Dionysus

101 36 17
                                    

Flashback

Tiga gadis itu duduk di kursi kantin dengan minuman segar. Mereka mengobrol asik tanpa memedulikan sekitar.

"Gaes ini ada berita seru gitu ga sih. Bosen nih," ujar gadis itu. Adela,ya si empunya nama. Gadis molek dengan rambut panjang dan bergelombang. Juga make up ya kentara sekali.

"Eh tau ga,kemaren kan gue liat kantor bokap gue,gue nemu sesuatu cuy." papar sahabatnya,Loly.

"Apaan apaan?" tanya seorang gadis lagi,Vava.

"Lo inget ga sih. Cewek culu bulukan yang suka deket deket sama Refald itu?" kata Loly.

"Inget inget,yang deketin bebeb gue itu kan!"seru Adela.

"Nah,kalian tau kan bokap gue itu polisi pangkat nya udah tinggi,terus gue kemarin lihat berkas berkasnya gitu. Secara kan emang kepo,eh taunya gue lihat satu berkas tentang kecelakaan 5 tahun lalu."cerocos Loly panjang.

Vava mengerutkan keningny,"Terus hubungannya apa woi."

"Nah,di situ ada 2 korban. Anak remaja sama bokapnya. Dan itu ternyata si cewek cupu itu!" kata Loly dengan menggebu gebu.

"Hah,serius lo?"tanya Adela.

"Iya serius,dan bokapnya meninggal di tempat. Dan denger denger itu penyebabnya bokapnya itu kaya ngejar waktu gitu. Soalnya anaknya pengin dianterin ke sekolah."

"Sumpah,kasian sebenernya ya."ujar Vava

"Eh,bagus tu malahan. Kita bisa ancem cewek sok itu dengan ini. Biar dia jauh jauh dari Refald,kalo bisa menghilang deh. Jangan kasih ampun."papar Adela.

Lo yakin nih,Del?"tanya Loly

Adela mengangguk yakin

*****

Seorang gadis terbaring lemah di sebuah tempat tidur. Ruangan itu serba putih, dengan bau obat obatan. Disisi gadis itu seorang cowok dengan setia menunggunya.

"Lo kenapa si,ngapain pake gores gores kaca begituan. Lo sendiri yang bilang kita ga boleh nyerah."kata Refald, sembari menunggu Blue yang belum sadar.

Saat ini Bunda Blue sedang dalam perjalan. Terdengar nada khawatir saat Refald menelponnya melalui ponsel Blue.

Tak lama terdengar pintu di buka,seorang paruh baya tergesa gesa masuk di ruangan itu.

"Blue,kamu kenapa begini nak,bikin Bunda khawatir aja."kata Bunda dengan tersendu sendu.

Bunda melirik Refald yang berdiri di sisi samping putrinya dengan tatapan bertanya. Seolah meminta penjelasan.

"Perkenalkan tante saya Refald,kakak kelas Blue yang lagi deket sama Blue. Tadi saya yang nemuin Blue di ruang tari. Keadaannya pingsan dan darah tercecer dimana mana, juga pacahan kaca."Refald menjelaskan.

Bunda terseyum lega,kini ia sudah mengerti mengapa gadisnya jasi seperti ini.

"Makasih ya nak Refald sudah mo nolong Blue,soalnya Blue jarang ada temen. Anak nya pendiam."

AntariksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang