wdtt -Nine

45 4 0
                                    

We Don't Talk Together





//

Nidya membawa nampang yang berisi bubur ayam beserta air putih. Ia menaruhnya diatas nakas dan mengusap puncak kepala Sherli lembut.
Hari ini Sherli putuskan untuk tidak masuk sekolah. Suhu badannya tiba-tiba saja meningkat yang membuatnya terasa pusing.

"Sayang? Ayo bangun, sarapan dulu." Ucap Nidya pelan.

Cewek itu menggeliat kecil dan mengerjapkan mata. Ia menatap Nidya yang tersenyum menatapnya.
"Uhm—mom, kenapa belum ke kantor?" Tanya Sherli yang masih setehgah sadar.

Ia merubah posisinya menjadi duduk dan bersandar dikepala kasur dan memperhatikan Nindya yang masih mengaduk bubur. "Selesai suapin kamu baru mom ke kantor, atau mom libur dulu hari ini biar bisa jagain kamu?" Jawab Nidya dan menyuapi sesendok bubur kedalam mulut Sherli.

Sherli menggeleng dan tersenyum. Usai menelan ia mengambil segelas air putih kemudian meneguknya hingga setengah.
"Gakusah mom, kan masih ada bibi sama bang Grey." Ujarnya.

Nidya tersenyum dan mengangguk. Ia kembali menyuapi bubur ke Sherli.

Tok! Tok! Tok!

Nidya menoleh ke pintu dan ternyata ada Grey dan menghampiri mereka berdua. Dia memegang kantong plastik supermarket berisi susu pisang kesukaan Sherli. Sebelum masuk ke kamar anak gadisnya Nidya sempat menyuruh Grey untuk membeli stock susu pisang Sherli

"Beli apaan bang?" Tanya Sherli yang teralih menatap kanton plastik yang cowok itu bawa.

"Susu pisang." Jawabnya dan menaruh kantok plastik tersebut diatas nakas. Grey beralih menatap Nidya yang sudah berpakaian rapi ke kantor.
     "Sini mom biar Grey aja yang suapi Sherli. Mom siap-siap aja ke kantor." Ujarnya.

"Udah gak apa-apa sayang, kamu baring aja disamping adikmu. Biar mom yang suapi Sherli." Jawab Nidya.

Grey tetap tidak menyerah. Ia mengambil mangkuk bubur ditangan Nidya dan tersenyum. "Mom tenang aja, biar aku yang urus Sherli. Sekarang mom lanjut siap-siap gih." Ucapnya.

Nidya akhirnya mengangguk dan kembali menatap Sherli yang sudah menghabiskan setengah susu pisangnya.
"Hari ini kamu kosongin dulu jadwal kamu. Jangan kemana-mana, istirahat dulu dirumah." Ucapnya dan mengecup dahi Sherli.

Cewek itu mengangguk pelan. Nidya beralih menatap Grey. "Kamu jagain adik kamu, mom siap-siap dulu ke kantor." Ucapnya yang diberi anggukan patuh Grey. Ia keluar dari kamar Sherli dan kembali menuju lantai bawah.

Usai memastikan Nidya sudah pergi, Grey duduk ditepi kasur dan mulai menyuapi bubur ke Sherli.
"Bisa-bisanya dari kelilipan jadi demam." Candanya menatap Sherli yang lagi-lagi meminum susu pisangnya.

Sherli tidak menjawab dan memilih untuk mengabaikan candaan abangnya. Mungkin karna dia samasekali tidak istirahat dari pulang latihan panahan, jadi membuat tubuhnya drop. Lainkali soal seperti party malam dia bakal menolak duluan sebelum daddynya yang menolak.

"Dih kok bengong? Hallo, Sherli." Ucap Grey sambil melambai kedepan wajah Sherli.

Cewek itu melotot menatap Grey yang tengah khawatir karna melihat adiknya yang tiba-tiba diam.
"Jangan diem dong, akutuh takut tahu, jangan sampe kamu kerasukan setan pas ke party teman kamu." Ujarnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

We Don't Talk Together Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang