Bagian 10

4.1K 564 46
                                    

Pada dasarnya, manusia dapat berencana namun seluruhnya hanya Tuhan yang berhak memutuskan.

Awalnya, Kim Jongin tak berniat pergi dari tempatnya. Alpha itu ingin tetap berada disana mendampingi calon matenya yang tergeletak tak berdaya.

Ucapan tetua pun rasanya terlalu mustahil. Selama hidupnya, Kim Jongin tak pernah mendengar cerita tentang seorang Omega yang mendapatkan heat lebih awal karena berdekatan dengan calon Alphanya. Jadi jelas saja, Kim Jongin terlalu bengal mempercayai ucapan sang tetua.

Tapi, semakin hari melihat kondisi putra dari sahabatnya itu membuat Kim Jongin meringis.

Omega itu memang membaik, tapi keadaannya tak benar-benar baik. Seperti ada sesuatu yang membebani tubuhnya. Aroma feremon pun semakin tercium lebih kuat.

Kim Jongin masih tak ingin percaya, namun kedatangan leluhurnya melalui mimpi membuat Kim Jongin memilih pergi.

Dalam mimpinya, Kim Jongin mengingat bagaimana sang leluhur memberinya petuah untuk menuruti ucapan sang tetua. Meski saran yang diberikan tidak masuk akal, namun itu adalah yang terbaik.

Omeganya akan merasa kesakitan yang teramat jika mendapatkan heat sebelum waktunya. Dan jika ia tidak sanggup menahannya, maka kematian akan menghampirinya.

Jelas saja Kim Jongin ketakutan. Ia bahkan merasa sesak yang luar biasa ketika membayangkan bagaimana omeganya akan merenggang nyawa di heat pertamanya.

Alpha itu kemudian lekas pergi menemui orangtua calon Omeganya. Meminta pendapat dan pada akhirnya di sepakati bahwa Kim Jongin harus menjaga jarak untuk beberapa waktu.

Dan rencana di jalankan saat Kyungsoo pulang dari rumah sang tetua.

Chanyeol dan Baekhyun bertugas membawa pulang putra mereka, sedang Jongin akan pergi sementara waktu.

Namun sekali lagi, sementara yang di rencanakan itu taunya memakan waktu hingga 5 tahun lamanya.

Kim Jongin yang berjanji akan memberi kabar pun nyatanya bak di telan bumi. Tak dapat di hubungi sama sekali.

***

Secercah cahaya menembus tirai-tirai yang di bentang memanjang. Suara burung pagi, sayup-sayup terderang riuh ramai berdendang.

Seluruh paduan, sambutan dari sang mentari tauny mengusik tidur panjang seseorang.

Kelopak matanya perlahan mulai tergerak. Bergetar, hendak terbuka.

Pelan namun pasti, sipitnya mulai menunjukkan kehidupan. Samar-samar terdengar suara lantang riuh menggema di dekat telinganya.

Kalo matanya, telah mampu terbuka sepenuhnya dan menerima sinaran cahaya sang surya, lelaki itu mulai menangkap samar-samar bayangan seseorang di atasnya.

Lelaki itu ingin mengelurkan suaranya. Bermaksud untuk bertanya, namun apa daya bahkan tangannya saja terasa kaku untuk di gerakkan.

Dalam batinnya, ia berujar 'Apa yang sejujurnya terjadi pada dirinya.'

Beruntung sekali, telinganya berfungsi dengan baik menangkap makna ucapan dari lelaki paruh baya di hadapannya.

"Nak kau sudah sadar? Syukurlah, ini benar-benar keajaiban dari Tuhan."

Lelaki itu –Kim Jongin, hanya mampu berkedip membalas pertanyaan si lelaki paruh baya.

Matanya mulai menjelajah dan siapa sangka dia mendapati seorang wanita paruh baya beserta bocah laki-laki kecil di sebelahnya.

Jongin ingin bertanya dimana dia sebenarnya dan apa yang terjadi padanya hingga menjadi seperti ini. Namun sekali lagi, tak ada satupun kata yang dapat lolos dari bibirnya.

TOXIC (KAISOO) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang