Haloo semuanyaaaa author balik lagiiiiii 😘😘😘
Semoga suka dengan ceritanya yaaaaaa♥♥♥♥
Jangan lupa vote dan comenthappy reading :)
Maaf atas segala typo bby ♥Lagu milik Sheila on 7 mengalun indah dalam mobil Vero, nampak Reista tengah sibuk dengan benda persegi yang membuat semua warga dunia candu terhadap benda persegi itu.
"Sudah siap, princess?" tanya vero memecah kefokusan reista.
dengan anggukan reista kembali fokus pada gawainya kembali, membuat vero sebal karena merasa tidak dianggap.
"Apa sih yang lebih menarik di benda itu daripada yang di samping kamu ini?" tanya vero lagi.
Reista memutuskan kontak matanya dengan gawai, "Ka..kamu?" tanya reista tak menanggapi pertanyaan vero.
"Ada yang salah?" vero bergerak gusar, "emmm, menurutku itu lebih baik, semenjak kita dekat banyak hal berubah" ungkap vero membuat reista mengerjap beberapa kali.
"O..o.oke" balas reista kikuk dengan muka yang sudah memerah seperti kepiting rebus.
Vero tersenyum melihat reista salah tingkah yang akhirnya memilih memalingkan muka darinya, "Kita jalan sekarang ya? takut telat" ucap vero yang tidak ditanggapi oleh Reista karena jantung reista rasanya sudah bersenam ria.
20 menit berlalu sampailah di kolam renang yang dituju vero untuk latihan, reista mengekori vero yang berjalan dengan sangat cepat.
"Nih cowok jalan cepet banget sih!" gerutu reista dalam hati.
Vero tiba-tiba menghentikan langkah sehingga punggungnya ditabrak oleh reista, "sakit tau!" ucapnya sambil mengelus kepalanya.
"Maaf ya" ucap vero dengan segera menarik tangan reista dan menautkan jari-jari mereka, reista mendelik ingin protes tetapi dengan entengnya vero bilang "biar cewekku gak hilang"
cewekku dia bilang? reista benar-benar tidak percaya dengan kejadian ini, bagaimana bisa ia dengan mudahnya nyaman kepada seseorang yang baru dikenalnya.
"Gila!Gila!Gila! Vero udah gak jomblo lagi woy!" suara salah satu teman vero menyambut kedatangan keduanya.
"Gile ceweknya cakep coy, lo pake pelet apa ver?"
"Cantikkk, kok mau sih sama si vero? gak mau sama AA aja?"
Dengan gigi bermeltuk dan tangan mengepal kuat vero akan melayangkan tinjuan kepada teman-temannya, tetapi berhasil dicegah oleh reista.
"Anjrrr vero udah jinak!" seru mereka seperti paduan suara.
"Diem gak lo pada! Pagi-pagi udah bikin emosi aja!"
Semuanya kicep karena vero sedang dalam tahap emosi yang membari. Apa? emosi? marah? karena reista digoda teman-temannya? untuk apa dia marah? bukannya ini adalah salah satu tipu dayanya. vero menggeleng-gelengkan kepalanya.
prit..... suara peluit pelatih sudah terdengar.
"5 menit lagi kalau belum pada siap, push up 100 kali"
Mendengar teriakan pelatih semuanya bergegas berlari mengganti baju dan ada yang sedang pemanasan. Veropun juga tidak kalah panik, ia membiarkan reista dipinggir kolam karena ia harus segera mengganti bajunya. Reista hanya bisa tersenyum melihat kepanikan vero, selain itu ia juga tersenyum karena vero merasa cemburu tatkala dirinya digoda oleh beberapa temannya.
"Rei, aku latihan dulu ya? aku janji gak lama" ucapnya setengah berlari sambil melemparkan bajunya kesembarang arah.
"Iya, good luck!" balas reista dengan melengkungkan senyumnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Anthriscus (Ketulusan)
Fiction généraleSebuah rencana balas dendam yang menjerumuskan rasa dan menjadi bomerang bagi tiga sekawan. Rencana yang awalnya sudah tersusun rapi dan sempurna bisa hancur karena ada 'CINTA' "Suatu saat kamu pasti merasakan bagaimana sakitnya sebuah ketulusan di...