Menjalankan Misi

2 0 0
                                    

Kamu Itu Seperti Bintang

Gemerlap, Indah dan Sulit Untuk Aku Gapai

Reista Putri Nichole


Mentari pagi tersenyum menyebabkan kehangatannya memancar pada semua insan di bumi. Tak terkecuali Reista, ia tengah sibuk di alam mimpinya, karena pulang terlalu larut ia sekarang masih setia di istana mimpinya. 

Kring...kring...kring....

Suara alarm itu membuyarkan mimpi Reista, membuat ia menggeliat dan merenggangkan otot-ototnya lalu bergegas mencari botol minum yang setia berada di samping tempat tidurnya.

"Baru mimpi dilamar Prince Mateen, eh udah keburu alarmnya bunyi!" kesalnya sambil menyibakkan selimut bewarna soft pink berbulu.

"What?  mata kuliah sastra diajuin? telat! telat!" monolognya sambil melemparkan gawainya ke sembarang arah dan langsung tancap gas menuju kamar mandi.

10 menit berlalu Reista sudah siap untuk berangkat ke kampus, ia tak memperdulikan suara cacing-cacing yang mengamuk karena ia sudah telat 30 menit. Reista buru-buru menuruni tangga, sambil meracau tak karuan, "sayang? Udah bangun? Mama buatin nasgor yuk sarapan bareng" ungkap Sang Mama sambil melengkungkan bibirnya.

Reista hanya menoleh sambil berlalu menuju ruang sepatu dan jaket, "mama bekalin ya? nanti kalau gak sarapan maag kamu kambuh" imbuhnya lagi.

"Gausah sok peduli sama Reista" satu kalimat yang membuat Sang Mama melunturkan senyumnya. Reista tersenyum miring, "urus aja keluarga baru, Mama" setelah mengungkapkan itu Reista sudah tak menghiraukan sang Mamanya lagi.

Dengan keadaan emosi, Reista melampiaskan semua kekesalannya dengan menaikkan kecepatan mobilnya, tak perduli klakson yang terus berdengung di telingnya. Ini akibatnya jika meeting dengan klien sampai larut, akibatnya ia harus ketemua Sang Mama yang membuat hatinya kalang kabut.

20 menit berlalu Reista sudah sampai di kampus tercinta, dengan menenteng beberapa buku sastra dan beberapa novel yang tak pernah teringgal di mobil berwarna putih itu. Dengan tergesa, Reista berlari kecil menuju kelasnya. 

"Ta! Ngapain lo lari-lari?" teriak Ahmed sambil membawa satu cup kopi susu, dengan terburu Reista langsung menarik Ahmed menuju kelasnya. "Sans aja kali, Ta! Madam Je cuman ngasih tugas, abis itu pergi ada urusan" ungkap Ahmed membuat Resita melepas tarikannya secara tiba-tiba dan byurr....

"Astaga Ta! Lo numpahin kopi gue!" teriak Ahmed sambil mengibaskan baju yang sudah ternoda oleh kopi.

Reista seketika berhenti dan langsung memamerkan barisan gigi putihnya, "sorry, aku gak sengaja, Med. Aku panik banget, soalnya aku gak pernah telat di kelas Madam Je" ungkapnya dengan nada khawatir, segera mungkin ia mengambil tisu dan mengelap baju Ahmed.

"Gapapa, Ta. Sans aja kali. Yaudah, gue mau balik ke kosan. Gue duluan, Ta" ungkapnya sambil melambaikan tangannya.

apes apes apes!!! batin reista menjerit!

Reista menuju kelas dengan muka kucel karena badmood , segera ia mendaratkan bokongnya pada kursi nomer dua.

"Lo ngapain masuk, Ta? Ini kita-kita mau cabut" ungkap Nessi sambil merapikan catatannya.

Anthriscus (Ketulusan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang