Pukul 11:11 pusat kota.
Seorang wanita di temukan tewas di hotel dengan sangat mengenaskan !
Tubuhnya tersayat-sayat di atas tempat tidurnya.
Hanya satu yang tidak utuh dalam diri gadis itu.
Kedua bola mata yang tidak dalam tempatnya,
Kedua bola mata gadis itu tergantung di telinganya seperti sebuah anting hiasan yang menarik. Namun, ternyata itu sangat menakutkan !
Team kepolisian masuk untuk memeriksa tempat kejadian
Salah satu anggota polisi berhenti seketika memalingkan mukanya. Rahangnya tergerak seolah tidak percaya apa yang sedang dia lihat sekarang !
"Ini korban yang ke 7 di waktu yang sama terjadi !" Batinnya
Sementara itu salah satu gadis anggota kepolisian itu langsung melihat korban dari arah dekat menyelidiki tanpa rasa takut
"Agen 114 Nam Do Eun pakai sarung tangan karetmu sebelum melakukan hal lainnya. Kau tau kan apa yang terjadi jika... " Kata lelaki itu seolah tersadar dari lamunannya dengan salah satu pandangan yang menarik perhatiannya.
Salah satu anggotanya tidak menggunakan sarung tangan karet saat mencari bukti di sekitar korban
"Meninggalkan sidik jari pada korban akan menyebabkan timbal balik yang menyulitkan ! Bahkan kita bisa menjadi tersangka utama tanpa keterkaitan dengan korban. Sidik jari sudah cukup menjadi barang bukti kuat untuk menentukan siapa tersangkanya . Aku sudah cukup paham, lagi pula aku tidak ingin melakukan apapun selain melihatnya dari dekat ! Anda terlalu banyak bicara untuk seorang ketua team detektif kepolisian Ketua Song !" potong gadis bernama Nam Do Eun itu bicara pada lelaki tadi kemudian berlalu melewatinya begitu saja
" YAKK !! Setidaknya dengarkan aku dulu sebelum pergi begitu saja !" Ujar lelaki itu kesal
Dia adalah Song Wei Long . Ketua dari team detektif kepolisian kota yang di kenal handal dalam memecahkan setiap kasusnya
Namun kasus kali ini membuatnya kebingungan. Dimana sang pembunuh tidak meninggalkan bukti apapun di waktu pembunuhan yang selalu sama setiap kalinya korban di temukan Pukul 11:11
Nam Do Eun menatap jam tanganya malas.
"Sudah waktunya makan siang" ucapnya kemudian melangkah menuju pintu keluar
Namun Song Wei Long menahanya.
"Tidak ada waktu istirahat untuk seorang polisi yang sedang bertugas !" Ujar Song Wei Long yang menatap Do Eun tajam sambil menekan semua perkataannya
"Setidaknya biarkan aku meminum secangkir coffe latte hangat dengan cream coklat di atasnya sebentar saja. Aku akan kembali lagi dalam waktu 15 menit okay ? Baiklah terima kasih banyak pak ketua" cerocos Nam Do Eun yang terus menerus tidak peduli dengan tanggapan Ketuanya yang sedari tadi ingin mengatakan sesuatu namun kesulitan karena dia tidak berhenti berbicara
"Kalau begitu aku akan pergi sekarang. 15 menit hanya 15 menit.. hehe" Nam Do Eun tersenyum kemudian menepuk pundak Song Wei Long keras setelah dia keluar kemudian berlari
"YAKKK !!" Teriak Song Wei Long membuat beberapa orang di sekitarnya kaget
Semua orang tau jika Do Eun selalu mencari masalah dengan Ketua Detektif itu
...
.
.
.Nam Do Eun pergi ke sebuah Cafe untuk memesan minuman yang sesuai dengan apa yang dia katakan sebelumnya. Minuman kesukaannya Coffe Latte dengan Cream coklat di atasnya
Do Eun masuk kedalam Cafe
Dia langsung duduk di sebuah bangku yang kosong kemudian menempelkan wajahnya di meja lelah
Seorang pelayan perempuan menghampirinya setelah memperhatikanya beberapa saat ketika sedang melayani pelanggan lainnya
"Kenapa ? Apa kali ini masih dengan kasus yang sama ?" Kata pelayan itu yang kemudian duduk di depan Do Eun
Do Eun mengangkat wajah lelahnya itu
"Ini yang ke 7 kalinya korban yang di bunuh dalam 7 hari ini ! Artinya selama 1 minggu ini pembunuhan terjadi setiap harinya ! Bukan hanya dokumen yang menumpuk di mejaku, tapi kasus penyelidikan ini bahkan belum mengetahui kejelasan ! Arrgghhh aku bisa gila sekarang ! Selama 1 minggu aku bergadang di kantor, aku hanya pulang untuk berganti pakaian kemudian kembali lagi kesana. Jika terus berlanjut aku akan membawa beberapa bantal dan selimut ke kantor ! Aku tidak peduli Ketua itu akan mengomeliku lagi !" Cerocos Do Eun mengeluh pada pelayan itu
Dia adalah sahabatnya Lee Hwa Soo
Hwa Soo hanya bisa tertawa ketika mendengarnya
"Lagi pula kenapa kau sangat keras kepala ingin menjadi seorang detektif kepolisian ? Semua itu karena keinginanmu sendiri. Jadi berhentilah mengeluh " kata Hwa Soo yang kemudian berdiri dari duduknya memukul kepala Do Eun dengan daftar menu yang dia pegang kemudian berlalu kembali bekerja
"Coffe latte dengan cream coklat di atasnya untuku.. " teriak Do Eun
"Baik .. akan saya sediakan" Hwa Soo menanggapi teriakan Do Eun membuatnya menjadi sebuah candaan
Do Eun menatap sebuah vas bunga kecil di hadapanya memikirkan kasus yang sedang dia selidiki saat ini
"8.23.1.14.7 - 23.15.14. - 10.21.14 Apa maksud dari angka itu ? Anggka yang sama selalu ada di kaki korban tertulis dengan sebuah kertas yang di ikatkan dengan tali merah di pergelangan kaki ! Aku harus pergi ke kantor untuk mencari tau arti di balik angka itu."
Do Eun menyimpan uangnya di atas meja kemudian pergi tanpa mengambil pesanan kesukaanya itu
"Hey' Do Eun ini minuman mu !!" Teriak Hwa Soo
Bahkan teriakan Hwa Soo tidak bisa terdengar olehnya. Dia sangat serius dengan apa yang dipikirkanya saat ini