Seoul, 2017
"hyung, sekarang aku sudah debut menjadi seorang penyanyi. Hyung pasti bangga kan? hyung, aku juga akan menjadi pianis hebat sepertimu. Jangan khawatir aku juga akan meneruskan mimpimu. Min Yoongi tetap yang terbaik."
Min Jimin mengusap nisan kakaknya dengan lembut, pipinya terus basah dengan cairan bening yang jatuh dari mata indahnya, lebih tepatnya mata indah pemberian terakhir sang kakak.
○○○○○○○
Daegu, 2013
"Hyung kau yang terbaik," puji Jimin yang melihat kakaknya berhasil membawakan sebuah lagu dengan piano di depannya.
Min Yoongi tersenyum manis pada adiknya "kau juga hebat," Yoongi tersenyum sambil mengusap surai lembut sang adik.
"Hyung, jika aku menjadi seorang penyanyi nanti, aku mau hyung yang mengiringi ku dengan permainan piano mu," pinta Jimin semangat, Yoongi hanya mengangguk mengiyakan sang adik.
"Baiklah, sekarang ayo kita pulang," ajak Yoongi, Yoongi berdiri dari duduknya menggandeng tangan mungil adik yang beda 2 tahun darinya, lalu keluar melangkah keluar dari tempat les mereka.
Selama perjalanan pulang, mereka sama sekali tidak pernah melepaskan gandengan tangan, tidak peduli seberapa jauh jarak antara tempat les dan rumah mereka, senyuman dan ocehan selalu terlontar di bibir mereka.
"Hyung aku takut " ucap Jimin sambil memeluk Yoongi yang sedang ada di pojok ruangan rumahnya, ayah nya yang baru datang dalam keadaan mabuk membuat mereka berjaga-jaga, Yoongi terus memasang badan untuk melindungi sang adik dari amukan ayah mereka.
Terakhir kali, saat Yoongi tidak ada dirumah, Jimin menjadi korban peampiasan kemarahan ayah mereka. Sejak saat itu Yoongi tidak pernah meninggalkan adiknya sedirian.
" hyung" Jimin mulai menangis saat ayah nya mendekat dengan wajah menyeramkan, tangan mungil itu mencengkram erat baju sang kakak.
" KEMARI !" Sang ayah mulai menarik paksa Yoongi memisahkannya dengan sang adik yang sudah terisak,
" APPA LEPASKAN, JANGAN SAKITI JIMIN !" teriak Yoongi saat sang ayah mulai mendekati adik kesayangannya.
" APPA !" Yoongi lagi lagi berteriak saat ayahnya mulai menarik rambut Jimin, ia mulai memukuli sang ayah tapi itu tidak berguna ayahnya semakin memperkuat tarikannya pada Jimin.
" Appo....APPA, AKU MINTA MAAF APPA, MAAF APPA" rintih Jimin saat sang ayah dengan keras menarik rambutnya.
" KAU ! GARA GARA KAU, SEMUA INI GARA GARA KAU DASAR ANAK TIDAK BERGUNA !" teriak sang ayah lalu melepaskan rambut Jimin kasar, lalu pergi meninggalkan Jimin yang terisak di pelukan sang kakak.
" hyung.... kenapa appa membenciku " ucap Jimin di sela isakannya, Yoongi masih setia memeluk tubuh sang adik dengan erat.
Kehidupan keluarga Min berubah setelah kepergian sang ibu, min Jihoon ayah mereka yang tadinya selalu bersikap manis menjadi pemabuk berat yang menyeramkan. Satu satu nya yang bisa menjaga Jimin hanyalah Yoongi, karena dia satu satunya yang menyayanginya.
Sementara sang ayah ?
Jimin tidak tahu kenapa ayahnya sangat membencinya seakan akan akan tidak pernah menginginkan kehadirannya.Kalau tidak ada Yoongi mungkin Jimin sudah tiada sejak dulu.
---------------------
Min Yoongi seorang pemuda manis berkulit pucat, berwajah dingin dan tajam tetapi seorang anak yang berbakat, ia sudah mahir bermain piano sejak berumur 3 tahun. Hal yang paling ia sukai adalah melihat adiknya bahagia dan yang paling ia benci adalah saat seseorang melukai adiknya. Bagi Yoongi adiknya adalah segalanya, ia tidak akan membiarkan siapapun melukai adik nya, sedikitpun.
Min Jimin pemuda ceria, dengan mata bulan sabit yang mebuatnya lebih menawan, pemuda yang selalu mengikuti kemanapun hyungnya pergi, impiannya menjadi seorang penyanyi hebat. Yang ia sukai senyuman hyungnya, lalu melihat musim semi yang indah bersamanya, yang tidak di sukai kehilangan hyungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take My Eyes : Daegu Version
Fanfiction[COMPLETE] "kenapa kau memberikan sesuatu yang penting pada orang lain demi aku?" "masa depan hyung lebih penting dari apa pun" "kehilangan matamu berarti kau harus kehilangan hidupmu" "aku tidak kehilangan hidupku. hyung, kau adalah hidupku kau ju...