Prolog

14 1 0
                                    

Malam menampakkan keindahannya dengan hiasan gliter bintang yang memancarkan cahayanya berkelap-kelip seakan membuat kedua insan yang sedang menikmati malam minggu itu terpesona dengan keindahannya.

"Tumben kamu ngajak aku kesini. Jadi seneng kamu romantis" ungkapnya sambil melengkungkan bibirnya.

"Kamu suka?"

Dengan anggukan antusias Chelsea menjawab, "Suka banget, Beb. Oiya besok aku jogging sama Vero dan Kevin. Mau ikut?"

"Enggak dulu deh" sambil memainkan gelas lemon tea.

Chelsea menampilkan muka masam sambil menyeruput jus apel, "Kenapa? Cemburu? Ya Tuhan, Beb. Mereka itu..."

Satya menyaut, "Iya emang sahabat kamu. Lebih tahu apapun dari aku. Lebih deket dari pada aku. Lebih baik dari pada aku"

"Aku gak pernah bilang begitu, kamu dan mereka orang yang aku sayang"

Satya menghela nafas kasar. "Tapi kamu gak pernah anggep aku ada, Chelsea. Setiap malam minggu kamu keluar sama mereka, pas di sekolah setiap hari sama mereka, ngajak kamu keluar susahnya minta ampun karena kesibukan kamu sebagai model"

Chelsea tertohok dengan ucapan Satya, karena semua yang dikatakan oleh Satya adalah benar. "Terus aku harus gimana, Beb? Aku gabisa ngejauh dari mereka"

"Luangin waktu kamu, jangan asik sama dunia kamu sendiri" balas Satya tertahan karena banyaknya orang yang ada di cafe Paris.

"Aku usahain ya? Udah ya marahannya. Senyum dong" balas Chelsea dengan senyum yang menimbulkan kedua pipinya ada cekungan kecil.

Satya tersenyum kecil sambil membalas senyuman Chelsea, "Kita udahan yuk, Chel?"

"Maksudnya?"

"Kita putus"

Senyum Chelsea langsung memudar dan berganti dengan tatapan sendu. "Kenapa putus?"

"Dengan putus kamu bisa bebas dari aku, Chelsea. Kamu bisa main sama sahabat-sahabat kamu"

"Kamu tiba-tiba ngajak putus pasti ada sesuatu kan? Oke kalau itu mau kamu. Mulai sekarang kita putus" balas Chelsea dan langsung pergi dari hadapan Satya.

"Pulang sama aku"

"Bisa pulang sendiri" balas Chelsea yang menyisakan Satya di rooftop cafe Paris dengan bayang-bayang Chelsea dengan muka memerahnya.

SMA Tunas Bangsa
Suara sorakan-sorakan mulai terdengar nyaring sampai ke kelas-kelas. Sumber suara dari lapangan basket yang bersebelahan dengan kelas Chelsea.

"Rame banget. Ada apaan, Ver?"

Vero kaget, melihat penampilan Chelsea yang acak-acakan, di bawah matanya terdapat lingkaran hitam.

"Lo kenapa?"

Belum sempat menjelaskan Kevin datang dengan tergopoh-gopoh. "Chel, pacar lo di lapangan basket"

"Satya? Ngapain?" tanya Chelsea dengan menaikkan satu alisnya.

"Ikut gue" jawab Kevin dan langsung menarik Chelsea meninggalkan Varo yang kembali berkutat dengan benda perseginya.

Tiba di lapangan basket semua sudah berkumpul dengan membentuk lingkaran. Di tengah lapangan sudah ada 2 insan yang berdiri tegap saling berhadapan.

"Reista kamu mau kan jadi pacarku?"

"Mau, Mau, Mau" suara semua siswa mengintruksi siswi bernama Reista.

Chelsea datang membelah lautan manusia berbentuk lingkaran dengan cepat. "Oh ini alasan kita putus. Cewek ini Sat? Kampungan!"

"Chelsea!" suara Satya meninggi membuat Reista diam tak berkutik.

"Kenapa? Baru 3 hari kita putus kamu udah mau jadian aja. Hei  lo cewek perusak hubungan orang asal lo tau ya? Lo itu cuman dijadiin cadangan aja kalau gak ada gue. Wajah sok polos, bisa-bisanya ngrebut cowok orang"

"Cukup! Lo boleh hina gue apapun, Chel, jangan Reista. Di sini gue yang salah, tapi sebelum lo hina orang lain, coba NGACA!" balas Satya dan langsung pergi meninggalkan kerumunan bersama Reista.

"Liat aja lo Reista! Gue gak bakalan bikin hidup lo bahagia!" ucap Chelsea dengan mengepalkan kedua tangannya.

Hai hai para readers 😍😍
Gimana kabarnya?
Ini cerita ketigaku semoga Suka ❤❤
Jangan lupa vote dan coment
Rencana mau update setiap hari, support terus ceritaku yaaa ❤🤗🤗



Anthriscus (Ketulusan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang