Seungri terbangun di pagi hari setelah mendengar perbincangan hyungnya di telpon. Dia mencoba melepaskan oxygen mask di mukanya dengan perlahan. Badannya masih terasa lemas. Mengangkat tangannya pun terasa berat sekali. Setelah berhasil membuka oxygen masknya, Seungri coba mengingat2 kejadian terakhirnya. Dia ingat kejadian terakhir ketika sedang makan malam dan tangannya tiba2 bergetar. Hyungnya terlihat sangat panik waktu itu. Setelah itu dia tidak ingat lagi kejadian selanjutnya. Seungri memejamkan matanya ketika mengingat hal itu. Pasti hyungnya sangat khawatir. Seungri menarik nafas dalam2. Dia selalu membuat hyungnya khawatir dengan kondisinya.
Jiyong menghampiri Seungri setelah selesai menelpon Youngbae. Dia mengabarkan kalau hari ini dia tidak biasa masuk kerja. Padahal Youngbae mengingatkan kalau hari ini ada meeting dengan klien. Klien yang sangat penting untuk perusahaannya. Jiyong tetap pada keputusannya dan menyerahkan urusan meeting tersebut kepada Youngbae.
"Ri....kau sudah bangun?" Jiyong melihat Seungri sudah membuka matanya. Lalu menghampiri adiknya itu.
"Hyung.....maafkan....." Seungri berkata pelan.
"Untuk apa?" Jiyong lalu duduk disamping adiknya.
"Aku selalu merepotkanmu......selalu membuatmu khawatir..."
"Hhhmmm....aku sudah terbiasa dengan ini semua Ri....sudah berapa kali kau mengalami seperti ini bukan? Jadi jangan berfikir ini merepotkan aku...."
"Tapi tetap saja hyung.....aku selalu teringat wajah panikmu....." Seungri terlihat sedih.
"Sudah....jangan terlalu banyak berfikir yang macam2...." Jiyong menggenggam tangan Seungri. "Bagaimana kondisimu hari ini Ri? Apakah masih ada yg sakit?"
Seungri mencoba menggerakan badannya perlahan. Punggungnya masih terasa sakit tapi tidak sesakit kemarin. Namun ketika dia mencoba merubah posisi badannya ke sebelah kanan, tiba-tiba punggungnya sakit sekali sampai terasa ke kaki.
"Aaawww....." Seungri meringis perlahan. Jiyong lalu membantu Seungri untuk kembali ke posisi semula.
"Ri....lebam dipunggungmu kau dapat dari mana?" Jiyong bertanya kepada Seungri ketika melihat adiknya meringis kesakitan.
"Hyung tahu?" Seungri kaget mendengar pertanyaan kakaknya itu.
"Sebelum aku menanyakan kepada Daesung, lebih baik kau bercerita langsung kepadaku..."
"Aahh..itu hyung...aku jatuh dari kursi roda di kamar mandi di kampus....sepertinya lantainya licin...."
"Apa?????"
"Aku memang ceroboh hyung....maafkan aku...."Seungri terpaksa berbohong kepada kakaknya. Toh ini untuk kebaikan semua. Dia teringat ketika dia terjatuh di perpustakaan dikarenakan roda kursi rodanya terselip diantara lantai kayu. Kakaknya itu langsung marah besar dan menyalahkan semua orang. Termasuk Daesung yang dianggap tidak becus menjaga Seungri. Bahkan Jiyong sampai mengganti lantai perpustakaan dengan lantai yang baru. Itu membuat Seungri malu karena merepotkan semua orang. Sekarang ini pun dia tidak mau hal yang sama terulang kembali. Cukup hanya dia dan Bobby saja yang tau. Karena Seungri yakin Bobby pun tidak akan menceritakan kepada siapa2 tentang kejadian kemarin.
"Ri.....apa aku perlu mengganti lantai kamar mandi di kampusmu?' tanya Jiyong serius.
"Ja..jangan..hyung...tidak usah....mungkin kemaren hanya kebetulan saja lantainya licin. Lain kali aku akan lebih berhati-hati lagi hyung" Seungri tersenyum berharap hyungnya itu mengurungkan niatnya.
"Baiklah....tapi kalau terjadi sesuatu lagi padamu....aku tidak akan memperbolehkanmu kuliah lagi" Jiyong berkata sambil mencubit hidung adiknya gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our World
FanfictionKeterbatasan Seungri membuat Jiyong menjadi kakak yang overprotektif. Namun buat Seungri, Jiyong adalah penyemangat hidupnya. Tanpa Jiyong, tidak mungkin dia akan bisa menjalani hidupnya. Begitupun dengan Jiyong, Seungrilah tujuan hidupnya selama in...