Do Eun sedang menatap layar komputer di depanya serius.
Layar komputer itu menunjukan beberapa data pembunuhan yang terjadi beberapa hari ini
Do Eun menggigit bibir bawahnya sambil berpikir keras.
"Pasti ada yang bisa kau temukan"
Itu yang dia yakini.
"Nam Do Eun !! Kau melanggar janji dan tidak mematuhi peraturan kau akan aku hukum !!" Ujar Song Wei Long yang baru datang dengan kesal karena Do Eun tidak menepati janjinya
Do Eun tidak memperdulikanya
"Ketua. Ada sesuatu yang harus aku bicarakan denganmu. Ini sangat serius" Do Eun menarik tangan Song Wei Long menatapnya penuh memohon
Dia menghela nafasnya meredam kekesalanya pada gadis menyebalkan di hadapanya itu.
"Baiklah. kalau begitu kita akan membicarakanya di ruanganku nanti" kata Song wei long santai kemudian berbalik pergi namun Do eun kembaki menariknya
"Sekarang !!" Kata Do eun langsung menarik tangan Song wei long membawanya ke ruangan
Do eun akhirnya pergi keruangan ketuanya
"Ada yang harus aku beritahukan padamu. Ini soal pembunuhan itu" Do eun langsung duduk tanpa ijin di depan komputer ketuanya itu
Song wei long hanya bisa terdiam menahan kesal melihat tingkah laku anak buahnya yang menyebalkan itu
"Ketua Song cepat kemari ! Lihat ini ! Cepattttt !!" Do eun menarik kerah baju Song wei long sampai dia tersentak ke depan layar komputer
"Tunggu sebentar !!" Song wei long menjitak kepala Do eun geram
Do eun mengusap kepalanya sebentar kemudian kembali lagi menatap layar komputer antusias
"Lihat lihat !!" Do eun menunjuk layar komputer
Song wei long terkejut ketika melihatnya.
Data layar komputer yang menunjukan beberapa foto sama sebuah angka yang di tuliskan dalam kertas putih yang terikat dengan benang merah di setiap kaki para korban
"Apa maksudnya ? Semua angka ini sama !" Song wei long mengecek foto itu kembali dengan serius
"Aku sudah memeriksanya tadi. Semua angka itu sama. Aku yakin pasti angka-angka tersebut memiliki arti tertentu." Kata Do eun
"Selain angka-angka ini apa ada yang lain ?" Tanya Song wei long
"Tidak ada bukti lainnya selain ini" jawab Do eun yakin
Song wei long berpikir keras saat ini. "Do eun tidak bodoh sepenuhnya" itu yang dia pikirkan
Sesuatu terlintas di pikirannya
"Do eun tolong cek semua ponsel milik korban. Cari tau apa saja kesamaan di dalamnya" perintah Song wei long
"Haa ? Maksudmu ? Sama ? Modelnya ? Sistem operasi ?" Do eun berpikir. Dia bingung
Song wei long langsung terdiam kembali geram. Rasanya dia salah untuk sesaat menilai Do eun cukup cerdas
"Cari aplikasi apapun yang sama dalam ponsel para korban. Apapun itu ! Cari tau percakapan semua korba sebelum mereka meninggal ! Percakapan para korban di media sosial mereka dan yang lainya. Cari tau informasi itu !" Ulang perintah Song wei long dengan tegas
Dia menghela nafasnya kemudian berkacak pinggang masih terus berfikir tentang kasusnya
"Tunggu ! Kenapa pekerjaanku selalu banyak sekali ?. Aku tidak mau melakukanya ! Sebagai ketua kau hanya memerintahku saja !" Tolak Do eun kemudian pergi begitu saja namun Song wei long menariknya
"Kenapa kau selalu membantah ?!!" Song wei long menatap Do eun tajam
"Aku hanya seorang detektif swasta. Aku di bayar untuk menyelesaikan sebuah kasus. Dan aku bisa berhenti kapanpun saat kontrak itu habis !" Ujar Do eun
Keduanya menjadi kubu yang sangat panas karena amarah mereka masing-masing
"Polisi swasta ? Kontrakmu itu kontrak nyata hitam di atas putih. Kau itu seorang detektif kepolisian bukan detektif swasta lagi nona Nam Do Eun ! Dan kau tau kenapa kau mengikuti pelatihan di asrama beberapa bulan lalu ? Itu adalah masa uji coba mu" kata Song wei long sambil tersenyum licik ke arah Do eun sambil memperlihatkan surat kontrak itu padanya
"Kau seorang detektif kepolisian sekarang" lanjunya lagiDo eun terkejut ketika mendengarnya.
Pada awalnya dia hanya di tawari pekerjaan sebagai detektif swasta di sini dan hanya mengikuti beberapa latihan di asrama
"Tunggu !! Kau datang saat itu tidak mengatakan hal itu sebelumnya. Kau membohongiku ?" Do eun tidak percaya Song wei long mempermainkanya selama ini
"Sangat mudah mempermainkan gadis sepertimu. Apalagi obsesi besarmu saat itu pada kasus kepolisian" ujar Song wei long tersenyum miring menatap Do eun yang terdiam bisu
"Ini bukan sebuah permainan. Kau tidak bisa seenaknya mempermainkan kehidupan orang lain !" Kata Do eun keras membuat Song wei long balik terdiam menatap Do eun yang melihatnya kecewa
Pertikaian mereka terhenti sesaat ketika seorang anggota polisi melapor masuk
"Ketua Song. Seorang mayat pria di temukan tewas di jalanan kecil dekat Cafe Mitty dengan luka tembak di dalam mulut yang menembus ke tenggorokanya. Kami juga menemukan bercak darah lain tapi belum menemukan adanya korban lain di tempat kejadian" lapor anggota polisi itu
Mendengar kata Cafe Mitty. Do eun teringat Hwa soo yang mengirimkan pesan padanya bahwa dia akan pulang larut.
Dia langsung pergi terburu-buru
Song wei long yang melihat Do eun pergi langsung mengejarnya
"Kau tidak boleh pergi kesana !" Larang Song wei long menahan tangan Do eun untuk pergi
"Aku kehilangan kakakku karna hanya bisa melihatnya mati terbunuh di hadapanku saat itu. Bukan hanya karna sebuah kasus yang membuatku terobsesi. Tapi karena masih banyak di luaran sana yang membutuhkan pertolongan ! Termasuk temanku yang hari ini pulang larut di Cafe Mitty" Do eun menepis tangan Song wei long pergi meninggalkannya
Jika kamu menginginkan sebuah pertemanan. Seharusnya kamu tau bahwa pertemanan tidak meharapkan balasan timbal balik tari ketulusan