Yoongi terdiam saat melihat banyak sekali anak jalanan di tempat yang ia datangi bersama pria-pria itu.
" kalian anak jalanan, kan ? " tanya seorang pria, Yoongi mengangguk sebagai jawaban.
" mereka sama seperti kalian, anak jalanan. Bagaimana kalau kalian disini dan tinggal bersama kami ? " pertanyaan pria itu membuat Yoongi mengerutkan keningnya curiga, mereka pasti punya rencana lain.
" Apa yang sebenarnya kalian rencanakan ? " selidik Yoongi.
" tidak ada , kami hanya ingin membantu kalian, tapi sebagai balasannya kalian bekerja pada kami " jawab pria itu.
" bekerja apa ? "
" mengemis " pria itu tersenyum jahat pada Yoongi yang masih setia menggenggam tangan Jimin.
" untuk apa kami melakukan itu, kami akan pergi dari sini " tolak Yoongi, ia hampir berbalik dan pergi dari tempat itu tapi pria pria lain menghadang mereka.
" kalian baru bisa pergi jika sudah menghasilkan uang untuk kami, atau jika kalian punya uang berikan pada kami " ucap seorang pria.
" berapa yang kalian inginkan ? " tantang Yoongi.
Pria itu terkekeh pelan " berapapun yang kau punya, berikan saja pada kami "
" aku bisa berikan lebih banyak, tetapi ajari aku berkelahi " Yoongi memberi syarat, pria itu tersenyum lalu mengangguk mengiyakan syarat pemuda dihadapannya.
Yoongi membuka tasnya mengambil beberapa lembar uang yang cukup banyak jumlahnya lalu memberikan nya pada pria dihadapannya.
Pria itu tersenyum saat melihat jumlah yang ia terima dari pemuda berkulit pucat itu " baiklah, kau bisa berlatih dengan siapapun disini, setelah itu kalian bisa pergi "
" hyung, aku takut " bisik Jimin, " tenanglah, hyung disini " Yoongi memeluk adiknya.
------
Sudah dua hari mereka berada dijalanan, baju yang mereka pakai sangat kotor, perban Jimin juga sudah waktunya mengganti.
Meski Yoongi pun juga sudah mendapat pelatihan berkelahi dari para preman itu, tapi ia tidak bisa menggunakan nya sekarang.
" Jimin-ah kita mandi dulu dan ganti baju kita, ya " ajak Yoongi, Jimin mengangguk patuh.
Mereka berhenti di sebuah kamar mandi umum dan membersihkan tubuh mereka dan mengganti pakaian yang mereka gunakan.
" kita juga harus mengganti perbanmu " ucap Yoongi, Jimin mengiyakan lalu duduk dihadapan hyungnya.
Dengan telaten Yoongi membuka setiap lapisan perban yang melingkar di mata Jimin, ia juga mengambil kapas yang menempel di kedua mata adiknya.
Ia ingat perkataan dokter Kim ia membasuh kedua mata Jimin dengan air hangat yang ia beli, setiap kali mengompres mata adiknya air mata Yoongi menetes, mengingat mata indah adiknya sudah dipindahkan kepada orang lain.
Yoongi merogoh tasnya, mencari sebuah kain hitam panjang yang sudah ia siapkan untuk menutupi mata Jimin. Tangannya bergetar saat ia mulai menempelkan kain hitam itu pada adiknya..
" sudah selesai " ucap Yoongi setelah berhasil mengikatkan kain itu pada Jimin.
" kuharap kau tidak lama memakai kain hitam ini, Jimin-ah " harap Yoongi lalu merengkuh Jimin erat.
Perhatian Yoongi beralih pada sebuah papan iklan besar yang berada di persimpangan jalan raya.
Ubah hidupmu di Seoul.
Kata-kata itu memotivasi Yoongi, ia berencana akan pergi Seoul, ibu kota dari Korea. Tempat dimana dia akan mengubah hidupnya dan adiknya akan bahagia.
" ayo kita pergi, Jimin" ajak Yoongi.
" kali ini kita akan kemana, hyung ? "
" Seoul " jawab Yoongi singkat, sebenarnya Jimin ingin bertanya dimana Seoul itu, tapi karena ia tidak mau membebani hyungnya dengan pertanyaan yang tidak berguna jadi dia diam.
" ini dua tiket menuju Seoul " seorang petugas cantik memberikan dua lembar tiket pada Yoongi, setelah membayar ia menunggu kereta menuju tempat dimana ia akan merubah nasib mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take My Eyes : Daegu Version
Fanfiction[COMPLETE] "kenapa kau memberikan sesuatu yang penting pada orang lain demi aku?" "masa depan hyung lebih penting dari apa pun" "kehilangan matamu berarti kau harus kehilangan hidupmu" "aku tidak kehilangan hidupku. hyung, kau adalah hidupku kau ju...