Dengan bersenandung kecil Reista memasuki rumahnya, ia sangat bahagia hari ini. Setelah tadi banyak drama, tetapi ada pelangi setelahnya.
"Pacar kamu gak diajak mampir, sayang?"
"Pacar apaan? Cuman temen kok. Mama kenapa belum pulang? Ini kan udah malem" jawaban Reista menohok hati Sang Mama.
"Ini kan rumah Mama juga, sayang. Kenapa mama harus pulang?" tanyanya gemetar.
"Benarkah? Mama kan lebih nyaman tinggal sama keluarga baru Mama daripada sama aku"
"Sayang, apa maksud kamu?"
"Udahlah, Ma! Reista ngantuk!"
"Mama masak ayam rolade saus mentega kesukaan kamu, ayo makan sama-sama" ucap sang Mama dengan nada bergetar.
"Reista udah makan" ungkapnya lalu berjalan melewati Sang Mama.
"Sampai kapan kamu giniin Mama?" ucap Sang Mama sambil terisak.
dari kejauhan Reista tak tega melihat Sang Mama menangis, "Reista sayang Mama, tapi mama udah hianatin Papa"
Tengah malam Reista terbangun dengan perut keroncongan, padahal sebelum pulang dan bersemedi di kamar ia sudah diajak oleh Vero. Mengingat vero rasanya Reista merasa menjadi wanita yang lebih ceria akhir-akhir ini.
"Mama tadikan masak ayam rolade, aku ke dapur aja deh. Laper banget" monolognya sambil menyibak selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.
Dengan bersemangat Reista menuju dapur, tetapi langkahnya terhenti ketika mendengar isak tangis seseorang. Seketika bulu kudunya meremang. Perasaan Reista sudah tak karuan, karena ini sudah lewat tengah malam. Saat akan kembali dalam kamar, sayup-sayup Reista mendengar, "Harus dengan cara apa lagi Ya Tuhan? Aku bisa mengembalikan senyum dan bahagia anakku!" ungkapnya sambil memegang dadanya yang berdenyut.
tes. Satu tetes air mata Reista tak terasa sudah menetes di pipi chubby nya. Reista tidak tega dengan sang Mama, tetapi disisi lain Ia juga merindukan sang Mama dan masih kecewa karena sudah berani mengkhianati cinta Papanya.
"Mama belum tidur?" tanya Reista pada sang mama.
Sang mama kaget langsung mengelap air matanya dengan kadsar dan berusaha tersenyum kepada putri semata wayangnya, "Kenapa belum tidur, sayang? Mau mama buatin susu?"
"Oke" balas Reista sekenanya yang membuahkan pancaran bahagia dia wajah sang Mama.
"Emmm, Rei juga mau makan rolade ayam boleh?"
Sang Mama berhenti melangkah, "boleh sayang" balasnya sambil menggandeng Reista menuju ruang makan dan dapur.
"Kamu mau makan pake nasi, sayang?" tanya sang Mama yang dihadiahi anggukan oleh Reista.
Reista makan dengan lahab tak peduli sang Mama yang terus menatapnya dengan raut sumringah dan bahagia, "Mama mau? Kenapa liatin Reista?" ungkapnya sambil mencemol rolade yang diberi saos tomat.
Sang Mama mengecup puncak kepala Reista, "Makan yang banyak ya? Biar cepet gedhe"
"Apaan sih, Ma! Reista udah gedhe! Buktinya Reista udah kuliah"
"Dan punya pacar" goda sang Mama.
Reista memutar bola matanya malas, "Hanya teman"
"Iya, Mama tahu. Mama ke kamar dulu ya?"
Reista meletakkan sendok garpunya, "Reista boleh bobok bareng Mama gak?"
Ucapan Reista membuat sang Mama mengangguk dengan antusias tak lupa dengan raut bahagia yang terpancar. "Kalau udah selesai makan, nyusul ke kamar Mama aja"
Pagi Hari memunculkan senyum hangatnya melalui sinar matahari yang masuk melalui celah-celah jendela kamar sang Mama.
"Reista sayang, bangun! Ayo waktunya kuliah" ucap sang Mama sambil menggoyangkan lengan Reista.
"Hmmm"
"Dijemput pacaranya malah bangun kesiangan, gak malu apa? Ayo bangun!"
"Hmmm"
"Hmmm Hmmm, Mama gak punya anak penyanyi ya apalagi nyanyi hmmm hmmm hmmm kayak sabyan. Ayo cepat! pacarmu udah nunggu!"
"Reista gak punya pacar maaa! Lagian hari ini jadwal kampus kosong"
Mama Reista berkacak pinggang, "Yaudah tapi cepetan bangun, kasian pacar kamu nunggu"
"Siapa sih? sahabat Reista yang gentong itu? Dia udah punya pacar, Ma"
Mama Reista sudah geleng-geleng kalau anak gadisnya satu ini memang susah untuk bangun pagi. "Itu yang nganterin kamu pulanng kemarin, pacar kamu kan?"
1...2...3..
Reista masih mengumpulkan nyawa. Ia merenggangkan otot-otot tubuhnya dan tersadar akan sesuatu.
"Ma jangan bilang kalau Vero yang dateng kesini?" tanya Reista dengan muka tak bisa diartikan.
"Ya emang Vero pacar kamu yang datang!"
"Apaaaa!"
Seketika Reista langsung berlari ke kamar mandi dengan tergopoh-gopoh ia tak menyangkan Vero bakalan datang ke rumahnya. Tetapi dalam hati yang terdalam ia sangat bahagia.
"15 Menit mandi gak pake lama, nanti pacar kamu lumutan!"
20 menit berlalu Reista sudah siap menghadap Vero, dengan senyum sumringah ia keluar dari kamar Sang Mama dan segera menghampiri Vero.
"Nah ini dia, lama banget sih sayang. Pacar kamu nunggu sampe lumutan"
"Mama apaan sih"
"Anak mama udah gedhe. Tante tinggal ya nak Vero, jagain anak tante. Tante mau ke butik dulu. Rei, mama udah masak omlet, jangan lupa sarapan. Mama besok pulang okey?" ungkap Sang Mama dan mendapat anggukan Reista.
"Kamu ngapain kesini? ada yang ketinggalan?" tanya Reista sambil duduk di sebelah Vero.
Vero mendekat dan menyelipkan anak rambut Reista ke belekang telinga, "Lo kuliah? Gue antar yuk?"
Reista menggeleng, "kenapa?" tanya Vero.
"Aku libur"
Vero menatap Reista dengan mata berbinar, "Temenin gue latihan renang mau, gak?"
"Kenapa aku? gak sahabat kamu yang kemarin kamu jemput?"
Seketika vero menegang mendengar jawaban Reista, "Karena lo beda, gue suka" ungkap Vero membuat pipi Reista memerah seperti kepiting rebus.
Deg!
Reista mengerjap beberapa kali, "a..aku siap-siap dulu"
Vero mengacak rambut Reista dengan senyuman paling mempesona dan mengangguk tanda setuju dengan ucapan Reista.
Reista senam jantung, baru kali ini ia merasakan senam jantung ketika berhadapan dengan laki-laki tampan, apalagi dengan setampan itu. Eh 2 kali, pertamanya dengan Satya tetapi senam jantung karena Malu. kalau yang ini karena Mau....Mau jadi jodohnya...
Eh...
"Ya Allah hambamu wafer! wafer! Gini ya? Rasanya punya orang spesial" batinnya menjerit histeris...
Sambil nunggu buka puasa aku update zeyeng :) :)
Semoga sukaaa luvvvv
jangan lupa vote dan coment yaww :)
Follow ig aku @nisa_farikhani :)
Maaf atas segala typo zeyeng....
KAMU SEDANG MEMBACA
Anthriscus (Ketulusan)
Fiksi UmumSebuah rencana balas dendam yang menjerumuskan rasa dan menjadi bomerang bagi tiga sekawan. Rencana yang awalnya sudah tersusun rapi dan sempurna bisa hancur karena ada 'CINTA' "Suatu saat kamu pasti merasakan bagaimana sakitnya sebuah ketulusan di...