Do eun pergi ke sebuah sekolah.
Itu adalah sekolah Eunsang.
Dia pergi kesana untuk menyelesaikan semua administrasi sekolah Eunsang. Semua biaya Eunsang di bayar oleh Do eun. Baginya Eunsang dan Hwa soo sudah seperti keluarga
Do eun masuk ke dalam sekolah melewati beberapa koridor kelas
Laura berjalan keluar dari perpustakaan berpapasan dengan Seok jin
Dia tersenyum miring ketika melihatnya
"I got u !" Laura setengah melirik Seok jin
Do eun mencari ruangan pembayaran administrasinnya. Dia bertanya pada beberapa siswa
Eunsang yang datang bersama Yohan dari kantin sekolah langsung menghampiri Do eun
"Kak apa yang kau lakukan disini ?"tanya Eunsang sambil membawa botol jus di tangannya
Do eun langsung merebutnya kemudian meminumnnya
"Yakk !!" Eunsang kesal
"Coba tebak" kata Do eun singkat kemudian melempar botol jus itu ke tempat sampah
"Kau mengulang kembali pelajaran sekolah menengah" jawab Eunsang asal
"Aku datang untuk menghajarmu !" Kata Do eun sambil menunjukan genggaman tangannya
Yohan hanya terdiam menyaksikan percekcokan diantara mereka
Do eun melirik Yohan yang terdiam seperti bocah ingusan memperhatikan sedaritadi
"Dia siapa ?" Tanya Do eun pada Eunsang melirik Yohan
"Dia seniorku. Namanya Kim Yohan" jawab Eunsang
"Salam kenal namaku Yohan" sapa Yohan sambil tersenyum ramah
Do eun membalasnya ramah
"Dimana tempat pembayarannya ?" Tanya Do eun lagi
"Pembayaran ? Administrasi sekolah ?" Eunsang balik bertannya
"Menurutmu ? Aku datang kemari untuk membereskan semua pembayaran sekolahmu ! Bukan untuk mendengar pertanyaan bodohmu ! Cepat katakan dimana ? Aku sangat sibuk" ujar Do eun
Eunsang memonyongkan bibirnya mendelik Do eun
"Lagi pula kau bukan orang penting jadi jangan sok sibuk" celetuk Eunsang
Perkataan Eunsang membuat Do eun tertawa
"Lee Eunsang.. kau belum pernah merasakan kupingmu terbakar oleh kejamnya jari jemariku" Do eun langsung menarik kuping Eunsang menjewernya keras
"AAAAaammpunnnn !!! Ampun !! Baik baik.. baik aku minta maaf.. aku tidak akan asal bicara lagi.." Eunsang meringis kesakitan
Yohan hanya bisa menelan ludah ketakutan melihat temannya di jewer sampai kesakitan
"Cepat jalan antarkan aku ke ruanganya" perintah Do eun
"Iyaaaaaaaa..." jawab Eunsang dengan telinga yang masih di jewer
Do eun melepaskan tangannya. Dia berhenti menjewer Eunsang. Sepertinya sudah cukup membuatnya kapok hari ini
"Oh !! Kak aku tidak bisa mengantarmu. Hari ini aku harus berkumpul di lapangan untuk pembinaan siswa baru" kata Eunsang yang tersadar setelah sekilas melihat jam tangannya
"Katakan saja dimana tempatnya" kata Do eun menatap Eunsang jengkel
"Dari sini kau lurus saja kemudian belok ke kanan. Disana adalah ruangan pembayarannya. Kalo bisa sekalian belikan aku sepatu kak" bujuk Eunsang memasang tampang polosnya tersenyum pada Do eun
Senyuman itu seperti sebuah rengekan tidak terdengar bagi Do eun
"Aku akan belikan sepatu yang bagus dan mahal untukmu setelah pulang dari sini. Tapi kau harus bersiap kehilangan satu dari ginjal mu" ujar Do eun kemudian berlali melewati Eunsang
"Bisa yang lain selain gunjalku ?" Ujar Eunsang masih tidak mau kalah
"Hmmm.. ada. Kau tidak perlu melakukan apapun. Cukup melakukan sex dengan sesama jenismu dan aku menontonya. Mudah kan ?" Do eun berbalik tersenyum ramah pada Eunsang
Eunsang langsung bergidik ngeri mendengarnya. Entah apa jalan pikiran Do eun itu
"Tidak apa-apa. Jangan merepotkan diri sendiri. Aku yang akan membeli sepatunya" tolak Eunsang
"Aku akan meminta uang pada Kakak"
Pikir Eunsang"Jangan berpikir kau akan meminta uang pada kakakmu !. Gaji hasil kerja kakakmu itu tidak besar ! Jangan membuatnya kerepotan ! Kalau kau ingin uang bekerja sendiri. Aku sudah siapkan sebuah toko kecil, kau bisa buka usaha disana apapun itu kecuali bar atau club. Jika sampai aku temukan kau menjual barang-barang yang berkaitan dengan orang dewasa, Aku akan membakar tokomu dan kau hidup-hidup" Do eun memberikan penawaran sekaligus ancaman
"Aku akan buat caffe kecil. Aku bisa membuat beberapa minuman dari kopi dan teh. Tapi biayanya lumayan besar untuk mengeluarkan modalnya. Kau bilang hanya membiayai tempatnya .. hmm bagaimana ini.." Eunsang berpura-pura bingung
"Jangan bertindak bodoh di depanku ! Tidak usah di pikirkan soal modalnya. Katakan apapun yang kau butuhkan. Kau bisa mengirimkan pesan padaku nanti. Aku akan bawa semua yang kau perlukan. Tapi ingat ! Aku hanya akan memberikan modal usaha ini satu kali saja ! Jika itu tidak berhasil, kau harus menyerah dan aku akan mengambil alih tokomu memberikannya pada orang lain" kata Do eun
"Artinya aku hanya punya satu kesempatan ?!" Eunsang kaget
"Benar ! Jika gagal kau tidak bisa melakukannya lagi. Kau bisa cari pekerjaan lain di luaran sana, bukan menjadi pemilik toko" kata Do eun dengan mudahnya sambil memainkan kuku tanganya
Eunsang membulatkan tekadnya. Dia adalah seorang lelaki yang tidak takut kalah. Apapun yang akan terjadi dia harus menghadapinya. Itulah seorang lelaki sejati
"Aku akan bekerja. Aku mohon kerja samanya. Tolong bantu aku satu kali ini saja" Eunsang menunduk hormat
Do eun tersenyum ketika melihatnya. Begitulah cara Do eun mendidik. Dengan menekan dan memojokanya, saling berkompromi satu sama lain. Dia pikir itu akan lebih memudahkannya nanti ketika dia tau hidup di dunia besar ini kita harus mengambil keputusan atas segala konsekuensinya
"Baiklah.. sekarang tugasmu adalah belajar dengan rajin. Sepulang sekolah nanti aku ingin kau memberikan laporan rancangan usahamu. Semua bahan-bahan penjualan, pekerja caffemu, dan apapun yang kau butuhkan. Jika perlu tuliskan caffe seperti apa yang kau mau. Tapi dengan satu catatan ! Hwa soo tidak boleh tau apapun tentang hal ini.mengerti ?" Tanya Do eun tegas
"Mengerti. Tapi kak, dimana kau mendapatkan uang sebanyak itu untuk membuatkan caffeku ? Sementara kau masih menumpang di rumah kami " bicara Eunsang asal
"Menumpang ??" Do eun tidak percaya mendengar perkataan Eunsang yang menyebalkan itu
"Aku membeli kedua tanah termasuk rumah nenekmu itu ! Kau pikir rumahmu di desa sangat besar hasil siapa ? Hwa soo menjualnya padaku untuk biayamu di desa ! Aku tidak ingin menyombongkan diri dan mengatakan kebenarannya bahwa aku anak orang kaya ! Jadi berhati-hatilah saat kau bicara" kata Do eun mengingatkan EunsangDia kembali pergi mencari ruang pembayaran itu
"Sebenarnya Do eun itu siapa ?" Pikir Eunsang
Do eun adalah gadis misterius dengan segala hal tak terduga di dalam pikirannya.
Entah apa yang di pikirkanya. Itu jauh dari semua perkiraan. Jika kau pikir dia akan membunuh menggunakan pisau kau salah besar. Karena dia akan menusuk kedua matamu menggunakan satu pensil di tanganya
"Aku bahkan tidak mengerti diriku sendiri. Jadi jangan pedulikan aku seolah-olah kau paham apa yang aku inginkan ! Bagaimana jika yang aku inginkan selama ini adalah ketenangan dari sebuah kematian ?"