatian Reno, Freya menggosok matanya dengan tangan yang tadi memotong bawang merah. Dan itu sukses membuat mata Freya perih, “Aw...aduh perih.” Masih memejamkan mata dan mengipas-ngipas matanya.

"Sini." Reno menghadapkan Freya ke hadapannya, meniup-niup mata Freya yang keperihan.

Saat mata Freya mulai meningan, ia dapat melihat bibir Reno yang sedikit maju. "Gue cium aja kali ya, kan kalau di drama-drama kalau udah cium-cium si cowok suka langsung jatuh cinta." Batin Freya.

"DADDY....." teriak Lalisa.

Membuat Reno menjauh, begitu pun Freya saat mendengar teriakan Lalisa.

Alvian yang berada di taman belakang mendengar teriakan Lalisa langsung bergegas ke arah sumber suara.

"Lagi ngapain kalian?" Selidik Lalisa.

"Keliatannya lagi apa?" Ucap Freya sama sarkastis.

"Lo sengaja ya goda daddy gue." Teriak Lalisa.

"Dikit." Sepontan Freya langsung membekap mulutnya, ini mulut memang selalu jujur. "Maksudnya mata gue tadi perih."

"Terus, kalian mau ciuman." Sergah Lalisa.

"Lisa, tadi daddy cuma niupin mata Freya." Reno menjelaskan.

"Iya si Freya tadi mata nya kan perih jadi di tiupin. Beda sama ciuman, kalau ciuman gini." Alvian memperagakan pada Lisa. Menelusupkan tangannya pada pipi Lisa. Memiringka wajahnya seperti akan mencium Lisa.

Dan itu membuat hati Lisa dag-dig-dug serrr....

Dengan refleks Lalisa memejamkan matanya dan hampa—

“Hahahahhaha.” Membuat Freya tertawa terbahak-bahak, saat melihat reaksi Lisa.

“Daddy...” saat mendengar tawa Freya, Lisa membuka mata dan terlihat malu. Berlari ke dalam pelukan daddy nya karena malu. Bagaimana bisa Lisa berharap di cium Alvian. “Diam, jangan ketawa.”teriak Lisa pada Freya.

Freya langsung diam, bagaimana pun ia harus menjadi dewasa dan baik hati pada Lalisa di depan Mas Reno Rafardhan. Supaya Freya menjadi salah satu calon yang pantas untuk Reno Rafardhan.

“Lisa sorry.” Ucap Alvian merasa telah memberi harapan palsu.

"Udah tahu Alvian tadi cuma mau memberi contoh." Sambil menahan tawa Freya berbicara.

"Gue juga tadi beri contoh yang bener." Bela Lalisa, " kan kalau mau ciuman harus sambil merem."

"Alasan yang bagus dedek gemes." Memberikan satu jempolnya pada Lisa.

Reno memotong pembicaraan mereka yang tidak berfaedah, "dasar anak-anak masa pertumbuhan." Batinnya.


Setelah mereka selesai makan malam, Freya dan Alvian pamit untuk pulang.

"Makasih ya daddy Lisa, kita pulang dulu." Ucap Freya, sebenarnya kalau bisa Freya tidak ingin pulang. Ia benar-benar betah di rumah Lalisa.

"Kamu pulang diantar Alvian kan." Ucap Reno.

"Iya om saya anterin." Alvian menjawab.

"Pasti daddy nya Lisa khawatir ya sama Freya. He..." Freya tersenyum malu. "Tenang aja Freya akan jaga diri buat jadi calon istri mas Reno Rafardhan."

"Idihhh, ngayal." Cibir Lalisa, ternyata Lalisa harus semakin hati-hati pada kakak tingkatnya ini. Jangan sampai daddy nya terjerumus dengan pesona Freya Qirani Wafda, yang memang Lisa akui mempesona.

"Ok ladies cukup, kalian seharusnya akur." Ucap Reno.

"Kalau gitu kita pamit om, Lisa." Alvian berpamitan, tidak lupa ia menarik Freya yang dari tadi mematung memperhatikan seorang Reno Rafardhan si duren.

Setelah hari ini berakhir, Freya makain tidak sabar untuk segera pindah rumah. Dan seakan alam semesta pun mendukung Freya pada Reno Rafadhan karena tinggal 3 hari lagi rumahnya selesai, yang berarti tidak ada kata kesepian dalam hidup Freya. Walau jauh dengan orang tua, 3 hari mendatang ini Freya pastikan menyenangkan. Karena ada Alvian sahabat nya dan Mas Reno calon suaminya, maksudnya calon suami yang di pilih Freya.










Tbc❤

Terimakasih vomentnya❤❤❤❤

Duda Rasa BerondongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang