Morning Routine

1.7K 69 6
                                    

Suara kicauan burung sudah terdengar di pagi hari. Cahaya matahari pun sudah menembus dibalik tirai. Terdengar suara alarm sejak tadi yang tidak kunjung mati. Namun akhirnya tangan sang pemilik handphone berusaha menggapai handphonenya untuk mematikan alarm. Meskipun masih dengan mata terpejam. Alarm itu berhenti bersuara. Pemuda yang masih terbaring di kasurnya itu mencoba membuka matanya perlahan. Sesekali matanya menutup kembali. Cahaya matahari yang masuk membuat silau matanya. Setelah matanya terbuka sempurna, ia mencoba melihat jam dinding yang terpasang tepat di atas pintu masuk kamarnya. Jamnya menunjukan pukul 7. Setelah sadar bahwa saat ini telah pukul 7, pemuda itu pun terkaget dan langsung berupanya bangun dari posisi tidurnya. Lalu menyibakkan selimut yang tadi menutupi kakinya. Terlihat kaki yang putih dan kurus tak bergerak memakai kaus kaki warna biru. Setelah posisi duduknya sempurna, lalu dia menggeser badannya dengan bertumpu pada tangannya ke tepi kasur. Kaki kanannya dia pindahkan oleh tangannya dari kasur sehingga menyentuh lantai kemudian dia lakukan lagi hal yg sama kepada kaki kirinya. Setelah kedua kakinya berada di posisi menyentuh lantai lalu dia berusaha menggapai kursi roda yang terletak di samping kasurnya.

Ya...pemuda bernama Seungri itu lumpuh dari pinggang ke bawah sejak dia berumur 9 tahun. Kecelakaan 10 tahun yang lalu membuatnya tidak bisa berjalan lagi. Kecelakaan yang juga merengut nyawa kedua orang tuanya. Kejadian yang seumur hidupnya tidak akan pernah dia lupakan.

Setelah dia berhasil memindahkan badannya dari kasur ke kursi roda lalu dia membuka kaus kaki yang masih terpasang di kakinya. Setelah selesai lalu dia meletakkan kembali kakinya di sandaran kursi rodanya. Sesekali dia menarik nafas panjang. Pekerjaan ringan seperti ini pun memerlukan waktu yang tidak sebentar dan menguras tenaganya. Setelah itu ia mengayuh kursi rodanya menuju kamar mandi. Kamar mandi yang cukup luas dan disesuaikan dengan kondisinya yang sangat membantu rutinitas di pagi harinya. Dia mulai menggosok giginya dan sesekali dia melihat cermin besar yang terpasang di sebelah pintu masuk kamar mandinya. Terlihat tubuhnya yang duduk di kursi roda dan kaki tidak bergunanya yang hanya tinggal tulang. Ya, selama 10 tahun kakinya sudah tidak dapat digerakkan lagi sehingga kakinya mengecil hanya terbalut kulit. Dia mengalihkan pandangannya ke arah lain, karena melihat kakinya hanya akan membuatnya sedih dan mengingat kejadian 10 tahun yg lalu.

Setelah selesai mandi masih memakai handuknya lalu dia keluar dari kamar mandi menuju lemari bajunya. Tantangan selanjutnya adalah memakai baju. Bajunya telah disiapkan oleh maidnya tergantung di lemari pakaiannya dan dengan mudah dia menggapainya. Lalu dia menuju ke kasur untuk memakai bajunya itu. Memakai baju sambil berbaring di kasur memudahkan dia, dibandingkan dengan memakai sambil duduk di kursi roda. Ya, dia harus menghemat waktunya karena sekarang dia hampir terlambat kuliah. Setelah selesai memakai baju, lalu dia kembali memindahkan badannya lagi ke kursi roda. Dilanjutkan dengan menyisir rambutnya dan memakai parfum. Setelah itu sebentar dia melihat ke cermin besar di sebelah lemari bajunya. "Perfect" batinnya sambil tersenyum. Sembari mengayuh kursi rodanya menuju pintu, dia mengambil tasnya yg tersimpan diatas meja tulisnya lalu disimpan di pangkuannya. Namun tiba2 dia berbalik lagi menuju kasurnya. Handphone kesayangannya terlupakan. Setelah dirasa tidak ada yang terlupakan lagi, dia mengayuh kursi rodanya keluar dari kamarnya menuju ruang makan.

Di ruang makan terlihat pemuda berpakaian jas lengkap dengan dasinya sedang menikmati kopi sambil membaca koran. Sesekali dia melihat jam tangannya. Namun akhirnya bibirnya tersenyum melihat orang yang ditunggunya datang.

"Selamat pagi hyung....." sapa Seungri kepada hyungnya dengan ceria. Seungri lalu menyimpan tasnya di kursi meja makan. Mengambil setangkup roti dan selai.

"Ri.....aku menunggumu dari tadi...aku kira belum bangun...." pemuda berjas itu berkata sambil tetap menikmati kopinya.

"Iya hyung aku kesiangan....tadi malam aku dan Daesung  hyung mengerjakan tugas sampai larut malam" Seungri berkata sambil mengunyah rotinya.

"Ya sudah....selesaikan dulu sarapanmu..."

Pemuda berjas itu adalah Jiyong, kakak dari Seungri. Dia adalah direktur dari perusahaan otomotif terbesar di Seoul. Semenjak orang tuanya meninggal, dialah yang meneruskan bisnis orang tuanya. Orang tua mereka adalah salah satu orang terkaya di Seoul dan terpandang. Maka dari itu sejak remaja dia telah menjabat sebagai direktur demi kelangsungan perusahaannya.

"Hyung...ayo kita berangkat...." terlihat Seungri sedang menghabiskan susunya. "Aku hampir terlambat"

Jiyong pun menyimpan korannya di meja lalu berdiri membereskan jasnya.

"Ayo.....jangan sampai ada yang ketinggalan" Jiyong pun mengambil tas dan handphonenya. Lalu menghampiri adiknya itu dan mendorong kursi rodanya.

"Terima kasih hyung....sini aku bawakan tas hyung"  Seungri pun tersenyum sambil menyimpan tasnya di pangkuannya. Baru sebentar mendorong, tiba2 Jiyong  berhenti.

"Ri....kamu melupakan sesuatu"

Jiyong berjalan ke belakang menuju rak sepatu. Lalu mengambil sepatu casual yang warnanya cocok dengan baju yg dipakai adiknya. Melihat kakaknya membawa sepatu, Seungri pun tertawa.

"Ooo iya hyung...aku kelupaan lagi..." Seungri tertawa sambil menepuk jidatnya."Aku sampai lupa kalau aku masih punya kaki" ucap Seungri sambil tertawa. Jiyong pun berjongkok di depan kaki Seungri. Lalu mulai memasangkan kaus kaki ke kaki adiknya.

"Ri....kakimu dingin sekali. Pulang kuliah nanti sempatkan untuk dipijat ya. Nanti aku titip pesan ke bibi Kim" Jiyong berkata sambil meneruskan memakaikan sepatu ke kaki adiknya itu.

"Oke hyung...." Seungri hanya mengangguk dan tersenyum.

"Beres...ayo kita berangkat..." Jiyong pun mendorong lagi kursi roda adiknya menuju mobil. Sesampainya di pintu mobil, Jiyong mengangkat adiknya dari kursi rodanya secara bridal style dipindahkan ke kursi di mobil. Supir nya pun membantunya menyimpan kursi roda Seungri di bagasi.

Itulah rutinitas pagi kedua adik kakak tersebut. Jiyong selalu mengantarkan adiknya ke kampus setiap pagi sebelum menuju kantor. Dan memastikan adiknya dalam keadaan baik-baik saja. Semenjak kecelakaan yang menimpa adiknya, Jiyong menjadi lebih protektif. Dia ingat ketika masa2 Seungri down dengan kondisinya yang lumpuh. Jiyonglah penyemangat hidup Seungri sehingga Seungri bisa kembali seperti semula meskipun dengan kaki yang lumpuh. Seungri pun sekarang sudah menerima kondisi kakinya apa adanya dalam menjalani hidupnya. Meskipun sekarang dia tidak bisa berjalan lagi dan harus duduk di kursi roda, bukan berarti dia tidak bisa berprestasi dan menikmati hidupnya. Dia bergaul dengan teman2nya seperti biasa dan melakukan hal2 yang dilakukan remaja pada umumnya bersama sahabatnya Daesung yang selalu setia menemaninya. Namun Seungri yang menderita cedera tulang belakang yang mengakibatkan dia lumpuh, tetap harus dijaga kesehatannya. Karena kondisi tubuhnya pun akan berbeda dengan orang yang normal. Seperti, tubuhnya tidak bisa menyesuaikan suhu di sekitarnya dengan normal. Oleh karena itu, seringkali dia merasa kedinginan atau kepanasan meskipun di suhu normal. Hal itu mengakibatkan Seungri mudah sakit seperti flu, batuk atau demam. Selain itu juga Seungri akan selalu bergantung kepada obat2an pereda rasa sakit. Meskipun dia sudah tidak bisa merasakan apapun di kakinya, rasa sakit akan tiba2 menyerang kakinya pada keadaan tertentu dan itu akan membuatnya tersiksa. Itulah kenapa di tas Seungri selalu tersedia obat2an tersebut. Namun semua itu dia jalani dengan happy, selama ada Jiyong disampingnya.

Our WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang