Setelah perdebatan yang serius diantara mereka terselesaikan, Midoriya pun akhirnya mengijinkan Bakugou memasuki rumahnya, begitu mengantarkan tamunya menuju ruang tamu, Midoriya pamit untuk kembali menyelesaikan kegiataannya yang sempat tertunda cukup lama, sementara Midoriya memasak, Bakugou yang dilarang untuk membantu pun hanya duduk diam saja sembari mengotak atik ponsel pintarnya, rupanya terdapat sekitar 7 pesan dari Toshinori yang menanyakan ' apa semuanya baik – baik saja ', namun Bakugou menghiraukannya dan akan membalasnya dilain waktu, pemuda ash blonde itu merebahan tubuhnya diatasa sofa dengan nyaman, rasanya ada sesuatu yang terangkat keudara yang membuat tubuhnya menjadi sedikit ringan, manik crimsonnya melirik sebuah buku yang tergeletak tak jauh dari tempatnya, Bakugou mengambilnya, kemudian membuka lembar – perlembar halaman, dirasa menarik, ia pun memutuskan untuk membaca buku tersebut sembari menunggu Midoriya.
satu jam pun berlalu, Midoriya telah menyelesaikan masakannya, dan menata semua lauk dengan rapih diatas meja makan, kemudian pemuda mungil bersurai hijau itupun lantas beranjak untuk mengajak tamunya makan bersama,
" Kacchan makan malam sudah si,,,ap ",
suaranya terhenti kala melihat Bakugou yang terbaring diatas sofa dengan crimsonnya yang tertutup, Midoriya melangkah untuk melihat lebih dekat, rupanya sang Alpha tengah tertidur, Midoriya menjulurkan lengannya hendak membangunkan Bakugou, namun paras yang tengah terlelap itu mencuri perhatiannya,
' apa dia sangat kelelahan , tidurnya sangat lelap ', ujar benak si omega.
Midoriya merendahkan tubuhnya menekuk kedua lututnya, iris hijaunya tertuju pada sebuah buku yang berada dalam genggaman Bakugou, Midoriya pun meraih buku itu bermaksud untuk meletakannya kembali di sisi meja, namun tak sengaja lengan rampingnya menyenggol kecil lengan Bakugou,
DEG,,!!
Midoriya dengan cepat menarik kembali lengannya, jantungnya tiba – tiba berdentum lebih cepat, wajahnya memerah, ada perasaan aneh didalam dirinya, pemuda hijau yang molek itu pun tidak pernah mengerti dengan jantungnya yang selalu berdetak cepat setiap kali dirinya bersama Bakugou. Midoriya pun akhirnya menyadari bahwa usahanya untuk menjauh dari Bakugou semua hanya sia – sia, karena dia tahu betul bahwa dirinya tidak bisa menjauh dari pemuda ash blonde itu. Midoriya kembali menatap wajah Bakugou yang masih terlelap, kemudian beralih pada lengan Bakugou yang lebih besar dan tegas disbanding lenganya, perlahan dengan hati – hati Midoriya meraih lengan Bakugou, meletakan telapak tangan besar nan hangat Bakugou diatas permukaan perutnya, seutas senyum lembut pun terukir di wajahnya,
" hora, ucapkan hai pada ayah ", ujar Midoriya begitu pelan dan lembut.
" apa itu benar ?", seru sebuah suara.
" e-eh ", Midoriya yang terkejut lantas memundurkan dirinya,
namun Bakugou yang bergerak lebih cepat berhasil menahan genggaman lengannya dan menarik Midoriya hingga hampir membentur wajahnya,
" jawab aku ", tuntut Bakugou menatap serius manik Hijau didepannya.
" a-ah kau sudah bangun, makan m-malam sudah siap ", elak Midoriya seraya membuang tatapannya kesamping.
" jangan mengelak Deku ", cegah Bakugou.
Midoriya yang terlihat gusar dan bingung, hanya terdiam tak juga menjawab.
" Deku ", Bakugou menurunkan nada suaranya, satu lengannya meraih wajah Midoriya dengan pelan penuh kelembutan.
" e-ehm ", jawab Midoriya dengan menganggukkan kepalanya.
" ........", Bakugou tak membalas begitu mendengar jawaban dari pertanyaannya.
Midoriya yang menyadari bahwa lawan bicaranya tak kunjung membuka suara pun mulai gelisah,
KAMU SEDANG MEMBACA
LIFE WITH ME
RandomSuatu keadaan dimana keduanya saling terikat walaupun sepihak.