Senjata makan tuan ini namanya~ Chelsea
Sore itu setelah membeli sebuket bunga dari Istana Bunga Reista, Vero bergegas pulang untuk membelikan Mamanya bunga. Ia awalnya hanya ingin melihat-lihat saja bagaimana toko dan wajah Reista. Karena sudah ke-gep memandangi wajah Reista, mau tidak mau Vero membeli bunga itu. Mobil merah metalik itu memarkirkan mobilnya, sembari bersenandung kecil ia keluar dengan membawa subuket bunga cantik.
"Buat ceweknya ya, Den?" tanya Mang Ujang sambil menutup gerbang.
"Den dan den, nama gue Vero Mang Ujang!" jawabnya sambil melengos melewati Mang Ujang. Vero berjalan seraya memandangi buket bunga yang indah itu, pasalnya ia tidak pernah melihat buket secantik itu selain hadiah pernikahan Papa dan Mamanya. "Ma, vero ganteng pulang!" teriaknya sambil celingukan mencari mamanya.
"Kenapa teriak-teriak sih sayang?" balas Sang Mama dengan masih memakai celemek yang menempel pada tubuhnya.
"For you, Mom" ucapnya sambil mendaratkan kecupan di pipi kanan dan kiri Sang Mama. Dengan mata jail mamanya membalas, "Ekhem..ekhemm...tumben anak mama yang ganteng bisa romantis kayak gini. Ada apa hmm?" sambil menaik turunkan alisnya.
"Apaan sih, Ma! Vero kan sayang sama Mama, emang gak boleh hadiahin bunga buat mamanya?" sewot vero sambil membuka almari pendingin.
"Ya mama kan kepo sayang, biasanya kamu itu cuek banget, lagi manja kalo ada perlunya. Atau jangan-jangan kamu ada maunya ya ngasih mama kayak gini?" tanya sang dengan alis yang diangkat satu.
"Ah, Mama! Anaknya mau romantis juga salah. Yaudah deh Vero pergi aja, bye Mom" tukasnya tak lupa mencium punggung tangan sang Mama. Sang Mama hanya terkekeh, "Kayaknya lagi jatuh cinta si anak dingin".
"Eh Vero kebiasaan! wadah minumya selalu gak dikembalikan"
Markas TrheeAngel
Chelsea duduk dengan meminum milkshake rasa strawberry dengan gaya mengenakkan, sembari menunggu dua bodyguardnya Chelsea mengecek jadwal pemotretan yang seminggu depan akan dijalankan, "Minggu ini cuma tiga kali pemotretan, amanlah buat bisa hang out sama dua pager gue".
Tak lama berselang suara deru mobil memarkirkan mobilnya di depan markas, dengan langkah tergesa seperti dikejar penagih utang, "Sore Princess Chelsea, maaf gue telat" ujarnya setelah bokongnya mendarat di sofa warna biru.
"Santai aja, Vin. Vero juga belum dateng kok", ucapan Chelsea membuat lawan bicaranya membelalakkan matanya, "Lah! Lo nyuruh gue kesini cepet-cepet katanya penting, sampe gue kayak dikejar lintah darat! Ternyata monyet satu belum dateng?"
"Monyetnya siape?" tanya vero sambil berkacak pinggang membuat nyali Kevin beringsut, ribet urusannya kalau si Vero marah. Dengan menampilkan barisan giginya Kevin membalas, "I..i...ttu..monyetnya Chelsea. Iya, Chelsea punya monyet baru, ya kan Chel?"
Chelsea berdiri dengan sorot mata tajamnya, "sekarang ada yang lebih penting dari dua monyet kayak kalian! Gue udah ngerencanain balas dendam gue sama Reista di penjual bunga. Kalian harus! Wajib! Kudu ikutan cara gue!"
Kevin sudah akan membuka mulutnya, tetapi Chelsea sudah menyambar, "Stop! Kalian gak boleh ngomong, di sini kalian cuman diem aja. Rencana pertama, salah satu dari kalian harus bisa baperin si penjual bunga itu. Harus sampek baper!" ungkapnya sambil mengeluarkan pisau kecil berwarna pink.
"Lo jangan nekat, Chel!" ucap Vero dengan khawatir.
Pisau itu diputar 360 derajat dan hap! pisau itu mengarah kepada Vero. Awalnya Chelsea nampak kaget dengan arah pisau yang mengarah pada Vero, tetapi keputusannya sudah bulat untuk membalas dendam pada Reista.
"Vero, Congrats! Mulai besok lo jalanin misi kita, okey?" ucap Chelsea dengan mata memohon. Kevin hanya menggelengkan kepalanya, sebenarnya ia tidak setuju dengan rencana balas dendam Chelsea.
"Gue udah susun rencana, pertama lo cuman harus deketin aja sampai dia baper. Setelah dia baper lo tinggalin dia. Mudah kan? Tapi ingat ya Vero jangan sampai ada hati" vero bergerak gelisah, "Lo gila? gue aja ogah dideketin cewek, sekarang lo suruh baperin anak orang trus ditinggalin? Itu kelewatan, Chel!" ungkap Vero dengan nada tinggi.
"Lo...lo bentak gue, Ver? Lo rela gue disakitin?" ungkap Chelsea dengan gemetar.
"Emang gaada cara lain ya, Chel? menurut gue, itu berlebihan" ungkap Kevin lembut sambil mengelus rambut panjang Chelsea.
"Kalian emang udah gak sayang sama gue" balas Chelsea sambil menjauhi Kevin dan segera mengemasi tas serta jaketnya.
"Gue setuju cara lo! Mulai besok gue bakalan jalanin misi kita" ucap Vero lantang membuat Chelsea menyeringai puas. "Gue pegang omongan lo, Ver. Inget! Jangan sampai pake hati!"
"Ver? Lo yakin?" tanya Kevin dengan mencekal tangan kiri Vero. Dengan sorot mata tajam vero membalas, "Lebih dari yakin" setelah mengucapkan kata itu Vero langsungmenghempaskan tangan Kevin dan bergegas pergi dari markas.
"Lo ninggalin gue, Ver?" teriak Chelsea dengan berkacak pinggang.
"Gue sibuk!" balas Vero singkat sambil mengepalkan kedua tangannya.
Vero POV
Setelah keluar dari markas mood gue langsung ancur banget. Gue mau bantu sahabat gue, ya mungkin bisa disebut lebih dari sahabat sih. Disisi lain, gue merasa jadi cowok brengsek kalau saja misi itu berhasil.
"Kenapa harus gue!" teriak gue sambil memukul stir mobil.
Semoga ini gak ngelibatin hati deh, kalo udah ngelibatin pasti urusannya ribet. Gue itu anaknya anti ribet. Daripada mood gue ancur terus mending gue cari makan aja deh, mood ancur bikin gue laper! gila!
Chelsea POV
Rencana gue ngumpulin dua sahabat gue akhirnya tercapai, mereka itu kayak artis, padahal mereka pengangguran. Yang satu anak bos hotel mewah alis si Vero dan yang satunya lagi anak bos mobil. Dua-duanya gaada yang mau kuliah, katanya udah capek belajar. Anak sultan mah bebas. balik ke topik, gue membawa pisau kecil untuk menentukan siapa yang bakalan jalanin misi gue ini, eh misi kita bertiga. Gue berharap itu bukan Vero, semoga aja Kevin, supaya gue bisa lebih deket sama Vero. Ekspetasi tidak sesuai dengan realita, vero yang akhirnya dipilih oleh pisau sialan yang gue puter sendiri!
"Ini namanya senjata makan tuan" gumam gue dalam hati. gue berusaha menetralkan ekspresi saat keduanya menatapku intens.
Tekatku sudah bulat, Vero harus bisa menjalankan misi. Toh aku juga sudah memperingatkan agar tidak memakai hati.
"Lo kenapa nglamun, Chel? kepikiran omongan vero tadi?" pertanyaan kevin membuyarkan lamunanku.
"Enggak kok, santai"
"Yuk gue anter pulang aja, mungkin Vero lagi butuh sendiri. Lo kan tau sendiri dia cuek dan diginnya kayak apa. Sabar aja, dia gak bakalan ngecewain lo, Chel" ucapan Kevin menenangkanku.
"Okey, sebelum pulang beliin es krim" rengekku sambil melingkarkan tangan kanannku ke tangan kirinya.
Kevin mengangguk dan menoel pipiku, "Siap, Princess Chelsea"
Kalian tau tidak? Jika vero sudah nembak gue beberapa kali setelah gue putus dengan Satya. Gue sengaja aja belum mau menjawab setiap kali dia menanyakan, biar dia tau rasa berjuang memperoleh cinta. Nanti setelah misi gue selesai, gue bakalan pacaran sama dia.
Hai Hai Haiiiiiiii
I'm Back Guys :') Kangennnn
Semester lalu emang full banget karena KKN, doain semoga tahun ini cerita ini bisa Finish yaaa <3 :) :)
Maaf pendek banget part ini :(
semangatin authornya dong supaya bisa gass hehe <3 <3
Jangan lupa vote dan komen yaw!
Jangan lupa follow ig aku @nisa_farikhani see you <3
20.38 WIB
3-4-20
KAMU SEDANG MEMBACA
Anthriscus (Ketulusan)
General FictionSebuah rencana balas dendam yang menjerumuskan rasa dan menjadi bomerang bagi tiga sekawan. Rencana yang awalnya sudah tersusun rapi dan sempurna bisa hancur karena ada 'CINTA' "Suatu saat kamu pasti merasakan bagaimana sakitnya sebuah ketulusan di...