Sudah berada di depan ruang osis, Renal memegang knop pintu ingin segera membukanya, tapi Za lebih dulu menghentikannya.
"Mm, ka.."
"Kenapa?" Renal menghentikan tangannya yang sudah hendak mendorong knop pintu.
"Mm, kita bisa ngerjainnya ditempat lain gak?"
"Kenapa?" Renal mengernyitkan dahinya bingung, menatap Za yang memilin kedua jarinya dengan wajah gugup.
"Tenang aja, didalam gak ada siapa-siapa kok. Yang lain lagi pada masih istirahat." Renal tersenyum, mengerti akan ketakutan Za.
Barulah dengan ragu Za mengikuti Renal masuk kedalam ruang osis, dan benar saja didalam memang tak ada siapa-siapa, membuat Za menghembuskan nafasnya lega.
"Duduk aja disini." Za mengikuti, duduk dengan sebuah tumpukan berkas dan sebuah komputer yang menampilkan data-data siswa baru dihadapannya. Sementara Renal menarik kursi lain mendekat disampingnya.
Ah, kenapa Za jadi sedikit gugup?
Renal menjelaskan pada Za dengan pelan, sementara Za mencoba mendengarkan dengan fokus.
Hingga seseorang dari luar membuka pintu dan masuk kedalam, membuat Za menegang ketika menyadari itu adalah senior perempuan yang kemarin menatapnya dengan tajam.
"Heh, ketos! Lo dipanggil yang lain! Gak ikut gabung?" Ucapnya sarkas dengan nada tinggi.
"Ck, pantas aja gak mau ikut gabung, taunya disini lagi sama cewek, cih!" Wajahnya geram karena tak ditanggapi.
Kesal tak ada yang menanggapinya, ia berjalan kemudian duduk disalah satu kursi.
Senior perempuan yang Za tak tau namanya itu adalah senior perempuan kemarin yang menatapnya dengan tajam, dan lihat sekarang saja dia juga menatap kearah Za dengan tatapan tajam, membuat Za tak berani sedikit pun melihat kearahnya.
"Paham gak?" Tanya Renal setelah menjelaskan pada Za dan Za menganggukkan kepalanya mengerti.
"Yaudah, kalo gitu gue beli minum dulu keluar ya."
"Dan jangan tanggapin dia, anggap aja gak ada siapa-siapa." Ucap Renal pelan pada Za yang hanya menganggukkan kepalanya mengiyakan.
Renal berdiri, melangkahkan kakinya mendekati pintu, tapi langkah kakinya berhenti ketika berada didekat senior perempuan itu yang sedari tadi masih menatap kearah Za dengan tajam.
"Jangan ganggu dia!" Ucap Renal tajam pada senior perempuan itu yang hanya berdecih dan mengalihkan pandangannya kelayar ponsel yang ada digenggamannya, dan Renal kembali melangkahkan kakinya pergi.
S
epeninggal Renal pergi, hanya ada Za dan senior perempuan itu di dalam ruangan.
Za dapat merasakan jika senior perempuan itu kembali melihat kearahnya dengan tajam, Za gugup tak berani melihat kearahnya, hanya fokus ingin segera menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat dan pergi dari sini.
Beberapa menit Renal masih belum juga kembali dan Za merasa sangat tak nyaman berada disini.
Dengan takut dan ragu Za melirik kearahnya pelan, dan benar saja dia masih menatap tajam kearah Za hingga kemudian tersenyum menyeringai, berdiri, dan berjalan mendekat kearah Za, membuat Za menegang ditempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZRA & ZA
Teen FictionSlow Update. ____ Ini adalah sebuah kisah tentang dua orang sahabat Zra dan Za. Adzra Davernant yang biasa dipanggil Zra, dengan segala sifatnya yang selalu kesal ketika Za selalu mengganggunya, tapi tidak ada yang tau jika jauh di dalam dirin...