Om Taeyong ; Taesoo✅

duapuluhtujuh

Ini sudah seminggu jisoo koma,dan sama sekali tidak ada tanda tanda ia akan sadar.

"jisoo-ya kapan kamu bangun" taeyong mengelus punggung tangan jisoo

Ceklek

Seorang dokter dan suster masuk kedalam ruangan jisoo.

"nona jisoo juga belum sadar?" tanya dokter tersebut

"belum ada" jawab taeyong sambil melamun menatap jisoo

"kami ingin minta persetujuan tuan taeyong" dokter tersebut menyerahkan sebuah map kuning yang berisi

Surat persetujuan untuk melepaskan alat bantu nafas jisoo.

"i-ini maksudnya apa dok?" tanya taeyong saat melihat isi surat tersebut

"jadi begini tuan.selama seminggu nona jisoo sama sekali tidak ada perubahan dan saat ini yang saya lihat nona jisoo bisa bernafas hanya karna alat bantunya saja"

Jadi maksudnya?jisoo akan mati tanpa alat bantu itu? Tidak.taeyong tak akan membiarkan nya.

"gak dok,saya yakin ada cara lain"
Taeyong tetap tidak akan menandatangani surat tersebut

"tapi-"

"aku tidak akan menandatangani surat tersebut sampai jisoo bangun"

Dokter tersebut mengangguk pasrah lalu keluar dari ruangan jisoo

Kenapa ia tidak menandatangani surat tersebut?karna ia sangat yakin jisoo akan terbangun dan kembali padanya.ia hanya perlu bersabar sedikit lagi.

~~

Taeyong saat ini tertidur dengan posisi tidur sambil memegang tangan jisoo.

"o-om"

Ah dia pasti mimpi,taeyong yang setengah sadar langsung kembali tidur.

"o-om" jisoo mulai menggerakkan tangan yang digenggam oleh taeyong

Taeyong langsung menegakkan badannya untuk melihat kondisi jisoo.

"jisoo-ya kamu udah bangun sayang.hiks jangan tinggalin om sayang" air mata taeyong pecah

"om,sakit" jisoo merasakan sakit di daerah perutnya

Ia tau pasti ini akibat penyakit kanker  hati tersebut.

"om panggil dokter" taeyong langsung berlari mencari dokter

Saat dokter datang segera dokter memeriksa keadaan jisoo.

"tuan taeyong. Nona jisoo harus di kemo sekarang" kata dokter tersebut setelah memeriksa jisoo

"lakukan apa saja untuk kesembuhan nya" jawab taeyong dengan yakin

Dokter pun mulai melakukan kemo pertamanya,setelah selesai jisoo mengalami muntah muntah.

"keluarin aja jis" taeyong memijat leher belakang jisoo

Huweek huweekk

"udah om,jisoo pengen tidur" kata jisoo selesai muntah

"yaudah kamu tidur ya om temenin"
Pelan pelan taeyong membantu jisoo berbaring lalu menyelimutinya

~~

Jisoo terbangun dari tidurnya dan tidak mendapati taeyong di sampingnya.kemana kira kira.

Drttt drttt

Jisoo menengok kearah meja kecil di samping tempat tidur nya dan ia mendapati hp taeyong yang berbunyi, perlahan ia pun mengambil hp taeyong lalu mengangkat panggilan tersebut.

Mina is calling...

"hallo yong,hangyul sakit kamu mau kan antarin dia kedokter.dari semalam dia demam yong aku mohon sama kamu demi hangyul yong anak kita. aku gabisa bawa dia sendirian" - mina

Tutt tutt

Jisoo mematikan telfonnya.

Anak?jadi om taeyong sama mina?arghhhh kenapa sih om taeyong?

"loh jisoo kenapa nangis?" tanya taeyong yang baru saja kembali dan mendapati jisoo sedang meneteskan air mata

Jisoo menghapus air matanya lalu tersenyum.

"jisoo gapapa om,nih tadi ada telfon" jisoo menyerahkan hp taeyong

Saat mengambilnya ia melihat ada banyak notifikasi dari mina

[Line] new messange

Mina
Kamu dimana
Yong?
Yong hangyul sakit plis kerumah aku
Taeyong aku mohon
Demamnya tinggi banget
Demi anak kita yong
Aku mohon sama kamu

Mina 5 missed call

Taeyong menengok kearah jisoo, dan jisoo pun menatap taeyong.astaga taeyong belum siap dengan reaksi jisoo.

"pergi om,anak om lebih butuhin om sekarang" jisoo memegang pundak taeyong sambil menatapnya sayu

"tapi jis-" taeyong menatap khawatir kearah jisoo. Ia takut gadisnya kembali depresi

"jisoo gapapa om.om harus pergi sekarang,anak om lagi sakit" jisoo lagi lagi menyuruh taeyong untuk pergi

taeyong mengalah dan dengan berat hati pergi meninggalkan jisoo.

Awalnya ia sempat shock saat mengetahui taeyong ternyata sudah memiliki anak dari mina.tapi,jisoo sadar umur nya tidak akan lama lagi jadi tidak ada salahnya kan taeyong memulai kehidupan baru tanpa ada dirinya dan seharusnya ia turut bahagia.