Za merubah raut wajahnya menjadi ceria, berlari-lari kecil menghampiri Zra yang menunggunya diparkiran sekolah.
"Oy anaknya tante Mar, yuhuu." Teriak Za cempreng, dan Zra hanya menatap kearah Za malas diatas motornya.
"Kuy lah pulang, Za udah laper nih."
"Eh tapi entar berhenti dipinggir jalan yang biasanya banyak orang jualan itu ya Zra, Za pengen beli anak ayam warna warni."
"Pengennya sih Za beli marmut, tapi takutnya nanti tewas kayak Justin lagi." Cerocos Za semangat, tapi melihat Zra yang tak bergeming membuat Za menjadi sedikit terheran.
Za mengikuti arah pandangan mata Zra yang tertuju pada dadanya?!
"Huaa Zra mesum!" Teriak Za dengan cepat menutupi dadanya dengan kedua tangannya.
Zra mendengus, mengalihkan matanya menatap Za.
"Kenapa basah?"
"Hah, oh itu tadi ketumpahan minum Za." Kilah Za berbohong, karena sebenarnya itu adalah bekas siraman dari Renata tadi yang mengenai bajunya dibagian dada.
Sial ternyata Zra menyadarinya, padahal Za sudah berusaha menghilangkannya selama mengurung dirinya didalam toilet hingga jam pelajaran terakhir berakhir tadi.
Ya, sejak kejadian saat jam istirahat di kantin tadi, Za mengurung dirinya didalam toilet menenangkan dirinya sendiri dan berusaha menghilangkan noda jus jeruk dibajunya, yang sialnya bukan menghilang ia malah membuat bajunya semakin bertambah basah.
Tidak, Za tidak bolos hingga jam pelajaran terakhir berakhir. Karena beruntungnya disaat seperti itu Mei ternyata cukup bisa diandalkan.
"Yakin lo?" Tanya Zra menatapnya curiga.
Za gelagapan, ia tau berbohong pada Zra bukanlah perkara hal yang mudah.
"Yaudah kalo Zra nggak percaya."
"Ayo ah pulang Zra, Za udah laper." Ujar Za mengambil helm dimotor Zra, memakainya kemudian naik dibelakang motor Zra cepat.
Dan Zra menghembuskan nafasnya pasrah, ia membuka tasnya mengambil jaket miliknya, kemudian berbalik memasangkan jaketnya pada Za terbalik dari depan tubuh Za.
"Jangan dilepas." Ucap Zra ketus, berbalik kemudian menghidupkan dan menjalankan motornya.
Beruntung, untung saat ini Zra akan mencoba percaya.
___
Pukul sepuluh lewat lima belas malam, sudah sangat melebihi batas jam tidur Za.
Tapi sekarang Za belum juga memejamkan matanya. Ia tidak bisa tidur.
Kepalanya terasa berdengung ketika bayangan dirinya dimasa lalu berkilas berputar. Ia takut, apa yang ia alami dimasa lalu kembali berulang dan sekarang kembali dengan orang yang sama.
Za ingin sekali menghilangkan apa yang ia pikirkan didalam kepalanya sekarang. Tapi tak bisa ketika kepalanya terus saja memikirkan perkataan Renata didalam kepalanya yang seolah terus berulang.
Ia tak tau mengapa hingga sekarang Renata membencinya, bahkan semakin membencinya.
Za juga tak percaya mengapa Renata masih saja tetap sama, ia kira Renata tak lagi sama ketika sudah di SMA dan apalagi sekarang menjadi salah satu anggota osis, bagaimana bisa?
Renata masih tetap sama seperti dulu, suka menindas dan membully orang yang ia benci, karena yang ia inginkan tak bisa ia miliki.
Za membalik-balikkan tubuhnya gusar kekanan dan kekiri, menghembuskan nafasnya kasar kemudian berbaring terlentang menatap langit-langit kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZRA & ZA
Teen FictionSlow Update. ____ Ini adalah sebuah kisah tentang dua orang sahabat Zra dan Za. Adzra Davernant yang biasa dipanggil Zra, dengan segala sifatnya yang selalu kesal ketika Za selalu mengganggunya, tapi tidak ada yang tau jika jauh di dalam dirin...